35; jaehyun

4K 416 8
                                    

Ibumu berteriak dari ruang tamu sudah sekitar dua puluh kali. Kau baru turun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Ada temanmu disini. Kenapa tidak cepat-cepat? Huh!" ibumu langsung meninggalkanmu bersama seorang pria yang sedang berdiri menunggumu.

"J- Jae- hyun? Bagaimana kau bisa disini?" tanyamu terkejut.

"Aku adalah pria yang bisa tahu segalanya tentang semua orang yang aku inginkan." katanya lalu tertawa jahat.

"Hehe. Lalu kenapa kau kemari? Apa kau butuh uang hah?"

"Hei, aku bukan pengemis. Aku kemari untuk menawarkanmu agar berangkat sekolah bersama."

"Dengan kau yang selalu menggangguku seperti itu? Apa kau tiba-tiba mencintaiku? Dan kau baru sadar?"

"Ya. Ya. Benar sekali."

"Astaga, ini orang."

Jaehyun tersenyum. Dia memasang lengannya untuk kau gandeng. Tapi kau tak menerimanya dan pergi mengambil helm.

Pria itu terlihat lebih gagah ketika duduk di atas motornya yang sangat keren. Kau kesusahan naik, jadi harus memegang pundak pria itu.

"Masukkan tanganmu ke dalam jaketku." kata Jaehyun dingin.

"Apa? Aku tidak dengar."

"Masukkan tanganmu ke saku jaketku."

Kau malah memukulkan helm-mu ke helm-nya. Dia langsung memegangi helm-nya dengan kebingungan.

"Hei! Kenapa kau— ini helm mahal! Harganya bahkan empat kali lipat dari helm jelekmu."

Kau kembali memukulkan kepalamu sambil tersenyum miring.

"(Y/n)!!"

...

Sampai di sekolah, kau berjalan lebih dulu ke kelas. Tapi Jaehyun menjambak rambutmu saat akan masuk ke kelas.

"Yak!! Jangan tarik rambutku! Yakk! Kau pikir ini apa huh? Dasar Jae!!" teriakmu meronta sambil memukul tangan Jaehyun yang malah semakin erat menarik rambutmu.

"Bahkan kau tidak memiliki rambut yang kuat ya."

Kau menendang tulang kering Jaehyun. Tapi tarikannya tidak terlepas, malah semakin kuat.

"Jaehyun!!!!"

...

Ruang konselor. Kau menatap datar dan tajam ke arah Jaehyun. Pria itu sendiri menatapmu dengan maksud 'apa?! Kau mau yang lebih menyedihkan lagi?'.

"Jadi, kenapa kalian bertengkar?" guru konseling memulai.

"Aku tidak memulainya. Tolong dengarkan baik-baik. Wanita gila ini sudah merusakkan helm-ku yang harganya jauh lebih mahal daripada harga normal. Dia juga tidak berterima kasih karena telah menumpang di motorku untuk berangkat bersama." jawab Jaehyun.

"Hei!! Dia sering mengangguku karena dia mencintaiku, seonsaengnim!!" teriakmu mengalahkan suara Jaehyun yang tinggi.

Setelah perdebatan kecil ini, hening seketika. Guru konseling mengangguk paham lalu membuat kesimpulan.

"Jadi, sebenarnya kalian memang saling menyukai, tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya, jadi kalian melakukan ini sebagai bentuk kasih sayang?"

"Guru!!"

Karena sudah membuat banyak keributan, kalian langsung dihajar habis-habisan untuk berlari mengelilingi lapangan yang sangatlah luas.

"Hei, Jaehyun! Kau itu brengsek sekali ya. Dengan perempuan sepertiku, kau tidak pernah menghargai sama sekali. Aku adalah perempuan yang merupakan calon ibu, ingat itu."

"Tapi kau tidak perlu kuhargai seperti kau adalah ibuku."

Kamu menarik rambutnya dan melarikan diri. Kalian kejar-kejaran dan malah berakhir dengan kau jatuh di bawah tubuh Jaehyun. Tapi pria itu agak pintar karena menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya.

"Hei, Jaehyun. Rambutmu kasar dan sepertinya sangat lepek."

"Hei, (y/n). Sepertinya dadamu rata."

Kau refleks melihat ke arah dadamu dan menutupinya. Mata Jaehyun menatap nakal ke arahmu. Kau cepat-cepat mendorong Jaehyun dan berdiri tegak.

"(Y/n), diam disitu. Sepertinya ada ulat menempel di bahumu." kata Jaehyun sambil mendekatimu.

"Cepat ambil Jae!" serumu tak dapat bergerak.

"Tapi, cium aku dulu!"

Plakk!

Kau menampar Jaehyun dan pergi dari sana. Tapi pria itu mengikutimu dan malah merangkulmu seperti sahabat karib.

"Jangan mendekatiku, brengsek!" katamu sambil meronta.

"Hei, bagaimana kalau susu pisang?" dia menawari sesuatu yang kecil tapi menggiurkan.

"Kau menggodaku lagi hah?"

"Tidak. Aku mencoba untuk bersikap baik karena aku mencintaimu."

"Sudahlah Jae. Aku tidak ingin apapun darimu. Tiga botol saja." katamu akhirnya.

Jaehyun melepas rangkulannya seraya berkata, "tunggu aku di atap."

Kau terkekeh.

"Aku serius!" kata Jaehyun dengan nada tinggi yang membuatmu tersentak.

Jaehyun pergi ke loker-loker dan mengambil lima botol susu pisang lalu dibawanya ke atap, tempatmu menunggu.

Kalian berdua duduk sambil menikmati udara sejuk di musim semi.

"(Y/n). Jangan sekali-kali kau mengajakku berteman." kata Jaehyun tiba-tiba.

"Aku bahkan tidak sudi menganggapmu sebagai kenalanpun. Dan lagi, kau telah membuatku menderita. Aku tak bisa mengharapkan apapun darimu." katamu terus terang.

"Sshh.. Tapi kadang kau baik. Kenapa?" tanyamu.

"Itu karena aku mencintaimu."

"Kotoran monyet. Apa maksudmu selalu mengatakan hal seperti itu huh?" kau mulai kesal.

"Aku serius." katanya dengan muka serius yang malah terlihat mengejek.

"Hei, hei. Begini ya. Kalau kau mencintaiku, kenapa setiap hari menggangguku?"

"Karena aku ingin perhatianmu."

"Dan kenapa kau bisa menyukai perempuan sepertiku?"

"Karena kau seperti kotoran kuda." kata Jaehyun sambil tersenyum lebar.

"Itu bukan alasan yang bagus, Jae. Dengar, kau ini seperti bulan. Indah sekali."

"Aku tahu itu. Aku pasti bersinar untukmu."

"Tapi kau memiliki permukaan yang berlubang-lubang, dan maksudku kau sebenarnya tidak cantik." kau tersenyum lebar.

"Yah, mencintai itu memang tanpa alasan." Jaehyun menghabiskan dua botol susu pisangnya. Dan kau bahkan sudah kenyang dengan tiga botol susu pisang.

"Jaehyun-ssi. Aku tidak tahu kau serius atau tidak. Tapi sebenarnya aku lebih jelek dari kerbau."

"Aku tahu. Tidak usah dipamerkan."

"Dan jangan cintai aku, karena aku juga mirip seperti kadal."

"Wah, bahaya ya."

"Makanya, kotoran ayam sepertimu tidak boleh mencintai kadal. Mengerti Jae?" katamu lalu menjitak kepala Jaehyun.












A/n : gue gak tau kenapa kalian nggak normal sama jaehyun😂

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now