46; jaehyun

3.2K 323 3
                                    

Semerbak harum kopi ketika kau menyeduhkan air panas ke dalam cangkir itu. Kau mengaduknya, lalu sepasang tangan memelukmu dari belakang.

"Sayang, kau selalu menakarnya dengan pas. Rasanya jadi sangat lezat." Suamimu, Jaehyun mengelus perutmu yang semakin membesar.

"Aku membuatnya dengan cinta." Katamu.

Kau membalik tubuhmu menghadap Jaehyun. Pria itu mengecupmu singkat, lalu tersenyum tipis. Sedetik kemudian luntur dengan kecemasan.

"Ah, aku harus meninggalkanmu seharian ini. Aku pikir, kau pasti rindu padaku. Kan?"

"Jangan cemberut seperti itu. Kau harus bekerja keras. Aku akan menunggumu seperti biasa."

Jaehyun mengecupmu lagi, lebih lama. "Tunggu aku sayang."

Kau membenahi dasi suamimu, "Minum kopinya, setelah itu baru berangkat. Kau jangan terlalu memaksakan diri."

"Iya."

. . .

Setelah Jaehyun pergi, kau melihat ponselnya yang tertinggal. Kau mendengus.

"Bisa-bisanya dia membuatku harus ke kantor mengantar ponselnya."

. . .

Begitu sampai di kantor, kau tidak mendapati siapapun disana. Kau meletakkan ponselnya di atas meja, lalu berjalan-jalan melihat seluruh sudut ruangan itu.

"Aku tidak menyangka menjadi istri dari seorang CEO."

Kau mengambil sebuah figura di atas meja. Tapi, pandanganmu teralihkan karena cincin pernikahan Jaehyun yang tergeletak disampingnya.

"Dia juga meninggalkan ini? Kemana perginya?" Kau bertanya-tanya.

Tak lama kemudian, Jaehyun tiba dengan seorang perempuan yang memakai gaun seksi. Kau menoleh, melihat Jaehyun yang terkejut dengan kedatanganmu.

"Y/n? Ada apa kemari?" tanya Jaehyun.

"Aku mengantar ponselmu. Oke, jika kau sedang berbicara dengan klienmu, aku akan keluar kalau begitu."

Kau berjalan mendekati pintu. Perempuan di dekat Jaehyun angkat bicara, "aku kekasihnya."

Kau menoleh, memberi tatapan tajam ke arah mereka berdua.

"Kau kekasihnya. Dan aku yang menjadi ibu dari anaknya, kau bisa apa?" katamu sambil mempersiapkan diri jika perempuan itu tidak terima.

"A- apa benar, Jae?" perempuan itu bersembunyi di samping Jaehyun.

"Maaf. Sekarang, keluarlah. Singa sudah mengamuk." kata Jaehyun khawatir. "Dan jangan kembali lagi."

Kau memukulkan tasmu pada Jaehyun. Sementara perempuan itu berlari pergi. Jaehyun menghindari seranganmu.

"Y/n! Tenangkan dirimu! Anak kita! Aak! Y/n!"

Kau menghentikan pukulanmu dan merapikan diri. Kau pun duduk di sofa, bersandar dan mengelus perutmu.

"Y/n~" Jaehyun turut duduk, hendak mengelus perutmu. Tapi kau menampar tangannya.

"Jangan marah padaku. Aku tidak melakukan apapun dengannya. Bahkan untuk berciumanpun aku tidak sempat."

"Jadi, kalau sempat, kau akan melakukannya?"

"Tentu tidak. Maksudku, kami hanya berinvestasi dan aku hanya melakukan pendekatan dengannya. Tentang dia kekasihku, dia hanya bercanda." Jaehyun menjelaskan.

Kau mendengus kesal. "Dengar, aku memaafkanmu kali ini. Tapi, kau harus pulang sekarang, temani aku melakukan ini itu dan manjakan aku."

"Uuh~ Istriku sedang merajuk." Jaehyun menggelitiki dagumu.

"Hei, aku serius! Aku ingin kau memberikan banyak cinta untukku hari ini!"

"Baiklah." kata Jaehyun sambil memelukmu.







A/n : maapkeun, aing sybuck akhir" ini gais:"(

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now