bab05

169 10 0
                                    

Hari ini Ken sudah diperbolehkan pulang tentu saja Pete sangat senang.
Walaupun kaki Ken dibalut gips tapi Pete sangat bersyukur bisa berkumpul lagi bersama keluarganya.

Hari ini mama dan papa yang menjemput Pete dan Ken di rumasakit, Karena puttha ada meeting penting di perusahaan nya.

Ken dan Pete duduk di belakang sedangkan orang tua mereka duduk di depan, di jadikan ayah nya sebagai pengemudi.

"Ken apa kau ingin membeli sesuatu"
Tanya mama nya menengok ke belakang.

"Aku ingin cemilan manis dan pedas"
Ucap Ken pada mama nya

Lihat bahkan Pete yang notabe nya sama anak mereka tidak di tawari apa apa.

"Pete juga ingin sesuatu"
Tanya Ken menoleh ke samping.

"Tidak phi"
Ucap Pete takut.

Lalu mama nya keluar untuk mampir di sepen ilepen untuk membeli apa yang di pesan Ken.

Tak perlu menunggu lama mama nya kembali membawa sekantong cemilan dan memberikan nya pada Ken.

Setelah perjalanan panjang sekitar 40 menit kini mereka sampai di kediaman nya.
Papa beranjak turun untuk memapah Ken ke kursi roda.
Lalu mama nya mendorong kursi roda Ken.
Lalu Pete bagai mana dia tidak membawa tongkat apa harus meminta bantuan papa nya.

"Papa apa papa masih di sini"
Pete sedikit berteriak

Papa nya menoleh ke belakang, oh anak itu.

"Ada apa"
Ucap papa nya menghampiri

"Papa bisa bantu saya masuk kedalam, saya tidak membawa tongkat"
Ucap pete takut

"Hm"
Papa hanya berdehem pelan.

"Saya akan memegang baju papa saja"
"Hanya tolong antarkan saya sampai kamar"
Ucap Pete lagi.

Lalu Pete berjalan mengekori papa nya di belakang dengan memegang ujung kemejanya saja.
Pete tidak ingin memegang tangan papa nya, karna Pete tau orang tuanya tidak menyukai nya itu saja.

Setelah berjalan akhirnya Pete sampai di kamar nya.

"Terima kasih pa maaf merepot kan"
Ucap Pete sungkan.

"Hm"
Lagi hanya deheman yg selalu Pete dengar.

Sejujur nya Pete merindukan kehangatan seorang Ayah..

Pete masuk kedalam kamar untuk sekedar membersihkan diri, lalu beristirahat.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, sebentar lagi makan malam.

Pete bingung apa dia harus menerima donor mata dari kakanya itu.
Dia takut mama nya akan semakin marah pada nya.

Ah memikirkan nya saja membuat Pete pusing.

Tok..tok..

Cklek..

"Phi ayo turun kita makan malam bersama"
Oh itu suara puttha

"Phi tidak lapar puttha"
Ujar Pete pelan, bohong dia hanya menghindari orang tua nya saja.

"Ayo lah phi nanti mama marah"
Ucap puttha membujuk Pete

"Bukan kah mama selalu marah-marah pada ku"
Ucap Pete tersenyum miring

"Ya sudah kalau phi tidak turun aku juga tidak mau makan"
Ancam puttha

"Baik lah kau menang"
Lalu Pete dan puttha turun kebawah disana sudah ada Ken dan orangtuanya.

"Pete kemarilah duduk di sebelah phi"
Ucap Ken lembut

"Puttha ambilkan Pete nasi dan lauk nya"
Ucap Ken pada puttha

"Baik phi"

Mereka makan dengan penuh keheningan

Sampai tiba tiba Ken berbicara..

"Ma pa aku sudah memutuskan untuk mendonorkan mata ku untuk Pete"
Ucap Ken mengejutkan kedua nya

"Phi"
Ucap Pete menggeleng ribut.
Ken menggenggam tangan Pete erat.

"Apa maksudmu Ken"
Tanya mama nya marah.

"Aku ingin Pete bisa melihat"
Ucap Ken lagi

"Tidak mama tidak mau, kenapa kau selalu memperlakukan Pete sepesial Ken. Kau tau dia bisa saja melunjak nantinya"

Kini Pete sudah terisak dia tidak tahan dengan ucapan orang tuanya.

"Oke Ken tidak akan memberikan mata Ken untuk Pete, tapi Ken mohon tolong Carikan Pete donor mata"
Ucap Ken pinal.

"Kau pikir mudah mencari donor mata, lagian biaya nya sangat mahal Ken"
Ucap mama nya perhitungan.

Ya hanya pada Pete..

"Mama tidak usah kawatir aku sudah punya tabungan yang cukup untuk semua biaya nya"
Ucap Ken memandang mama nya penuh permohonan.

"Bukan kah mama bilang Pete selalu merepotkan, jadi biarkan dia bisa melihat agar dia bisa melindungi dirinya sendiri, karna kalian tidak pernah melakukan itu pada Pete"
Ujar Ken marah.

"Puttha antarkan phi ke kamar, phi sudah selesai"
Ucap Ken pada puttha.

Setelah kepergian Ken ke kamar nya
Tinggal lah Pete dudut bersama orang tuanya

"Kau lihat Ken sekarang menjadi pembangkang karna siapa"
"Kau benar-benar membuat ku begitu muak sialan"
Ucap mama nya memaki Pete.

"Saya minta maaf ma"
"Apa mama tau andai saya bisa memilih saya tidak ingin di lahirkan"
"Untuk apa saya berada di dunia ini kalau keberadaan saya selalu tidak terlihat"
Ucap Pete pada orang tuanya.

"Saya selesai, terimakasih untuk makan malam nya"
"Maaf selalu merepotkan mama dan papa"

Ujar Pete sambil meninggalkan orang tuanya, dengan bermodalkan jalan sambil berpegangan pada dinding.

"Papa lihat sekarang kan anak itu semakin semena mena"

Setelah kepergian Pete, puttha kembali lagi ke ruang makan.

"Sayang wajahmu sangat pucat apa kau sakit"
Tanya mama nya kawatir

"Tidak ma aku hanya kelelahan"
Bohong puttha

"Cobalah ambil cuti jangan terlalu lelah nak"
Ucap papa nya kawatir

"Hm baik pa"
Ujar puttha..

Tanpa ada yang tau Pete mengunci dirinya di kamar dia menangis sampai terlelap..

Bersambung~~

Ide lagi ngalir gais🤣

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now