44; yuta

2.6K 297 2
                                    

Hari ini adalah hari ketiga kau kehilangan teman sebangkumu. Rasanya sangat aneh karena tidak ada seorangpun yang bisa kau ajak bicara seperti biasa.

Tapi, kau dengar akan ada seorang pria yang menggantikan bangku kosong itu. Pria dari Jepang yang sangat tidak disukai murid manapun karena terlihat sangat culun dan kutu buku. Ditambah pria itu memakai kacamata bundar yang semakin membuat mereka ilfeel.

Dan kini, kau melihat pria itu berjalan duduk ke arah bangku sebelahmu yang kosong. Tapi, pria itu malah disandung dan tersungkur. Para siswa tertawa.

Dengan langkah terseret, pria itu duduk di bangkumu sambil tersenyum. Kau balik tersenyum dan berpaling. Akan jadi hari yang terasa sangat panjang di dekat pria yang penuh bully-an.

. . .

Istirahat tiba, Yuta membangunkanmu dari tidur lelapmu. "Y/n, ayo pergi ke kantin." ajaknya sambil tersenyum.

"Tidak. Lapar sih. Tapi aku sedang malas makan." katamu beralasan.

"Kau sedang diet?" pertanyaan pria itu tidak kau jawab sama sekali.

"Kalau begitu, ada sesuatu yang bisa membuatmu tetap diet, tetapi tidak merasakan lapar." kata Yuta sambil mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas.

"Keripik? Keju?" tanyamu sambil mencicipinya.

"Bukan, ini keripik wortel. Rendah kalori." katanya sambil ikut menyuapkan keripiknya.

"Apa kau makan ini setiap hari?" tanyamu sambil memakannya lagi.

"Tidak setiap hari, tapi sering. Untuk mengurangi rabun jauhku." kata Yuta sambil tertawa kecil.

"Y/n~" Seorang pria datang menghampiri bangkumu. "Wah wah! Siapa dia? Berbagi keripik ya?" Taeyong terkekeh.

"Aku Yuta." pria sebangkumu itu mengulurkan tangannya pada Taeyong, tapi berakhir hanya mengambang di udara.

"Apa kau berusaha mendekati y/n?" tanya Taeyong dengan nada datarnya.

"Bukankah y/n cantik dan baik? Sudah pasti disukai banyak orang." kata Yuta sambil tersenyum menatapmu.

Tapi Taeyong dengan cepat memukul wajah Yuta hingga ambruk ke lantai.

"Kau baru sehari saja duduk sebangku dengan y/n tapi sudah keterlaluan!" Taeyong memukul lagi.

"Taeyong hentikan!" Kau menghentikan Taeyong dan menenangkan pria itu, mengajaknya pergi keluar kelas.

. . .

Sudah sebulan sejak kepindahan Yuta, hubunganmu dengan Taeyong semakin memburuk.

"Ayo pergi! Film yang tayang hari ini sangat bagus. Kau pasti suka." Taeyong mengajakmu setelah keluar dari kelas.

"Maaf, aku harus mengikuti pelajaran tambahan."

Taeyong mendengus. "Sekali ini saja. Aku yakin jika kau menolak, kau akan menyesal."

"Tidak bisa." Kau berpaling dari Taeyong. Pria itu mencoba mencium pipimu, tapi kau mendorongnya dan berjalan menjauh.

Kau pergi ke samping sekolah, tepatnya di taman kecil yang sudah ada seorang pria menunggumu disana. Pria yang membawa pengaruh positif pada dirimu.

"Yuta!"

Pria berkacamata itu menoleh ke arahmu sambil membenahi letak lensanya yang sedikit miring. Kau duduk di sampingnya dan meminta sebelah headset yang dipakai pria itu. Kau melengos, dan bersandar di bangku dengan beban yang sangat terasa berat.

"Apa kau sedang kesulitan suatu hal?" tanya Yuta sambil membagi susu pisangnya.

"Aku sudah berubah banyak hal karenamu." katamu lalu meneguk susu pisangnya sedikit demi sedikit. Kau meneruskan kalimatmu, "Aku menjauh dari Taeyong untuk terus meluangkan waktu bersamamu."

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now