60; ten

1.7K 191 7
                                    

Ketika melihat Ten menari, kamu selalu terbuai di dalamnya. Pria itu sangat lihai dalam menggerakkan tubuhnya. Dan bagaimana cara dia menutup mata, menunjukkan bahwa setiap detil gerakan begitu dijiwai, dirasakan dan diresapi.

Ten pernah berkata padamu, "menari adalah tentang cara kita menggerakkan tubuh. Begitu juga dengan memilikimu adalah tentang caraku memperlakukanmu."

Mungkin Ten dapat merasakan dirinya sedang dilihati terus olehmu sepanjang tariannya. Ten pun membuka matanya dan berhenti menari.

Ten berjalan menghampirimu, meraih tanganmu sambil tersenyum.

"Apa?" tanyamu bingung. "Kalau kamu menyuruhku menari, aku tidak bisa." Kamu menggeleng sambil berpaling.

Ten mendengus, kemudian mengangkat tubuhmu. Dia memegang pinggangmu, sementara kamu merangkul punggungnya.

"Injak kakiku," utus Ten.

Kamu menginjak kakinya yang telanjang dengan kakimu yang berkaos. Tubuhmu berjarak dekat dengan Ten, hingga napas pria tersebut bisa kamu rasakan.

Ten kaptennya. Dia menjalankan kemana kaki kalian bergerak. Sambil berjalan maju mundur, Ten melihatmu sambil tersenyum.

Ten melepas pinggangmu, sedikit melemparnya sebagai isyarat. Tanganmu terbuka ketika terlempar. Lalu kamu mengikuti gerakan Ten tanpa menginjak kakinya lagi.

"One more time. Fall," bisik Ten dengan suara dalam yang terdengar seksi.

Ten melepas pinggangmu. Kamu membuka tanganmu, kemudian berputar ke arah Ten dan jatuh mendongak di tangkapannya. Ten kemudian mengecup bibirmu.

Kamu tersenyum, lalu berdiri tegak sambil mengalungkan tanganmu di lehernya.

"Fantastis," ucapmu. Ten tersenyum miring.

"Aku tahu kakimu lecet."

"Hah?" ucapan Ten membuatmu terkejut.

Ten menarik tanganmu, menyuruhmu duduk di sebuah kursi. Lalu ia berjongkok, melepas sepatumu, melihat kakimu yang memiliki lecet di beberapa bagian.

"Karena aku menyuruhmu berdandan cantik saat makan malam dengan Mama?" tanya Ten sambil mendongak.

"Aku hanya... memberikan kesan yang baik di mata Mamamu." Kamu berpaling sambil menunduk.

"Tapi bukan berarti juga melukai dirimu sendiri. Kau tahu kau tidak bisa memakai high heels. Dan ini bukan pertama kalinya kamu terluka karena sepatu sialan itu."

"M- maaf."

Ten mendengus. "Hari ini, kamu pakai sepatumu yang itu? Hitam?"

Kamu mengangguk lemah. Ten berkata, "ayo kita membeli sepatu lagi nanti. Sepatumu itu sudah usang. Sudah tidak nyaman lagi kan?"

"I- iya."

Ten mengacak pelan rambutmu sambil tersenyum manis.

















. parody

Kamu tersenyum, lalu berdiri tegak sambil mengalungkan tanganmu di lehernya.

"Fantastis," ucapmu.

"Dance!"

Ten langsung menari kesetanan. "I wanna dance dance dance dance dance! Boom sakalaka! Boom sakalaka!"

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now