54; jungwoo

2.8K 297 6
                                    

Tidak asing lagi mendengar nama dan sifat-sifatnya yang selalu digunjingkan banyak orang. Bahkan rasanya kau yang mendengar samar dari balik earphone-mu yang memutar lagu favoritmu itu rasanya sudah muak saja.

Katanya, dia "bad boy tidak berbakat", dia "bad boy tidak berprestasi", dan katanya, "dia bad boy yang tampan dan berkarismatik".

Kamu tidak tahu kebenaran di balik semua yang berasal dari mulut ke mulut. Kau tidak pernah melihat sekalipun orang yang ada pada "katanya". Ingin kau sekali saja melihat pria itu, kemudian menilainya, lalu melupakannya untuk meninggalkan rasa penasaran yang menamparmu.

Tapi tak ada yang bisa kau lakukan selain membaca buku sambil memasang earphone -tahu-tahu tertidur pulas sampai jam pulang. Tak ada niatan mencari manusia yang selalu digunjingkan.

Jam pelajaran kali itu sangat membosankan. Kau keluar kelas beralasan ingin ke kamar mandi. Namun kau hanya ingin sekadar berjalan-jalan menikmati angin.

"Y/n!" Guru konseling memanggilmu.

Kau menghampirinya, "ya?"

"Tolong panggilkan Jungwoo kelas 2-B."

Kau pun menjalankan perintah guru tersebut dan berjalan ke kelas 2-B yang lumayan jauh dari kelasmu.

Sebentar, Jungwoo? Aku akan memanggil si bad boy itu? Aku akan melihat manusia itu? Kupikir hanya setan belaka yang tidak pernah kutahu wujudnya.

Batinmu berkicau. Kau naik ke lantai dua, meniti tangga dengan malas.

"Beruntung aku tidak di kelas atas." Syukurmu. Tak ada yang mau meniti tangga yang tinggi itu. Kakimu pendek dan tangga itu terlalu besar untuk dinaiki.

Tepat di depan kelas B-2, kau melihat seorang pria yang berdiri dengan satu kaki dan mengangkat kedua tangannya ke lurus ke depan. Kau ingin mengetuk pintu kelas itu, tapi pria itu angkat bicara.

"Kau pasti mencariku kan?"

Kau menoleh. Melihat name-tag yang ada di dada sebelah kanannya. Jungwoo. Dengan kening berkerut, kau melihat wajah Jungwoo dengan teliti.

"Kau lihat apa? Jangan sibuk melihat ketampananku. Kuduga guru konseling memerintahmu untuk memanggilku. Kan?"

Kau hanya mengangguk. Dia pun menurunkan kakinya dan melakukan sedikit peregangan. Dia berjalan meninggalkanmu

"Berandal." Gumammu sebagai penilaian diri Jungwoo.

Pria itu menuruni tangga dengan cekatan. Kau hanya berjalan santai seolah tidak ingin menyeret kakimu ini agar lekas patah.

"Dikeluarkan dari sekolah atau mengikuti olimpiade?"

Aku mendengar sedikit perbincangan mereka. Karena aku ingin tahu ulah apa yang Jungwoo lakukan sehingga mendapat panggilan alam.

"Cukup basa-basimu dan bersekolahlah dengan benar." Kalimat terakhir yang diucapkan guru konseling itu sebelum Jungwoo keluar dari kantor.

"Kamu tidak pergi?" Melihatku yang masih berdiri di samping pintu kantor konseling membuat Jungwoo tersenyum.

"Kau pasti ingin menjajakanku sesuatu kan?" Jungwoo menarik pergelangan tanganmu, menyeretmu sampai ke kantin.

"Hei, lancang! Lepas!" Dalam sekali berontak, tanganmu terlepas dari genggamannya. Entah genggaman yang lemah atau ronta yang kuat. Kau berjalan pergi meninggalkan Jungwoo.

"Hei! Aku akan bercerita padamu. Aku minta bantuanmu."

Mendengarnya, kau menoleh. "Kau akan memberiku apa?"

Jungwoo merogoh kantongnya, mengangkat selembar uang kertas yang bisa dibelikan sebotol kecil susu pisang.

"Sebenarnya, kata orang-orang itu salah." Jungwoo angkat bicara.

"What do you mean?" tanyamu.

Jungwoo mengernyit sebentar. "Hm. Ya, aku tidak suka disekolahkan di tempat jelek seperti ini. Tapi ini keinginan ibuku untuk mengembalikan nama baik sekolah milik kakekku ini."

"Sekolah milik kakekmu? Ada kisah sebelumnya sampai kau tidak suka dengan sekolah ini?"

"Bukannya aku tidak suka dengan sekolah ini. Sekolah ini bagus. Tidak lagi setelah ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru pilihan kakekku."

"Listen. Aku tidak suka masa mudaku untuk mengerjakan soal olimpiade. Aku ingin merasakan cinta. Kau tahu anak muda begitu. Bagi yang normal." Lanjut Jungwoo.

"Memang, kau pintar?" tanyamu ragu.

Jungwoo terkekeh. "Siswa juara satu di sekolah ini tidak ada apa-apanya dibanding aku. Disini, aku hanya ingin merasa bebas. Aku tidak mau mendengar kata-kata orang. Aku hanya mau jadi diriku sendiri yang bebas. Bukan seperti anak kutu buku yang suka mengerjakan soal dan disukai anak cupu. Sudah cukup masa kelam seperti itu."

Dibalik "katanya", selalu ada "fakta" yang mengejutkan. Jungwoo yang dikenal sebagai bad boy bebas melakukan banyak hal adalah lelaki yang memiliki masa lalu cupu dan terkekang untuk belajar.

"Terima kasih kau telah menceritakan itu semua. Kau memang seharusnya mengembalikan nama baik sekolah ini."

"Untuk kakekku?" Jungwoo berdecak kesal. "Kakekku tidak pernah memberikan apapun untukku. Aku tidak perlu memberikan sesuatu untuknya."

"Kakekmu pasti memberikan sesuatu. Entah itu pelajaran tersirat dari apa yang tidak bisa dia sampaikan secara langsung atau karena dia memberikan sesuatu itu tanpa kau sadari."

"Sepertinya yang pertama." Jungwoo menyetujui pernyataanmu. Dia seperti tersadar. "Kakek memberiku hidup yang sulit agar aku bisa memaknainya. Beliau pasti meninggalkan banyak pesan selagi aku tidak sadar."

"Kau orang yang pintar. Jadi menurut kakekmu, tanpa dia bicarapun kau akan mengerti. Dan belajar itu untukmu juga. Agar kelak bisa membanggakan orang-orang yang menyayangimu." katamu sambil tersenyum.

Jungwoo ikut tersenyum. "Apa kau menyukaiku seperti perempuan lainnya?"

Kau tertawa kecil. "Tidak sama sekali."

"Bagus."

"Hah?" Kau terheran.

"Dengan begitu, kau akan mencintaiku sebagai orang yang mengerti kehidupanku." Jungwoo tersenyum lebar.

"Apa?"

"Jangan bodoh! Aku ingin mengajakmu berjuang bersama."

"Kenapa aku?" Kau masih tidak percaya.

"Lihat! Selama ini orang-orang tidak tahu latar belakangku. Lalu dia menyukaiku karena apa? Maka, lekaslah kau mencintaiku sebelum aku dicintai yang lain."

"Apa untungnya untukku?" Kau bertanya lagi.

"Kau akan bahagia."



















. parody

"Sekolah milik kakekmu? Ada kisah sebelumnya sampai kau tidak suka dengan sekolah ini?"

"Sekolah ini adalah bukti. Bahwa kita pernah menjalin cinta disini."

"Eak!" -mak kantin

A/n : request jungwoo is done

nct • imagine✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora