0039

116 9 3
                                    

Sementara itu..

Dingin Sepoi angin kala itu, membujuk kedua obsidian miliknya terpejam.

Membiarkan angin malam dari tepian gedung bertingkat, menerpa sebagian lelahnya.

Masih sama seperti malam-malam sebelumnya, meratapi kesendiriannya
Meski jalanan di bawahnya Terlihat riuh dengan temaram cahaya.

Tak masalah untuknya..

Selama detak jantung itu, ia masih bisa merasakannya di sini. Tak masalah untuknya.

"Tuan pong"-ucap nop seraya menghampiri pria paruh baya itu.

"Tuan sanghetam ingin berbicara dengan anda"- ujar sekertaris itu, mencoba melugaskan hadirnya. Tak hanya sekali ini, hampir satu bulan lamanya ia melakukan yang sama. Mendampingi pong, di negara asing ini dan menyampaikan setiap hal yang di rasa perlu tuanya ketahui.

"Katakan, aku tidak bisa menerima panggilannya"

Dan tak hanya sekali ini pula pong menolak panggilan itu.

"Baik tuan"-ucap nop memohon undur diri dari tuanya tersebut.

Pong kembali memejamkan mata..

Lepas dari semua hal yang terjadi, pada Vegas, ia tak bisa membuka hati begitu saja. Putranya nyaris terrenggut.

Tentu..

Bagai mana ia mungkin mengulangi nya membuka hati..

Ia hanya seorang pria biasa, rasa takut nya akan kehilangan tentu bukan main lagi.

Tanpa tau donor hati yang ada dalam tubuh Vegas, adalah milik ibunya Pete..
.

.

Hari silih berganti..

Nyaris tiga bulan terlampaui, dan nyaris selama itu pula Jackson merasa telah kehilangan pribadi putra kecil nya.

Tak ada suara berisik, tak ada tawa manis. Padahal sebenarnya Pete telah mampu melalui harinya seperti biasa.

"Pete habiskan sarapanya"-ken menarik tangan kecil itu, sebelum Pete benar-benar beranjak dari duduk nya.

Dan selam 3 bulan ini Pete akan keluar rumah, mendudukan dirinya di taman kota yang dulu pernah di datangi nya bersama Vegas untuk melihat kembang api. Menatap lalu-lalang orang-orang di sekitarnya.

Ia menunggu Vegas kembali, walau entah sampai kapan..

Tapi yang terlihat anak itu hanya melihat santap pagi itu. Dengan mengosongkan nya, Membuat Ken beralih mengambil satu suapan untuk Pete.

"Aaaa"-bujuk Ken sambil menyentuh bocah itu

Pete menggeleng seraya menjauhkan tangan Ken.

"Sudah kenyang?"-tanya Ken mengangkat dagu pete hingga menatap nya.

"Uhm"-gumam Pete memilih mengambil ransel miliknya lalu berlari keluar menunggu di mobil, Pete ingin pergi ke tempat itu lagi.

Jackson menghela nafas pedih melihat putra kecil nya seakan tidak punya semangat hidup.

.

.

"Tentang Vegas"

Pete lekas terhenyak lalu menatap ayah nya terkejut.

"Papa tau tentang Vegas"-gagap Pete mulai menggenggam tangan ayahnya.
Bahkan terlihat tidak sabar mendengarnya, Pete hanya ingin mendengar sedikit tentang Vegas.

"Y-ya papa berbicara dengan tuan pong"-ujarnya berbohong

"Vegas kini tengah mendapatkan perawatan khusus, di rumahsakit luar negri. Dia baik-baik saja. Jadi Pete harus bersabar menunggunya. Itu pesan paman pong pada papa"-ucap Jackson lagi kembali berbohong. Terpaksa ia lakukan semua demi, Pete bisa tersenyum seperti semula.

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now