22

7.5K 588 113
                                    

Zayyan mengedipkan mata menyesuaikan rentetan cahaya yang memaksa masuk. Ia melotot melihat matahari yang sudah terbit dengan langit biru cerah.

"Apa? Ini sudah siang?!"

Sing tergelak melihat mata lelaki itu membulat sempurna. "Ini ruang waktuku. Semua yang kau lihat di sini adalah ilusi yang kubuat."

Sing menjentikkan jari, secara ajaib langit itu berubah menjadi gelap dan menampilkan banyak bintang seperti pemandangan luar angkasa yang pernah Zayyan lihat di buku.

Zayyan membekap mulutnya merasa takjub. Menatap Sing dengan tatapan kagum membuat lelaki itu salah tingkah.

"Kau orang paling hebat yang pernah kukenal, Sing!"

"Ini biasa saja." Sing mengusap hidungnya dengan rasa percaya diri tinggi.

Zayyan berputar, kepalanya menengadah melihat pemandangan yang benar-benar memanjakan mata.

Sing tersenyum puas. Menarik Jayan perlahan untuk menengok hal lain. Zayyan lagi-lagi menganga tak percaya melihat ada sebuah mansion dengan ukuran besar di tempat ini.

Lelaki itu berlari, sepatunya menginjak bebatuan yang ia yakini adalah permata karena berkilauan.

"Kenapa kau membuat tempat sehebat ini?" Zayyan masih berjalan menyusuri lorong. Sing yang di belakang berusaha menyamakan langkah mereka.

"Ini tempat tinggalku dulu saat kabur dari mansion Edmore. Sejak kecil aku mengembangkan sihir di sini, hingga semuanya sebesar sekarang."

Zayyan mengangguk paham. Nasibnya tidak berbeda jauh dari Sing. Mereka sama-sama harus berjuang sendiri di tengah kejamnya sebuah keluarga. Zayyan mengangkat bahu. Apakah pantas disebut keluarga?

Sing merasakan usapan lembut di lengannya. Ia menoleh melihat Jayan yang wajahnya sendu.

"Sekarang tidak apa-apa." Sing merangkul pinggang lelaki itu. "karena sudah memilikimu, aku sudah tidak memikirkan hal lain."

Zayyan diam melamun. Langkah kakinya tidak seantusias tadi. Sing yang melihat itu segera meletakkan lengan satunya di belakang lutut lelaki itu.

"Sing!" Zayyan kaget setengah mati. Lelaki itu menggendongnya dengan posisi memalukan.

"Turunkan aku!"

Sing membuat tubuh kecil tidak berdaya melawannya. Jayan memberontak tanpa ada hasil jika bersama Sing.

Jayan ia dudukkan di sebuah meja makan besar. Mengambil buah anggur yang ada di sana dan menyuapkan ke bibir yang mencebik kesal.

"Apa ini juga ilusi?" Zayyan mengunyahnya sedikit kesulitan karena ukuran buah lumayan besar. "rasanya sangat manis."

Sing tersenyum. Melihat sela bibir Jayan yang mengalirkan sari anggur membuatnya memajukan wajah.

Zayyan melotot ketika Sing menjilat sisi bibirnya. "Hei!"

Sing masih pada posisinya, memandangi bibir ranum yang terus menjadi pusat perhatian lelaki itu.

"Aku ingin menciummu sampai kau melenguh di bawahku."

Wajah Zayyan memanas. Apa lelaki di depannya ini tidak punya rasa malu? Dia mengatakan kalimat erotis dengan santainya.

Sing kembali memajukan wajah, mengecup bibir manis dengan perisa anggur yang memenuhi indra pengecapnya.

Zayyan terbuai, gerakan lembut yang menguasai permainan lidah membuatnya seperti melayang.

Lelaki itu menutup mata, membiarkan Sing melakukan semaunya.

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now