0033🔞🔞

186 9 3
                                    

Vegas menganggukkan kepalanya, sembari membuka kancing kemejanya, kedua obsidian Vegas semakin lekat menatap pria manis dibawahnya. Membuat Pete semakin salah tingkah di buatnya.

"Padahal dulu kau tidak bisa melakukanya"-vegas membuang asal kemejanya

"Tapi sekarang kau telah belajar bagaimana berciuman dengan mulut terbuka"-lanjutnya lagi sembari memenjarakan Pete dengan lengan kekarnya.

Pete hanya diam, berusaha keras menahan degup jantungnya. Bahkan hingga Vegas menyatukan bibir keduanya, Pete tetap diam dan pasrah  Vegas menguasai dirinya kali ini.

"Kita itu hanya berciuman, tapi mengapa tubuhku menjadi panas seperti ini"-ujar Pete dalam hati, seraya menatap sayu pemuda yg menyingkirkan helaian rambut hitamnya dari wajah basah nya.

Sesaat kemudian memejamkan matanya, begitu Vegas menekan dagu  nya. Dan kembali mencium bibir basahnya

"mmmhhh"

Pete mengadakan kepalanya, membiarkan Vegas mencium nya lebih dalam dan menuntut. Tanganya pun tergerak secara perlahan ke atas dan mengalungkan tanganya di leher jenjang itu.

"Umphh.. tidak dokter itu sakit nghh"-pete tiba-tiba saja memekik  begitu Vegas semakin kuat menindih tubuhnya di ranjang, dan memaksa menusukan dua jari panjang itu kedalam lubang nya.

Berulang kali Pete meronta bangkit, namun semakin ia berontak semakin kuat pula Vegas mencengkram sebelah pahanya hingga tertekuk ke atas. Wajah Pete semakin memerah padam dengan posisi memalukan seperti ini.

"Aangghh.. jangan memasukannya ngghhh"-jerit Pete sambil mencakar-cakar punggung Vegas. Kala satu ruas jari besar itu berhasil masuk kedalam liangnya.

Vegas hanya menatapnya sesaat tapi kemudian kembali melesakan sisa jari yang tersisa. Bahkan hingga menambahkan satu jari lainnya dan menggerakkannya keluar masuk dengan perlahan. Membuat Pete makin menggelinjang nikmat dan makin berteriak histeris karena perih.

Hanya jari saja Pete sudah seberisik ini, bagai mana jika milik nya yang menhentak-hentak di dalam sana.

"Aangghh hentikan ngghh"-desah Pete mengalun begitu merdu.

"Aku tidak akan peduli meski kau menjerit hingga suaramu habis"

Pete meringis..

"Apa ahhn.. kau memperkosaku dokter ahhh"

"Hmm itu benar"- jawab Vegas Santai masih terus menggerakkan jarinya keluar masuk mencoba menemukan swetspot pria kecil itu.

Namun tiba-tiba saja Pete menggeleng kasar, dan mendorong dada Vegas kuat untuk menjauh.

"Aku bukan pelacurmu Vegas"-Pete masih ingat tentang Vegas yang pernah one night stand dari dokter gun. Geretak Pete dengan tatapan menghunus tajam mungkin iaemang percaya, jika Vegas tak memiliki hubungan apapun dengan jalang-jalang yang di tidurinya.

"Aku tak mungkin berdebar sekencang ini hanya karena pelacur Pete, kau sangat berharga"- ucap nya pelan.

"Apa kau masih tak menyadarinya"-tanya Vegas menatap mata basah itu

"Menyadari apa"-tanya Pete kenapa pria dokter ini sering sekali berbicara terbelit belit.

"Menikahlah dengan ku Pete"-ucap pria kekar itu.

"Apa"-ucap Pete membulatkan matanya.

"Tck"-vegas berdecak keras melihat pemikiran Pete yang sangat melambat itu

"Aahhffthh..tunggu dokter ahhhh"-pete kembali menggelinjang resah, begitu Vegas mencium bibirnya dan makin beringas menusukan ketiga jarinya. Hingga tiba-tiba saja tubuh kecil itu melengkung ke atas saat ujung jari itu menekan prostat nya di dalam sana.

"Kau klimaks hanya dengan jariku saja, apa senikmat itu Pete"-vegas menyeringai takjub, sembari menjilat sensual kedua jarinya yang di penuhi cairan rektum itu.

Membuat Vegas tersenyum tipis, dan kembali merunduk untuk menjilat sperma bercampur peluh di dada yang masih kembang kempis itu.

"Kau miliku Pete"-bisik Vegas sembari
Menyingkirkan kedua tangan pete dari wajahnya lalu, menggenggamnya dan membawanya ke setiap sisi kepala pria manis itu.

Pete tak mampu mengucap sekecap kata pun, hanya menggigit bibir tersipu dan mengerjap polos lagi dan lagi. Membuat Vegas kembali berdecak gemas menggodanya kembali meraup bibir mungil itu seolah ingin memakannya dengan sekali telan.

"Annghh Vegas nggghh"

"AAHHH"
jemari kecil itu meraba-raba cover bed di bawahnya dan mencengkeramnya kuat-kuat begitu menemukan pegangan untuk di remas. Ia benar-benar lunglai dengan semua rangsangan Vegas. Tubuh putih mulusnya di penuhi bercak merah yang kontras  dan banyak tersebar di sekitar leher dan perutnya. Bahkan Pete tak tau berapa kali ia menyentak klimaks hanya karena hisapan dan gigitan Vegas saja.

"Aaahh"-pete kembali menggeliat tak tenang begitu Vegas menjilati bola kembar miliknya,
Dan berakhir dengan hisapan kuat di garis selangkangannya hingga meninggalkan spot merah yang cukup besar di bagian itu.

"Lepaskan tubuhmu"- bisik Vegas lagi membuat Pete mengangguk lalu menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang itu, namun bersamaan dengan itu pula Vegas menyusupkan sebelah tanganya di pinggul Pete. Sedikit mengangkatnya dan..

BLESS~~

Hanya dengan sekali sentak penis besar itu masuk, sedikit mudah karena Saliva yang membuatnya lumas.

Sesaat Pete terbelak lebar,dengan tubuh melengkung ke atas. Hingga sedetik kemudian jeritanya pecah kala rasa perih yang tajam itu berdenyut nyata di bagian rektumnya. Vegas benar-benar serasa membelah tubuhnya, Pete tau ini bukan yang pertama kali hanya saja ukuran penis itu. Pete belum terbiasa.

"Ngghh aakhhh sak..it dokterhh"-umpat Pete sembari mencengkram lengan pegas bahkan sebagian kukunya hingga menancap di lengan kokoh itu.

"Sshh sakit nya hanya sebentar"- tenang Vegas sembari menangkup pipi gembil Pete dan mencium lama keningnya. "Percayalah padaku"-lanjut Vegas sembari menarik keluar penisnya. Dengan perlahan hingga menyisakan ujungnya saja dalam lubang hangat Pete.

"Jangan bergerak"-pinta Pete sembari menahan dada Vegas, tapi pemuda kekar itu tak menghiraukannya tetap kembali menghujamkan miliknya kedalam rektum yang di penuhi cairan itu.

"ANGGHH"-pete tiba-tiba memekik keras dengan tubuh menggigil begitu ujung penis besar itu menekan titik kejutnya di dalam sana.

Membuat Vegas menyeringai, lalu kembali mengegerakan penisnya keluar masuk lebih kuat. Sembari mengingat letak prostat itu, tak ayal Pete semakin vokal mendesah nikmat dan bergerak liar di bawahnya

"Pelan anggh.. dokter ngghhh"

Vegas menghela nafas mendengar Pete kembali meronta saat ia berusaha menekan penisnya lebih kuat bahkan ujungnya pun belum melesak kedalam tapi Pete sudah serusuh ini. Meski demi kian ia tetap menahan diri
Menunggunya dengan sabar hingga Pete benar-benar siap menerima tubuhnya

"Aanghhhh aahhh"- desah Pete mengalun merdu begitu penis besar itu semakin intens dan kuat memenuhi lubang anal nya. Membuatnya reflek meremas-remas  dadanya sendiri
Namun dengan cepat Vegas menepisnya dan menggantinya dengan hisapan dan gigitan sensual nya.

"Kau sangat nikmat Pete shhh"- lenguh Vegas masih dengan menggerakkan miliknya keluar masuk lalu ..

"AAAAHHH"-Desah Vegas penuh kepuasan.

Vegas mengakhiri malam panas nya dengan mengecup kening Pete lama.

"Sakit hn"-ucap Vegas lembut mengusap peluh di kening Pete.

"Tidurlah aku kan membersihkan mu nanti "-ucap nya beranjak ke kamar mandi.

Bersambung~~
Sorry for typo

Buset ena ena Mulu ya Vegas Pete.

🤣🤣

the invisible~vegas pete 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now