48; jungwoo

2.9K 296 0
                                    

Kau bekerja di minimarket sore itu. Sejak pagi, sendiri. Karyawan lain tidak bisa hadir dan hanya kau sendiri yang menangani pelanggan-pelanggan yang datang.

"Selamat datang! Selamat belanja!" Kau menyapa setiap pelanggan yang masuk.

Seorang pria sekitar umur pertengahan kepala enam masuk dengan tatapan dingin. Dia berjalan ke arah minuman bersoda.

Brak!

Pria itu menjatuhkan beberapa kaleng soda dan snack. Pria tersebut membiarkannya dan pergi ke kasir untuk membayar dua kaleng soda dan membeli sebungkus rokok.

Setelah ia membayarnya, kamu berjalan ke arah tempat-tempat yang berserakan dan menatanya kembali.

"Kau pasti sangat lelah." Seseorang membantumu merapikan.

"Jungwoo?" Kau langsung memeluk pria itu sambil tersenyum senang.

Kalian akhirnya berbicara panjang di sebuah bangku berkursi dua di depan minimarket setelah merapikan barang-barang pada raknya dan seorang karyawan yang datang tepat saat dibutuhkan.

"Apa kau lelah hari ini? Sepertinya kau bekerja sendiri sejak pagi." kata Jungwoo sambil mengelus tanganmu.

"Ya, begitulah. Aku sudah terbiasa dengan ini. Lelah sekali meskipun tidak ramai seperti biasanya. Tapi mengangkut barang, menatanya, mencatat, meneliti itu tidak mudah."

"Aku tahu. Sini. Geser tempat dudukmu." Jungwoo menyuruhmu menggeser tempat duduk di depannya. Kau duduk membelakangi Jungwoo. Pria itu memijat pundakmu.

"Ini nikmat sekali, sayang. Pundakku sangat lelah dan kaku." katamu sambil terpejam.

Jungwoo menghentikan pijatannya dan memelukmu dari belakang. Kursimu tak bersandar. Jadi, Jungwoo dengan leluasa memelukmu seerat mungkin.

"Kapan kita berkencan lagi?" tanya Jungwoo sambil tenggelam di leher samping kananmu.

Saat itu kondisi benar-benar sepi dan merupakan peluang untuk Jungwoo melepas rindunya.

"Sayang, aku sedang bekerja." kau mengelus pipi Jungwoo dengan tangan kirimu.

"Apa kau tahu betapa aku merindukanmu? Aku memimpikanmu setiap malam. Dan aku tidak bisa sejenak merelakskan pikiranku darimu." kata Jungwoo sambil memainkan jari-jari tangan kananmu.

"Apa aku mengganggumu? Aku akan pergi kalau begitu." Jungwoo menahanmu yang akan beranjak.

"Kalau kau pergi, hukumannya adalah tidak bisa menghindari ciumanku. Dan saat itu, aku tidak akan memberimu ruang bernapas. Jika kau tetap tinggal, aku akan menciummu dan melumat bibirmu dengan lembut tanpa melupakan manis dan kenyalnya bibirmu saat itu."

Jungwoo berterus terang. Kau terkekeh. "Semuanya adalah pilihan yang manis. Bagaimana?" tanyamu sambil menoleh ke kanan. Wajah pria itu sudah sangat dekat denganmu. Dia ingin menciummu, tapi apa daya dia hanya menempelkan hidungnya ke hidungmu.

"Aku tidak bisa melakukannya disini. Bagaimana kalau seorang ahjumma memergoki kita dan memukuli kita seperti kerbau? Kan tidak lucu." kata Jungwoo dan menjauhkan wajahnya.

Dia berdiri. "Aku akan menunggumu di perpustakaan Madam Hani. Jika kau tidak datang sepulang kerja, aku akan melakukan kedua teknis tadi dengan variasi." Jungwoo pergi meninggalkanmu sambil tersenyum nakal.

Kau berdecak. "Apa yang sedang dipikirkan pria mesum itu?"














✘Parody
"Apa yang sedang dipikirkan pria mesum itu?"

A/n : gue neng :v

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now