0040

110 8 1
                                    

"papa tak ingin kau berhubungan dengan anak itu lagi, lupakan Pete"- lugas pong tak peduli seberapa geram kedua mata itu menatap dirinya.

Vegas mendengus, menahan geram yang mungkin berbaur bersama peningnya. Apa salah Pete sebenarnya?, hingga ayahnya tiba-tiba mengejutkan paginya, bahkan ia belum sempat menyentuh sarapanya.

"Apa papa sedang becanda"-sambil mengepalkan tanganya dengan kuat. Ia mencoba menatap pong.

Pria paruh baya itu menghela nafasnya berat.

"Papa mengatakan yang sebenarnya Vegas, papa mohon jangan menjalin hubungan dengan anak itu lagi"

"Papa tau aku menyukainya, dan papa memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengannya"-nada bicara itu sedikit meninggi, rasakan emosinya yang tiba-tiba tersulut begitu pong mengutarakan maksudnya.

"Papa tau kau menyukai anak itu tapi-

"AKU MENCINTAI ANAK ITU, AKU MENANGIS BAHKAN DI SAAT AKU MERASA SELEMAH INI. AKU BENAR-BENAR INGIN MELIHATNYA. TAPI KENAPA KAU MELAKUKAN ITU,  MEMINTAKU MENGAKHIRI HUBUNGAN KU DISINI?. KARENA KONDISIKU YANG SELAMA INI MEMAKSAMU BICARA SEPERTI ITU? HANYA KARENA ITU KAU-

"BENAR"-pong tiba-tiba bangkit dan menatap lekat Vegas.

"Fikirkan bagai mana perasanku, saat diriku nyaris kehilangan putraku! Fikirkan betapa takutnya aku saat itu kau terluka karena anak itu. Bagai mana aku bisa membuka hatiku begitu saja dan memaaf kan semuanya Vegas"-pong tertunduk

Ya semua ini karena Pete, pong tidak bisa memaafkan anak itu begitu saja.
.

.

Jackson menarik nafas dalam.

"Cobalah untuk menghubunginya lagi, barang kali pong sudah berubah fikiran"-ujar Jackson pada Ken.

Ken terlihat menimang ucapan itu, sebelum akhirnya menyetujui. Dan mengambil ponsel hitam miliknya.

Seperti biasa hanya sekertaris pribadi pong, yang menjawabnya. Keduanya tak berharap lebih kali ini. Karena seperti sebelumnya. Pong yang tak bisa menerima panggilan darinya. Tapi-

"Tuan Jackson"

Keduanya lantas terbelak lebar, begitu mendengar pong yang berbicara dalam sambungan itu.

Lama kedua pria itu saling bercengkrama.

Hingga pembicaraan itu berakhir pada suatu kesimpulan.

"Vegas dan Pete, sebaiknya jangan bertemu lagi"-ujar pong

"Apa maksudnya Vegas dan Pete tak bisa bertemu lagi? Kami mohon jangan lakukan ini. Putraku cukup menderita menunggunya. Jika semua ini karena kejadian di malam itu-

Tap..tap..tap..

Jackson di kejutkan dengan derap langkah di ujung pintu. Dan begitu menoleh itu benar-benar Pete, yang sedang berlari. Sejak kapan anak itu ada di sana? Mungkinkah Pete mendengar pembicaraannya.

"PETE"-teriak Ken

Jackson mengabaikan sambungan telpon itu, Demi mengejar putra kecilnya, sebelum Pete benar-benar memaksa berlari ditengah hujan seperti ini.

.

.

"Pete dengarkan phi dulu"

Pete mengelak, meski kakaknya berulang kali Memeluknya dari belakang, ia tetap meronta ingin melepaskan diri. Tak peduli dirinya dan Ken benar-benar kebas karena air hujan.

"Ve-gas"-bocah itu memanggil, terdengar lirih.

"Biarkan Pete bertemu ve-gas"

Jackson yang kala itu berhasil mengejar keduanya, hanya diam terkejut melihat putranya meronta dalam dekapan Ken.

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now