0049

143 6 2
                                    

Senjak ia mengendus tengkuek Pete, memeluknya dari belakang lalu, menumpukan dagunya di pundak pria cantik itu.

"Dia menangis"-ujar Vegas

"Ya, kau melihatnya sendiri dan ini semua karena mu!"-gerutu Pete masih dengan menimang tubuh mungil itu.

Ayolah bahkan kamar mereka dan Venice itu berbeda, bagai mana bisa pria cantiknya ini menyalahkan Vegas.

Vegas terlihat menyeringai, menggoda Pete bukankah sangat menyenangkan.

"Dia mendengar desahanmu, tentu bukan salahku"-goda Vegas

Membuat Pete mendelik tajam, ia tak akan mendesah keras, jika Vegas tak mencumbunya seberingas itu.

"Hn? Kau masih ingin menyalahkan ku"-bisik Vegas setengah menggoda

Pete menoleh ke samping ingin menyentak.

"Tentu saja semua karena ka-mfthh"- ucapan Pete terpotong begitu saja

Namun kalah cepat begitu Vegas melumat bibir tipisnya, menghentikan semua gumaman kesal itu dengan pagutan lembutnya.

"Mmhhhh"

Pete terlena, usapan pelan di tengkuek nya berbaur dengan gerakan bibir yang lembut itu, benar-benar membuat semuanya teralih. Hingga mengabaikan putra kecil mereka yang masih terisak.

"Jangan mencuri perhatianku"-lirih Pete kala ciuman itu terlepas, ia masih memandang sayu bibir tebal Vegas. Tak pernah menduga bibir itu yang kerap mencumbunya mesra, bahkan hingga membuatnya mendesah dan menjerit nikmat.

Miliknya..

Hanya miliknya seorang..

"Karena aku menyukainya"-vegas beralih mencium pucuk kepala Pete lalu memainkan jemari mungil bayi yang masih terisak-isak kecil itu

"Sama seperti hal nya dengan anak ini, dia suka mencari perhatian mu Pete"-ujar Vegas

Ayolah apa pria ini sedang cemburu sekarang?

"Dia putramu Vegas"-ujar Pete mengingatkan.

.

.

Pagi sunyi terlihat di kediaman terapanyakul, ya sejak Vegas memilih untuk hidup sendiri rumah itu sekarang sangat sepi.
Tak ada lagi teriakan jengkel tankhun kala Vegas menggoda kakak cerewet nya itu.

Sarapan pagi di habisi dengan obrolan kecil, hingga tiba-tiba pembicaraannya sepasang suami istri itu beralih ke arah yang lebih serius.

"Pa sudahlah, biarkan Vegas memilih pilihan nya sendiri. Aku tidak mau kehilangan dia dengan kedua kalinya"-ucap tul memohon pada pong, ia tak ingin Vegas semakin menjauh dari kehidupan nya.

"Maka dari itu, aku akan memisahkan Vegas dari pria yang tak berpendidikan itu"-ucap pong dengan nafasnya yang memberat.

"Pendidikan setinggi apapun tidak akan menjamin kebahagiaan Vegas pa"-ucap tankhun seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Aku selesai"-ucap tankhun berlalu dari ruang makan tersebut.

.

.

Kabut mulai merajut sunyi, membuat segalanya di pagi itu penuh dengan buih embun. Bahkan sesekali terdengar derak ranting yang jatuh karena dinginya suhu anomali itu.

Ya musim dingin nyaris mendekat, walaupun Thailand tidak memiliki musim salju tapi siapapun akan merasa kedinginan jika musim dingin itu datang.

"Ssshhh"-desis pete

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now