0052

196 9 13
                                    

"hei"-panggil Pete seraya memaksa menangkup wajah tegas itu.

Dan betapa terkejutnya ia, melihat tatapan kedua mata itu terlihat redup dan sayu. Senjak ia mengamatinya lekat lalu, terdengar tawa kecil Pete.

"Cemburu?"-candanya mesih dengan membelai wajah Vegas

Dokter itu hanya menghela nafas sambil memejamkan mata, membiarkan kedua tangan kecil itu membelai wajahnya. Terlalu lembut hingga mungkin ia bisa terlelap nyaman karenanya.

"Jangan bercanda, cemburu dengan putramu sendiri"-masih saja terdengar tawa Pete di sana, membuat pria itu turut tersenyum melihatnya. Seolah detik yang terlewat bersama Pete kala itu, benar-benar berharga dari apapun miliknya.

Ia beralih menggenggam jemari Pete sedikit meremasnya sebelum akhirnya mengikis jarak untuk mendekati wajah tirus itu.

"Kau membagi cinta mu, itu mengusik ku"

Pete membulatkan matanya lebar.

"Kau tak mungkin bersungguh-sungguh venice-

"Aku bersungguh"-sergah vegas sambil menatap lekat kedua mata Pete.

Senjak Pete terdiam seakan terjerat dua mata, yang kini menatapnya terlalu dalam. Ia berdebar

Semakin ia bersikap tenang, semakin hebat pula desir berbeda itu. Membuatnya tanpa ragu mengalungkan kedua lengan rampingnya di leher Vegas.

"Cinta macam apa yang kau maksud?"-bisiknya, nyaris menyentuh bibir Vegas.

"Kau tau benar cinta untuk Venice, berbeda dengan apa yang ku beri padamu"-bisiknya lagi kau ini dengan kecupan kecil di bibir atas Vegas

"Aku memberimu semuanya, hidupku tubuhku dan juga-

Pete memberi jeda ucapanya, untuk menatap lekat kedua mata itu

"Hatiku semuanya hanya untukmu dokter"-pungkas nya detik itu pula Vegas menyergap bibir kecilnya melumatnya intens hingga pengakuan manis yang sempat terucap berubah menjadi desahan menggoda.

"Ngghh..ahh"-desah pete sembari mengeratkan rangkulan lengan nya, membiarkan pria kekar di atasnya semakin bringas mengecupi bahkan menghisap setiap inci perpotongan leher dan rahangnya.

"I love you-mmfthh mhh"-pete kembali mengerang tertahan, begitu ciuman itu menyedak nafasnya. Berulang kali mencoba me lngais udara namun yang terlihat penguasa rumah ini terlihat rakus memagut bibir kecilnya. Seakan tak merelakan bibir plum itu lepas dari cumbuanya.

"Annghh.. mmhh"

"A-AH"-pete sedikit mengangkat pinggul dan meremas bantalnya begitu penis besar itu perlahan terdorong menembus lubang sempitnya.

"Rileks Pete"-bisik Vegas sambil mengecupi kaki yang kini bersandar di pundaknya.

Sesaat memberi jeda untuk pria cantik itu, sebelum akhirnya menghentak miliknya lebih kuat.

"Anghh SA-KIT ngghhh"-pekik Pete reflek terduduk menahan perut Pete agar tak melesakan penisnya lebih dalam.

Pete membulatkan matanya melihat tautan intim keduanya, mengapa Vegas tak memakai pengaman.

"Ngghh berhentihh, Vegas pengaman kenapa tidak memakai itu angghhh"-ujar Pete bersusah payah pria kekar itu semakin menghentak miliknya lebih dalam.

"No.. aku akan menghamilimu lagi"-kekeh pria itu di sela hentakannya

"Jangan terlalu cepat angghhh"-engah Pete sambil menyentuh lingkaran rektumnya, yang memerah karena terisi setengah penis Vegas

"Ini besar uunhh.. angghh"-rintih nya lagi masih menggeliat tak nyaman

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now