65; mark

2.2K 258 18
                                    

Suasana hiruk pikuk membuatmu sulit menemukan Mark. Banyak orang mengerubuti lelaki itu sambil berteriak tidak jelas. Kamu berusaha menyibak kerumunan itu, namun terus terlempar keluar.

"Hei." Seseorang meraih tanganmu sebelum kamu menerobos kerumunan itu lagi.

"Hangyul?"

Lelaki itu mantan pacarmu lima tahun yang lalu. Setelah sekian lama ditinggalkan, ternyata ia jauh lebih tampan dari sebelumnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hangyul membuyarkan lamunanmu.

"A-aku mencari Mark."

"Perempuan sepertimu tidak seharusnya kemari."

"Bukan urusanmu."

Kamu kembali menerobos kerumunan itu. Hangyul berdecak. "MINGGIR!!" Hangyul berteriak membuat kerumunan itu menoleh.

Kerumunan tersebut merombak seolah menuruti perintah. Mereka menoleh dan membuka jalan untuk Hangyul. Kamu melirik lelaki itu, kemudian berjalan ke arah Mark yang sudah siap di dalam mobilnya.

Lelaki yang semulanya tersenyum itu kini berubah datar melihat kedatanganmu. Mark keluar dari mobilnya.

"Kamu kenapa-"

"Aku sudah bilang berapa kali? Kamu ingin aku berkata lagi? Kamu ingin aku terus mengulangi?"

"(Y/n), ini final untukku."

"Dan aku juga tidak ingin ini jadi final untuk hidupmu," katamu dengan mata penuh amarah.

Mark terdiam. Banyak orang yang melihat pertengkaran kalian. Mark menarikmu pergi dari kerumunan tersebut dan berhenti di sebuah tempat yang sepi dan sedikit gelap.

"Apa yang kau bicarakan?" Mark terlihat tidak mengerti.

"Apa kau sudah memeriksa mobilmu?" tanyamu.

"Apa yang kau khawatirkan?" tanya Mark meminta penjelasanmu tanpa basa-basi.

Kamu jelas tidak bisa mengatakan bahwa kamu telah bermimpi bahwa Mark akan mati di pertandingan kali ini. Sudah pasti dia akan menganggapmu membual.

Karena kamu tak kunjung menjawab, Mark meninggalkanmu. Dia pergi memasuki mobilnya. Kamu berjalan mengekorinya dan ikut masuk di jok sebelah Mark.

"Hei!" Mark marah.

"Aku tidak akan membiarkanmu." Kamu bersikeras.

"Pertandingan akan segera dimulai!" Pria yang menjadi komentatornya berteriak. "Sepertinya kali ini Mark ingin mengejutkan kekasihnya secara langsung!"

Mark memelototimu. "Keluar sekarang!"

"Tidak!"

Seorang perempuan pembawa bendera telah berdiri di depan, bersiap memberi aba-aba start. Mark melihatnya dengan tatapan menyerah.

Mark mendekatkan tubuhnya ke arahmu. Dia mengambil sabuk pengaman sambil melirikmu. Lalu dia memasang sabukmu. Dia memberi tatapan tajam.

Mark memakai helmnya. Kamu tidak memakai helm karena memang hanya disediakan untuk pembalap, bukan penumpangnya sekali.

Kamu mengucap doa dalam hati dan menggenggam sesuatu untuk mempertahankan kedudukan ketika Mark harus mengebut dengan mobilnya.

Lelaki itu benar-benar serius dengan arahan yang diberikan dari seseorang yang berbicara di telinganya. Dia memerhatikan sirkuit dengan seksama dan benar-benar mengabaikanmu.

Ketika sebuah mobil tiba-tiba menyalip dari sisi kanan, Mark menambah kecepatannya tanpa aba-aba dari pembimbingnya. Kamu khawatir melihat Mark yang sepertinya terbawa emosi. Lelaki itu berhasil menyamai kecepatan musuhnya di jalan lurus.

nct • imagine✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora