3

24.2K 1.8K 45
                                    

Zayyan terbangun dari tidurnya mendengar ketukan pintu. Ia menghembuskan napas kasar. "Mengganggu saja." Zayyan tidak berniat membuka.

Ketukkan pintu itu kembali terdengar. Zayyan mengambil posisi duduk dengan wajah kusut. Siapa yang mengganggunya di tengah malam ini?!

"Sing?"

Zayyan memasang wajah bodohnya membuat Sing tertawa di depan pintu.

"Kenapa kau ke sini?"

"Kasurku basah karena bocor." Zayyan sadar ketika langit sedang bergemuruh menurunkan hujan.

"Lalu?" tanyanya sambil menguap.

Sing melangkah maju, membuat Zayyan mundur. "Apa aku boleh menumpang di sini? Setahuku kau tidak punya teman sekamar."

"Tidak! Aku tidur berisik."

"Tidak masalah." Sing mendorong Zayyan pelan dan tanpa sopannya merebahkan tubuh di kasur sebelah.

Zayyan melotot. "Hei!" Pintu tertutup dan terkunci sendirinya. Zayyan yakin ulah penyihir tak tahu diri itu.

"Sing, aku belum mengijinkanmu!" Zayyan menarik lengan kekar Sing, mencoba menyeret lelaki itu.

"Berat sekali!" batin Zayyan berteriak.

Sing tersenyum tipis, matanya terpejam. Ia biarkan Zayyan yang berusaha mengusirnya.

"Kita tidak seakrab itu untuk tidur sekamar!"

Sing membuka mata, kemudian menarik Zayyan hingga lelaki itu jatuh menimpa tubuh Sing yang sedang terlentang.

"Ini baru sekamar, bagaimana jika satu kasur, hm?"

Zayyan melotot. Wajahnya tepat di dada Sing yang berbalut baju tipis. "Kau gila!" Zayyan tak bisa bergerak karena Sing yang memeluk pinggangnya.

Zayyan panik. Ia meronta dengan cukup kuat sampai menggigit apapun yang berada di depan wajahnya.

Sing meringis ketika merasa Zayyan menggigit putingnya. Ia melepaskan Zayyan yang menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Kau harus bertanggung jawab karena mengigitku." Sing menyingkap bajunya, menunjunjukkan bekas gigitan itu.

Zayyan melotot tak terima. "Kau duluan!"

Sing berdiri, melangkah maju menuju Zayyan yang malah melangkah mundur hingga tidak sadar di belakangnya ada lemari. Zayyan terhimpit yang membuatnya bertambah panik.

"Apa yang kau lakukan?!"

Sing mengukung Zayyan diantara lengan berotot miliknya. Wajah Zayyan kecil sekali menurut Sing. Untuk ukuran seorang lelaki, Zayyan sangat kecil dan juga cantik.

"Apa kau punya kekuatan cahaya putih?"

Zayyan terlonjak kaget. Matanya berkedip beberapa kali. "Tidak."

"Aku merasa tenang bersamamu, seperti yang kurasakan saat bersama Cassie. Tidak, ini lebih kuat dari punya Cassie."

Zayyan mencerna kalimat Sing, apa karena hal itu yang membuat Sing terobsesi dengan Cassie?

"Aku tidak punya hal yang kau maksud, menyingkirlah!"

Sing masih diposisinya, tak bergerak sama sekali ketika Zayyan mendorong dada bidang itu.

Zayyan mulai takut. "Menyingkirlah, Sing! Aku masih normal."

"Aku akan pergi jika kau mengijinkanku untuk tidur di sini malam ini."

Zayyan berdecak. Ia terpaksa mengangguk.

Sing kembali berjalan ke kasurnya dengan senyum yang mengembang. Zayyan tak habis pikir dengan lelaki itu. Bagaimana ia tahu Jayan punya kekuatan cahaya putih?

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now