⋆˚。⋆୨୧˚Spesial Chapter˚୨୧⋆。˚⋆

4.7K 278 62
                                    

Toko bunganya sangat ramai pembeli. Setiap hari Zayyan kewalahan dengan pesanan yang melimpah.

Kertas tertempel di kaca depan tokonya sanggup menggaet orang-orang yang mencari pekerjaan.

Karyawannya dua lelaki tampan yang punya aroma tubuh lavender menenangkan. Toko kecil sederhana itu mampu memberikan kehidupan mewah untuknya.

Lupakan. Itu semua hanya angan-angan dari seorang lelaki dengan baju longgarnya sekarang. Lamunan indah itu buyar seketika. Klakson mobil serta bunyi berisik di depan tokonya membuat wajah lelaki itu memerah.

"Apa sudah tidak ada lagi tempat kalian bertabrakan?! Tabrakan mobil bututmu di toko sebelah sana!"

"Apa?! Mobil butut?! Tokomu itu sudah reyot! Harusnya digusur saja!"

Zayyan melotot. "Brengsek?! Apa katamu?!" Lelaki itu menggulung lengan bajunya, berancang-ancang mendekati pria setengah baya yang rambutnya seperti gerhana matahari.

"Tidak heran rambutmu saja tidak betah dikepalamu yang kopong itu!"

"Apa?! Rambutmu seperti brokoli busuk!"

Orang-orang di sekitar saling pandang. Yang tadinya ribut akibat tabrak lari sekarang jalanan itu menjadi rusuh perihal rambut.

Zayyan hampir menerjang pria itu, namun seseorang memeluk tubuhnya dari belakang menghentikan.

Lelaki itu menendang-nendang udara, mengabaikan sendal jepit kuningnya terbang melewati kepala pria yang juga sedang ditahan beberapa warga.

"Awas saja kau! Dasar gerhana!"

Zayyan diseret sampai kembali masuk ke dalam tokonya. Apron lelaki itu entah sejak kapan melorot sampai kaki.

"Tidak! Apron keberuntunganku!" Tali apron yang mengalung di lehernya telah putus.

"Maafkan aku! Sepertinya aku menarikmu cukup kuat." Ia merasa bersalah. Padahal niatnya hanya ingin menghentikan pertikaian pemilik toko bunga itu.

"Bukan cukup kuat, tapi sangat kuat!" Zayyan menjawab dengan wajah garangnya. "ganti rugi." Ia menengadahkan telapak tangan.

Zayyan memperhatikan lelaki tinggi besar itu. T-shirt hitam yang membalut otot bisepnya membuat Zayyan melotot. Rambut pirang sedikit berantakan mampu membuat hatinya juga berantakan.

Oh, tidak. Lelaki ini tipenya.

Alisnya terangkat melihat manusia pendek itu tiba-tiba tersenyum manis. Tak lupa mengesampingkan poninya ke belakang telinga.

"Tidak apa-apa. Lupakan apron tua itu. Aku bisa membelinya lagi, atau ...." Jayan melangkah mendekat, mengedipkan sebelah mata hingga lelaki itu terkejut bukan main. "kau mau menemaniku membelinya?"

Zayyan terkekeh melihat lelaki itu tersedak salivanya sendiri. Pesonanya memang bukan main.

"Siapa namamu? Kenalkan, aku Zayyan."

"Mak Chun Sing." Lelaki itu membalas jabatan tangan. Sedikit heran karena tangan Zayyan sangat lembut. Tidak punya kapalan.

"Apa? Mac and cheese?"

Zayyan tersenyum lebar. Mulut itu bisa saja sampai ke cuping telinga. "Keren sekali. Sangat macho." Zayyan berbisik, membuat Sing menggaruk tengkuknya.

Hampir Zayyan ingin melanjutkan langkah pendekatan, lonceng pintu masuk toko berbunyi.

Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda tiba-tiba saja memeluk mesra lengan besar incaran Zayyan.

"Sayang, kenapa kau lama sekali? Apa kau membeli bunga dengan kebunnya?"

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now