0044

108 10 4
                                    

Gun menatap naar pada wanita yang tengah terbaring dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya.

"Nyonya apakah aku harus memberi tau mereka sekarang?"-bisik gun dengan suara gemetar.

"Bahkan semakin hari kondisimu semakin memburuk"-ucap gun lagi

.

.

Vegas melangkah mendatangi kediaman Pete, setelah satu Minggu ia memang belum menemui pria cantik itu lagi.

Dengan senyum nya yang menawan, tak lupa buket bunga mawar yang ia genggam untuk kekasih nya tersebut.

Tok..tok..

Cklek..

"Selamat pagi bi"-ucap Vegas dengan senyum nya

"Selamat pagi tuan, silahkan masuk"- ucap bibi nam seraya membuka lebar pintu tersebut.

Vegas pun masuk dan duduk di kursi ruang tamu, ia tak sabar ingin cepat bertemu dengan kekasih nya.

Tiba-tiba Jackson datang, menghampiri Vegas dan duduk di hadapan pemuda itu.

"Apa yang membawamu kemari, nak"- ucap Jackson menatap buket bunga yang di bawa Vegas.

"Aku ingin bertemu dengan Pete paman"-ucap Vegas tak henti-hentinya ia tersenyum.

"Berhentilah menemui putraku Vegas"-ucap Jackson tiba-tiba.

Apa maksud pria tua ini?

"Apa maksud paman?"-ucap Vegas terbelak kaget.

Jackson tersenyum miring.

"Bukankah ini yang di minta ayahmu?"-ucap pria paruh baya itu

"Paman aku sungguh mencintai Pete"-ucap Vegas menatap pria paruh baya itu.

"Tapi kau tidak bisa menolak pernikahan itu, sudahlah Vegas jangan datang kemari lagi. Karena aku sudah memindahkan Pete ke tempat yang sangat jauh"-ucap Jackson seraya meninggalkan Vegas.

Apa?

Bahkan Pete tidak menemuinya terlebih dahulu, lantas kemana Pete pergi dan sejauh mana?

Vegas melangkahkan kaki gontai mengapa langkah nya kali ini terasa berat?

.

.

Seoul south Korea..

Terhitung sudah dua Minggu Pete berada di negara ini, tapi ia tak bisa melupakan Vegas barang sedetik pun.

Ia merindukanya..

Hari ini Pete absen dari mata kuliah nya, ia tidak enak badan akhir-akhir ini. Mungkinkah karena perubahan cuaca? Entahlah..

"Pete, makanlah sedikit saja. Kau belum makan dari kemarin"-ucap pria jangkung tersebut.

"Nanti saja phi, aku sedang tak selera makan"-ucap Pete menyembunyikan wajah menutupinya dengan selimut.

Ya pria jangkung itu dew jerawat, ia menyerah jika Pete sudah seperti ini.

"Baiklah, aku akan pergi ke kantor ayah sudah menelepon ku beberapa kali"-ucap dew pada Pete.

"Hm, pergilah aku baik-baik saja"- ucap Pete meyakinkan dirinya.

Setelah kepergian pria itu, Pete membuka selimutnya. Menatap langit-langit kamar nya yang dilapisi cat berwarna biru laut itu.

"Sekeras apapun aku mempertahankan nya, tapi pada akhirnya aku pun terpaksa melepaskannya dan harus terbiasa tanpa kehadirannya"-bisik Pete pelan

"Aku sudah gila mencari kesibukan, namun tetap saja ada celah untuk mengingat tentangmu Vegas"-ucap nya lagi dengan rembasan air mata.

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Där berättelser lever. Upptäck nu