10; jaemin

8K 686 4
                                    

"Hei! Seminggu lagi akan ada festival musik peringatan valentine! Siapa yang ingin berpartisipasi, tolong lapor padaku!"

Ketua kelas meneriakkan pengumuman di depan kelas. Beberapa menghampirinya, mendaftarkan namanya disana.

"Ini gratis!" Teriaknya lagi.

Kamu hanya duduk sambil mendengarkan musik dari headset-mu, tidak memerhatikan sekitarmu yang sedang bising dan kacau.

"(Y/n)-ya."

Kamu menoleh saat seseorang memanggil namamu. Seorang pria duduk di bangku sampingmu sambil tersenyum.

"Jaemin?"

"Kamu tidak ikut festival musiknya? Suaramu kan bagus." katanya membuatmu tersipu.

"Ah, tidak. Aku sedang sedikit bermasalah dengan tenggorokan. Kau? Ikut saja."

"Aku? Bisa apa? Mereka yang ikut festival pasti keren kan?"

"Tentu saja, Jae."

Kau melepas headsetmu, duduk menghadap Jaemin. Tapi kau hanya diam, tidak berkata apa-apa. Hanya saja kau tidak bisa berhenti membayangkan isi hatimu di hadapan sahabatmu itu.

"Jaemin, pasti mukaku sedang merah kan? Sentuh ini."

Kamu menarik tangan Jaemin untuk menyentuhkannya ke pipimu yang panas.

"Huwaa!" Kau melempar tangan Jaemin dan menutup muka sambil menendang-nendangkan kakimu.

Aku tahu, (y/n). Kau ingin punya pacar yang bisa bermusik dan bisa menyanyikan sebuah lagu untukmu di hari valentine. Jaemin membatin.

. . .

Pulang sekolah kau dan Jaemin jalan kaki bersama. Kalian tidak banyak bicara, karena kau sendiri adalah perempuan yang hanya suka berimajinasi dalam diam.

"(Y/n), apa kau pikir lelucon, jika aku bilang bahwa aku menyukai seseorang?" celetuk Jaemin.

Kamu berhenti berjalan. Menoleh ke arah Jaemin dengan mata berbinar. "Benarkah? Seperti apa orang yang kau suka?"

Jaemin tersenyum. "Aku suka dia tanpa alasan. Dia adalah orang yang pendiam, suka melamun."

"Hei! Melamun apanya? Orang kalau pendiam, bukan berarti dia melamun. Mungkin dia sedang berimajinasi. Sepertiku. Oh, berarti kalau dia menjadi pacarmu, perkenalkan padaku ya! Jadi kami bisa saling bercerita."

"Haha iya." Jaemin mengacak ujung kepalamu sambil tertawa kecil.

Kamu langsung terdiam, terpaku. Ada sesuatu menghampiri otakmu, berbicara padamu dan mengingatkan akan sesuatu.

Cepat-cepat kamu berjalan mendahului Jaemin. Kamu takut. Pasti ada rona di pipimu. Kamu tidak ingin Jaemin melihat itu.

Sampai di rumah, kamu langsung mengambrukkan diri di atas ranjang. Napasmu terengah-engah.

"Tadi itu apa?"

Kamu membayangkan lagi bagaimana Jaemin mengacak ujung kepalamu sambil tertawa. Dan pikiranmu agak terganggu dengan hal tersebut.

"Biasanya yang melakukan hal seperti itu, dia merasa gemas. Apa aku menggemaskan di mata Jaemin? Apa dia suka... Aih! Tidak mungkin. Dia bersikap biasa saja padaku. Kalau benar dia menyukaiku, pasti dia mengungkapkannya sejak awal."

"(Y/n)!"

Kamu lekas berganti baju dan menghampiri ibumu yang berteriak dari dapur.

"Kakakmu tidak pulang malam ini dan eomma terlanjur memasak banyak makanan. Undang Jaemin untuk makan malam bersama ya?"

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now