bab03

163 11 1
                                    

Setelah menemani Ken di rumasakit selama 2 hari Pete ingin pulang sebentar di antar oleh adik nya puttha.

"Biar aku membantu phi berjalan"
Ucap puttha pada Pete di tuntun nya Pete menuju lantai dua tempat dimana Pete merasa aman.

Tapi baru saja menaiki tangga pertama mama nya datang.

"Biarkan saja Pete jalan sendiri sayang, kau repot-repot sekali membantunya segala"
Ucapan mama nya sangat tajam.

"Lepas puttha aku bisa naik sendiri"
Ucap Pete melepaskan pegangan tangan puttha.

"Apa tidak apa-apa phi"
Tanya nya kawatir.

"Phi baik-baik saja, pergilah ke kamar mu kau pasti lelah"
Ucap Pete pada adiknya.

Setelah kepergian Pete ke kamar nya puttha menghampiri mamanya yang sedang duduk di ruang tv.

"Ma kenapa mama sangat berbeda memperlakukan ku dan phi Pete"
Ucap puttha bertanya.

"Kenapa kau mau membela anak itu juga seperti Ken"
Ucap mama nya marah.

"Tidak ma, tapi kenapa mama melakukan nya pada phi Pete bukan kah dia sama anak mama"
Ucap puttha marah

"Dia memang anak mama tapi dia itu pembawa sial puttha dia sangat menjijikan"
Ucap mama nya lagi.

"Apa maksud mama"
Tanya puttha penasaran

"Dia memiliki rahim di perutnya, bagai mana kalau orang-orang tau mereka akan memandak kita jijik karna ada kelainan di tubuh Pete"
Ucap mama nya menjelaskan

"Tapi itu bukan kesalahan phi Pete ma"
Bela puttha lagi.

"Sudahlah puttha masuk ke kamar mu sana mama pusing harus berdebat dengan mu"
Ucap mama nya sambil meninggalkan puttha.

Di sisi lain..

"Khun ken bagai mana keadaan kepala mu apa masih pusing"
Ucap dokter off

"Sudah tidak dok"
Ucap Ken

"Dokter off apa tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan kaki ku"
Ucap Ken menatap serius dokter off

"Aku dengar ada sebuah rumasakit di Amerika khusus untuk mengobati tulang kalau Khun Ken penasaran silahkan saja berobat di sana"
"Siapa tau Khun Ken bisa sembuh"
Ucap dokter off panjang lebar

"Baik dok saya akan mencoba berbicara pada orang tua saya"
Ken menimpali.

"Baik lah Khun Ken saya permisi jangan lupa obat nya di minum"

Setelah kepergian dokter top Ken kembali tidur..

Kembali ke kediaman sangetham

Tok..tok..

Cklek..

"Phi sudah siap ayo kita berangkat"
Ucap puttha menghampiri Pete.

"Sebentar aku sedang mencari pengisi daya ponsel ku dulu"
Ucap Pete.

"Biar aku Carikan"
Ucap puttha, dan tidak butuh waktu lama pengisi daya nya sudah ketemu.

"Phi aku ingin bercerita, apa phi janji tidak akan memberi tau siapa pun"
Ucap puttha

"Hmm memang nya kenapa"
Ucap pette penasaran.

"Apa phi tau aku memiliki penyakit"
Ucap puttha sambil menunduk.

"Penyakit? Apa maksudmu puttha kau sakit apa"
Pete meraba-raba wajah puttha.

"Gagal jantung"
Ucap puttha pada Pete

Deg..

"Apa mama dan papa tau"
Tanya Pete

"Tidak phi aku tidak mau memberi tau mereka"
Ucap puttha sambil terisak

"Puttha jangan seperti ini beri tau lah mama dan papa kau harus di obati"
Ucap pette membujuk puttha

"Percuma phi dokter gun bilang jika aku melakukan tindakan oprasi hanya ada dua kemungkinan antara hidup dan mati"
Ucap puttha
"Karena memang penyakit ini benar benar sudah parah"
"Aku hanya tinggal menunggu sampai disini tidak berdetak lagi"
Ucap puttha sambil memegang dada nya.

"Apa pacar mu tau"
Tanya Pete

"Tidak phi"
Jawab puttha

"Ya sudah ayo kita kerumahsakit lagi pasti phi Ken sudah menunggu"
Ucap puttha mengusap air matanya

"Phi akan pergi sendiri kau istirahat lah puttha"
Ucap Pete kawatir.

"Aku baik-baik saja phi"
Timpal puttha yakin.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit kini kakak beradik itu sampai di ruang rawat inap Ken.

Cklek..

"Phi Ken"
Ucap puttha pada Ken
Ken menoleh melihat kedua adik nya datang.

"Aku membawakan bubur sekarang makan ya"
Ucap puttha pada Ken

"Hm"
Ucap Ken singkat

"Pete apa kau menyayangi phi"
Ucap Ken tiba-tiba

"Tentu saja phi aku sangat menyayangi phi Ken, maka dari itu cepat sembuh ya"
Ucap Pete tersenyum.

"Kalau kau menyayangi phi, tolong terima donor mata dari phi"
Ujar Ken

"Sudah ku bilang aku tidak mau phi"
Ucap Pete marah.

"Dulu phi selalu menjagamu kemana pun kau pergi, sekarang giliran Pete yg harus menjaga phi hm"
Ucap Ken meyakinkan

"Bagai mana dengan mama phi"
Tanya Pete lagi

"Jangan kawatir biar phi yang berbicara pada mama"
Ucap Ken lagi.

"Tapi aku takut phi"
Pete benar-benar tidak bisa membayangkan betapa marah mama nya nanti.

"Shhh kemari"

Pete memeluk Ken erat, lalu puttha mengomel

"Apa aku tidak di ajak berpelukan"

"Haha kemarilah anak nakal"

Ucap Ken becanda.

Bersambung~~

Sorry por typo

Ini puttha mereka kembar identik Poko nya nyaris tidak ada perbedaan hanya dari penampilan puttha tidak memakai anting, dan rambut puttha pendek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini puttha mereka kembar identik Poko nya nyaris tidak ada perbedaan hanya dari penampilan puttha tidak memakai anting, dan rambut puttha pendek.

Ini puttha mereka kembar identik Poko nya nyaris tidak ada perbedaan hanya dari penampilan puttha tidak memakai anting, dan rambut puttha pendek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah ini Pete dia tuh kesan nya kek cantik manis pake anting rambut nya jga panjang..

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now