40; jaehyun chenle

3K 315 9
                                    

Jam istirahat kau sedang berbincang dengan teman-temanmu di sebuah koridor. Chenle mengikutimu. Ya, Chenle si anak kelas sepuluh yang sering mengikutimu seperti anak ayam.

"Aku mengerjakan soalnya dengan lancar. Dasar payah!" katamu lalu menyeruput susu pisangmu.

Tiba-tiba pantatmu di remas pelan dari belakang. Kau terkejut melihat Jaehyun berdiri tepat di belakangmu. Chenle yang ada di belakang juga memasang muka terkejut.

"Jae—"

"Bukan aku!" Jaehyun menggeleng sambil mengadakan tangannya bahwa ia tidak melakukannya.

Chenle terkikik kemudian pergi dari sana. Bocah itu kemudian berlari menghindari kakaknya yang populer di kalangan wanita.

"Brengsek!" Jaehyun mengejar adik kandungnya dengan segenap kemarahan.

"Dengarlah. Bahkan teriakannya sangat seksi."

"Kau juga lihat kan dia berlari penuh karisma."

Kasak kusuk siswi kelas sebelas dengan mata tak lepas dari Jaehyun yang melewati mereka bahkan ketika pria itu menghilang di belokan lorong.

Chenle menggerutu, "apanya yang penuh karisma, berlari seperti banci dikejar satpol pp begitu."

"Chenle~" seorang siswi kelas sepuluh menyapa Chenle yang melewatinya. Bocah itu kemudian memberi wink-nya yang manis dan tampan.

"Akan kuberikan kapanpun kau meminjam catatanku, Chenle!" teriak wanita itu yang sekarang terduga pingsan dan kejang dengan mulut berbusa.

"Sudah kuduga, wink ini kuat sekali." Chenle menyeringai.

...

Pulang sekolah Jaehyun dan Chenle berjalan bersama seperti tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

"Aku ingin kau memasak sup wortel nanti malam." Jaehyun memecah keheningan.

"Aku tidak mau. Aku pernah berdarah saat mengirisnya. Aku tidak mau kalau itu terjadi lagi."

"Kalau begitu lupakan dan jangan berharap apa-apa lagi."

"Kalau berdarah lagi bagaimana?" Chenle memoutkan bibirnya.

Jaehyun menarik kerah bajunya dan menegapkan badannya. Dia melihat Chenle dengan tatapan meyakinkan.

"Kau pikir aku siapa? Aku siap jika kau terluka."

"Menjijikkan. Seperti di drama? Kau akan mengecup jariku yang terluka? Begitu? Aku masih suka perempuan, hyung."

"Kau pikir? Aku akan menyiapkan peti mati untukmu." Jaehyun tertawa lebar.

"Hyung, kalau eomma dan appa pulang, aku akan bilang pada mereka untuk memenjarakanmu di kandang buaya."

"Aku tidak takut. Aku akan bilang pada (y/n) untuk membelaku."

"Kenapa (y/n) noona?" Chenle protes.

"Kenapa sebut-sebut begitu huh?"

Jaehyun dan Chenle cepat-cepat menoleh. Kau sudah berjalan mengikuti mereka secara tak sengaja tepat saat Jaehyun berkata akan selalu ada saat Chenle terluka.

"Di sekolah, kami memersiapkan uks jika sewaktu-waktu kalian terluka karena berkelahi. Ternyata di rumahpun kalian sudah menyiapkan peti mati." kau terkekeh.

"(Y/n) noona, Jaehyun hyung akan membunuhku cepat atau lambat." Chenle berjalan merangkul lenganmu sambil sedikit bersembunyi disana.

"Bocah itu bahkan tidak pernah berbakti kepada adiknya." Jaehyun protes.

"Apa kau sendiri baik kepadanya untuk mendapatkan kebaktian?" tanyamu ketus.

"Ngg.." Jaehyun gugup.

"Noona-ya, kau akan pergi kemana? Ini jalan ke rumah kami. Apa kau akan mampir? Aku dengan senang hati akan membuatkanmu green tea yang enak." Chenle antusias.

"Tidak usah sebaik itu Chen. (Y/n), aku akan menjadi koki untukmu malam ini. Akan jadi dinner yang indah jika kita makan bersama dan menyantap masakanku." Jaehyun menawari.

"Yuta-ya!" kau pergi berlari menghampiri seorang pria yang berdiri di depan sebuah rumah. Pria yang sedang bersandar tampan di samping mobil silvernya.

Kau memeluknya dan mengecup bibirnya kemudian berjalan masuk ke rumahmu tanpa menghiraukan Jaehyun dan Chenle.

"Dia tetangga kita? Sejak kapan?" Jaehyun bertanya-tanya.

"Kurasa dia baru pindah." kata Chenle tidak yakin, "kamu sih sering bertengkar! Tidak sadar kan bahwa noona adalah tetangga kita."

"Aku sudah kehilangan cintaku." Jaehyun menyentuh dadanya.

"Matahariku telah bersama yang lain." Chenle juga menyentuh dadanya.

Mereka saling bertatapan dan akhirnya berangkulan sampai di rumah.

...

Malam itu adalah malam yang sama dengan malam sebelumnya. Tapi rasanya berbeda dengan malam-malam sebelumnya yang terasa sepi. Hanya saja ada patah hati yang menghiasi malam itu.

"Jaehyun hyung, ayo kita membakar jagung." kata Chenle sambil berdiri di samping Jaehyun.

"Didalam rumah? Apa kau lupa rumah ini tidak memiliki halaman?" Jaehyun menikmati segelas air sirupnya sambil menatap keluar.

"Hyung, apa kau menyukai (y/n) noona?" tanya Chenle.

"Ya. Hanya suka. Jadi tidak masalah kalau dia sudah punya pacar. Kau? Sepertinya kau juga menyukainya."

"Dia menyayangiku. Sebagai adik kelas. Mungkin dia juga melakukannya kepada orang lain." Chenle bersedih

nct • imagine✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat