31; jungwoo

3.5K 410 17
                                    

Kau datang terlambat pada janji kalian.

"Jungwoo, maaf."

Kau duduk di hadapannya, dan dia berpura-pura sibuk memainkan ponselnya, padahal hanya menggeser menu.

Kau menunduk, kakimu gelisah tidak bisa diam dan jari-jarimu mengetuki meja. Dia melirikmu sebentar saat kau tidak melihatnya.

"Jungwoo." Kau memanggilnya dengan nada yang sangat bersalah. Memang kau terlambat. Bukan menitan, melainkan sudah empat jam kau membuatnya menunggu.

"Sebaiknya kau pulang saja saat aku tidak kunjung datang."

Dia tidak menjawabmu. Tiba-tiba dia menerima panggilan dan meninggalkanmu pergi. Dia tidak pergi pura-pura. Dia benar-benar pergi dengan mobilnya.

Kau mendengus. "Aku salah. Aku bodoh. Kenapa aku bisa melupakan janji dengannya?" Kau merutuki kesalahanmu

Kau berdiri dan akhirnya pergi, karena Jungwoo telah meninggalkanmu. Kau berjalan pulang ke rumah. Padahal rumahmu sangat jauh dari cafe itu. Dan kau memilih berjalan sambil merenungkan kesalahanmu dan bagaimana cara yang tepat agar dia tidak marah lagi padamu.

Mendadak sebuah mobil berhenti di sampingmu. Kau menghentikan langkahmu juga, melihat seseorang di dalam sana yang membuka jendela mobilnya perlahan.

"Masuk." Jungwoo berkata dengan nada datar dengan wajahnya yang lurus ke depan.

Kau menggeleng. "Aku tidak pantas masuk. Aku-"

"Masuk." Jungwoo meninggikan nada suaranya tanpa meoleh ke arahmu.

Kau menuruti perintahnya dan masuk di jok samping. Setelah masuk, Jungwoo menjalankan lamban mobilnya. Kau hanya berdiam dan gugup berada di suasana seperti ini.

"Jungwoo, aku minta maaf." Kau mengatakannya lagi.

"Jangan berkata itu lagi." Jawabnya dingin.

"Aku sungguh menyesal."

"Kenapa?" Jungwoo langsung menyahut. "Sebegitu lamanya."

"Aku benar-benar bodoh. Aku melupakan janji ini. Aku pantas dipukul. Aku tidak seharusnya dimaafkan." Kau memukuli kepalamu sendiri.

Jungwoo memegang tanganmu yang memukuli dirimu sendiri. "Jangan sakiti dirimu sendiri."

Kau berhenti. Tangannya menggenggam tanganmu dengan sangat erat.

"Aku memaafkanmu."

Kalimat itu membuatmu tersenyum kecil. Di perempatan lampu merah, dia menghentikan mobilnya dan menatapmu sangat dalam.

"Kau jangan terburu-buru datang dan berkatalah tidak bisa. Kau jangan memaksakan dirimu lagi jika sudah terlambat."

"Tapi kau menungguku sebegitu lamanya. Kenapa kau tidak pulang?"

"Karena kau tidak mengabariku."

Kau terdiam sebentar. Lampu menyala hijau, Jungwoo menjalankan mobilnya.

Dia angkat bicara, "aku tidak masalah jika menunggumu sampai esok hari. Aku jauh lebih khawatir kalau kau terluka, bukan karena kau lupa."

Kau menggenggam tangannya sambil menatapnya memohon, "aku janji. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Dia menatapmu seraya tersenyum. Tangannya lucut dari genggamanmu dan mengusap ujung kepalamu. "Terima kasih."

Kau merasa lega. Tersenyum dengan rasa bersyukur memiliki seorang pacar sepertinya.

"Kau mau pergi kemana?" Jungwoo menawari. Kau merasa sungkan jika harus menjawab pertanyaan itu sementara Jungwoo baru memaafkan kesalahanmu.

"Aku menurutimu saja."

"Heu.. Kenapa perempuan selalu tidak punya pilihan dan tujuan?" Dia mendengus.

"Kalau begitu kita pulang saja." Lanjutnya.

Di dalam hatimu menyatakan tidak. Mau bagaimanapun, kau bertemu dengannya baru sebentar. Tapi, mungkin dia masih terbawa emosi yang tadi.

"Sebenarnya kau mau pergi kemana? Jangan diam dan terus merasa bersalah. Aku sudah benar-benar memaafkanmu."

Kau tersenyum dan memutuskan untuk pergi makan siang saja.

Sampai di tempat, kalian turun. Jungwoo menggandeng tanganmu saat masuk kedalam resto.

"Kau ingin apa?"

"Chapchae saja." Katamu malu-malu.

Tak lama kemudian pesanan datang. Kau dan Jungwoo makan bersama-sama. Sesekali kau curi pandang ke arahnya.

"Jangan menatapku sambil malu-malu." Katanya masih tetap melahap makanannya tanpa menoleh ke arahmu.

"A- aku... Baiklah. Kau sangat tampan hari ini."

Jungwoo hampir tersedak. Dia kemudian meneguk minumannya dan menatapmu sambil meletakkan sumpitnya.

"Apa kau sedang menggodaku?"

"Tidak."

Jungwoo mengusap bibirnya. Dia meraih tangan kirimu. Tanganmu melepaskan sumpit dan menurutinya kemana ia menuntun. Ternyata ia ingin mencium tanganmu.

"Kau tahu, sebenarnya aku tidak bisa marah kepadamu."

Kau menatapnya sambil tersenyum. Dia membalas senyumanmu dan mencium tanganmu lagi.

"Jangan ceroboh ya." Katanya membuatmu sedikit menyesal.

"Iya sayang." Katamu membuat Jungwoo tersenyum malu.





















,parody

Kau menggeleng. "Aku tidak pantas masuk. Aku-"

"Belum bayar? Bayarnya nanti aja kalo udah sampai tujuan." kata Jungwoo dengan nada tinggi.

nct • imagine✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora