49; kun

2.3K 279 13
                                    

Hujan. Sejak satu jam yang lalu air turun dari langit membasahi tanah, menyeruakkan harum sejuk yang khas di penciuman.

Kamu duduk tenang di balkon, memandang kosong keluar. Kun berjalan menghampirimu, lalu duduk di sampingmu. Dia menutup tubuhmu dengan selimut dan menangkup tanganmu dengan tangannya yang hangat.

"Kenapa akhir-akhir ini selalu hujan? Apa Tuhan menangis?" katamu memecah keheningan.

Kun tersenyum. "Mungkin saja Tuhan sedang pilu. Dia menangis karena kau bersedih."

"Tidak. Tuhan bisa saja menangis karena kecewa denganku." katamu. "Aku begitu menyedihkan, kan?"

Seminggu yang lalu, takdir mengubahku. Aku tidak bisa melihat dunia lagi. Entah kenapa, semua langsung terlihat gelap. Aku menduga, memang ini yang Tuhan berikan untuk menghukumku.

"Aku telah berdosa di dunia ini. Aku harus menanggungnya di dunia dan tidak membawa beban saat di akhirat nanti."

"Tuhan menyayangimu, y/n. Tuhan sedang mengujimu sekarang."

Kun merangkulmu, menyandarkan kepalamu ke dadanya. Dia sedang membuatmu merasa nyaman.

"Jangan khawatirkan apapun, y/n sayang. Aku akan menjadi 'matamu' untuk selamanya."

Dia sudah berjanji akan menuntunmu, dan tidak pernah melepaskanmu. "Terima kasih, Kun."

Sejatinya, manusia adalah makhluk yang tidak luput dari dosa. Maka, diciptakan manusia berpasang-pasangan agar mereka saling mempelajari kehidupan dan memperbaikinya bersama-sama.




























A/n bersabda : jodohkanlah hamba dan readers dengan orang-orang yang tulus dan beriman:)

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now