4

25.5K 1.7K 51
                                    

Zayyan menghadang Cassie yang mencoba menghindar darinya. Sekarang ia sedang berada di depan asrama putri. Benar dugaan Zayyan, Cassie marah padanya.

"Cassie kenapa kau marah padaku?"

Cassie menatap tidak percaya Zayyan. Setelah apa yang dilakukannya tadi pagi, dia masih tetap bisa bertanya?

"Enyahlah!"

Zayyan menahan pukulan Cassie di dadanya. Tak peduli Cassie yang memberontak, Zayyan tetap bersikukuh memegang lengan perempuan itu.

"Cassie, bukankah kita sudah berteman sejak kecil? Aku sudah salah karena menaruh perasaan berlebih padamu, sekarang aku tidak lagi seperti itu. Bukankah, harusnya kau senang? Persahabatan kita tidak akan rusak."

Ya, Cassie juga setuju dengan itu. Tetapi, entah mengapa hatinya terasa sakit.

"Tapi kau sudah tidak lagi memperhatikanku seperti dulu."

Zayyan terkesiap. "Aku minta maaf. Aku banyak pikiran karena Ayahku," kilahnya.

Cassie diam, mencoba percaya dengan perkataan Jayan. "Kau mau apa ke sini?"

"Besok festival, kau tidak lupa? Aku ingin pergi denganmu."

"Baiklah. Jemput aku di sini."

Zayyan tersenyum manis, melambaikan tangannya mengantar teman perempuannya itu hingga tidak terlihat oleh pandangan. Di detik itu juga senyumnya menghilang. Baiklah, ia akan bersandiwara hanya untuk besok. Menjadi teman yang baik dan perhatian.

***

Akademi diliburkan khusus hari ini untuk menyambut berkah panen besar. Tidak hanya rakyat yang berpesta, para bangsawan di istana kekaisaran juga menggelar pesta yang meriah.

Padahal Viscount Lefan menyuruh Jayan untuk pulang agar ikut pesta kekaisaran. Namun, Zayyan takut. Mendengar pesta kekaisaran saja sudah membuatnya tercekik, apalagi pergi ke sana.

Zayyan pergi dengan Cassie yang masih merengut. "Bukan urusanku." Zayyan hanya memenuhi janjinya pada Sing. Hah! mengingat namanya saja sudah membuat Zayyan emosi.

"Jayan, aku mau itu."

Zayyan mengikuti arah pandang Cassie, di sana ada berbagai macam makanan yang memang menarik mata untuk dibeli.

"Ayo!" Zayyan meraih tangan Cassie, membayar apa saja yang Cassie inginkan.

Di tengah asiknya mereka menikmati makanan itu, Cassie segera berlindung ketika melihat Sing yang sedang berjalan mendekat.

Zayyan bolak-balik memperhatikan wajah keduanya. Sepertinya misinya sekarang sudah selesai. "Cassie, aku harus membeli minuman dulu, kau haus bukan?" Zayyan pergi duluan tanpa menunggu persetujuan Cassie.

Zayyan tertawa kecil. Baiklah, ke mana ia harus pergi. Zayyan berhenti di tempat orang yang menjual berbagai macam topeng. Ia tiba-tiba menginginkannya.

Pilihannya jatuh kepada topeng berwarna merah itu, ia memakainya dan berjalan dengan bebas, merasa bahwa tidak ada yang dapat mengenalinya.

Zayyan berhenti melihat sebuah teater, ia duduk di tempat yang sudah disediakan. Sambil memakan manisan buah di tangannya, ia tidak menyadari seorang lelaki dengan topeng birunya ikut duduk di sebelah.

"Seru sekali, ya?"

Zayyan mengangguk menyetujui. "Benar." Detik berikutnya ia tersadar dan menoleh dengan cepat.

"Siapa kau?!"

Ah, lesung pipi itu. Karena topeng yang ia kenakan hanya sebatas mata, Zayyan sudah mengetahui siapa dia.

Jayan or Zayyan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang