23; haechan

3.9K 462 16
                                    

Kamu duduk di ranjang king size milik Haechan sambil melihat catatan matematikanya. Pria itu sedang sibuk dengan game di komputernya.

"Sayang." Kau memanggilnya.

"Ha?" Bahkan pria itu tidak menoleh sejenak.

"Tolong hentikan permainanmu."

"Sebentar sayang."

"Kamu sudah mengatakan itu setengah jam yang lalu."

Dia tidak merespon. Kamu terdiam sebentar, kemudian pergi dari kamarnya.

"Aaa!!"

Mendadak kamu berteriak di kamar mandi. Haechan berlari turun dari kamarnya yang berada di lantai dua.

Ia pergi ke dapur. Tak ada siapapun disana. Kamu memeluknya dari belakang. Erat.

"Sayang." Kamu memanggilnya.

"Kenapa kau berteriak?"

"Aku ingin kau memerhatikanku."

Haechan melepas pelukanmu dan memutar tubuhnya. Dia menangkup sebelah pipimu dengan lembut.

"Kau mau apa? Atau kemana?"

"Aku tidak ingin itu. Aku hanya ingin kau mengatakan bahwa kau menyayangiku."

"…"

"Kau tidak akan mengatakannya. Aku tahu itu. Setahun hubungan kita dengan rasa yang hambar. Akulah yang hanya menjadi korban disini. Korban dari rasa sakit karena hanya aku yang mencintaimu."

Kamu pergi dari hadapannya. Bahkan dia tidak menahanmu.

"Aku memang tidak menyayangimu."

Mendengarnya, kau tetap melangkah dengan duri di hatimu.

"Tapi aku mencintaimu, bahkan saat kau telah melupakanku."

Kali ini kau berhenti. Dia melangkah mendekatimu, membalik badanmu dan memegang tanganmu. Dia menatap sangat dalam, penuh arti.


























✘Parody

"Sayang." Kamu memanggilnya.

"Kenapa kau berteriak?"

"Stoples gulanya kemasukan kecoak. Trus pas aku ambil teh di lemari ada tikus keluar."

"…"

"Ini rumah kamu apa rumah nenek moyang kamu sih? Apa kamu gak pernah bersih-bersih rumah?"

"Nyadar dong kalo lo itu cuma pembantu gue. Jangan keseringan berhalusinasi kalo gue tuh pacar lo."

"Masa sih?"

"Iya."

"…"

"Pelukannya dilepasin boleh gak?"

"Jangan."

"Gue ambilin kapak loh."

"Iya deh iya. Gue lepas."

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now