38; mark

3.4K 357 6
                                    

Min Hyung meletakkan susu pisang di atas mejamu. Kamu yang saat itu sedang membaca langsung mendongak.

"Itu… hanya susu. Temanku memberi ini. Aku tidak suka." Min Hyung terlihat sedikit gugup.

"Kau pikir, aku tempat pembuangan?" tanyamu ketus.

"Oh, salah ya? Aku sering melihatmu meminumnya. Jadi kupikir kau akan suka." Min Hyung mengambil susunya lagi dengan tangan yang gemetar.

"Letakkan." katamu sambil menatap tajam ke arahnya. "Akan kuminum nanti…" katamu dan Min Hyung meletakkan susunya lagi, "… Min Hyung-ssi."

Min Hyung menatap nanar ke arahmu. Kemudian Min Hyung tersenyum dan berjalan pergi.

Min Hyung menemui temannya yang berada di pojok kelas. Min Hyung langsung terduduk di sampingnya.

"Aku berhasil. (Y/n) menerima susunya. Terima kasih." katanya tersenyum senang.

"Bukan apa-apa." kata temannya dengan santai.

. . .

Istirahat tiba. Kamu mengajak temanmu ke kantin. Tapi saat baru keluar dari kelas, Min Hyung sudah menantimu di depan pintu.

"(Y/n)." katanya sedikit gugup. "Kau akan ke kantin? Boleh aku ikut?"

Kamu menatap temanmu dan mengiyakannya. Kalian pergi berjalan ke kantin, mengambil makanan dan duduk di sebuah meja yang memiliki empat kursi.

Kamu duduk di samping temanmu menghadap Min Hyung yang sedang makan dengan perasaan gugupnya. Min Hyung bahkan tidak bisa menyumpit makanannya.

"Heol. Min Hyung, apa kau tidak bisa menyumpit dengan benar?"

Kau menyuapkan telur dadarmu untuk Min Hyung. Pria itu menatap nanar. Kemudian dia cepat-cepat menyumpit bistiknya dan menyuapkannya padamu.

"Apa bistiknya enak?" tanya Min Hyung.

"Apa telurnya enak?" tanyamu.

Pertanyaan kalian terlontar bersamaan.

"Ehm. Aku sudah selesai." kata temanmu lalu pergi meninggalkanmu bersama Min Hyung.

Kau berdiri. Tapi Min Hyung mencegahmu dan kau pun kembali duduk. Namun perasaanmu menjadi gugup hanya berdua bersamanya.

. . .

Kamu terbangun begitu kelas kosong. Tidak. Min Hyung ada di sampingmu.

Ei! Sejak kapan dia ada disini?

"(Y/n), apa tidurmu nyenyak tadi?" tanyanya sambil membaca buku untuk menutupi wajah gugupnya.

"Apa? I- iya. Min Hyung, sejak kapan kau disini?"

"Ayo pulang. Aku ingin naik motor denganmu. Sepertinya setelah lama kulihat, kau ingin naik bersamaku."

"Oh, baiklah." kamu memberesi mejamu dan Min Hyung mengajakmu pergi.

Saat berjalan keluar dari kelas, kau tersandung kakimu sendiri. Min Hyung memegang tanganmu dengan erat.

"Kalau aku tersandung lagi, kau harus menolongku." katamu.

Min Hyung menggandengmu dengan gugupnya selama menyusuri lorong-lorong. Kamu sudah merasakan pipimu yang memanas. Apalagi ketika Min Hyung sedikit mengelus tanganmu agar kau baik-baik saja.

Kalian sampai di halaman depan sekolah. Min Hyung mengambil motornya.

"Oh, bagaimana dia bisa seperti ini? Pipiku pasti terbakar. Huwaaa!" racaumu tak keruan.

"Hei, sedang apa? Ayo naik."

Kau benar-benar melihat Min Hyung yang lebih keren dengan motornya dari jarak dekat. Matamu sangat berbinar melihat ini.

Kau naik ke atas motor pria itu dan merasa tegang. Min Hyung hanya terdiam, tidak menyalakan mesin motornya. Kau bertanya, "apa yang kau lakukan?"

Min Hyung menarik tanganmu untuk memeluknya. Kamu terkejut dan menuruti apa yang pria itu lakukan.

"Aku berkendara sedikit kencang. Makanya aku menuyuruhmu untuk memelukku."

Min Hyung menyalakan mesin. Dia kemudian melajukan motornya dengan kecepatan yang memang sedikit ekstrim. Kamu memeluknya lebih erat dan menempelkan pipimu di punggungnya sambil tersenyum.

"Dimana rumahmu?" tanya Min Hyung dengan suara sedikit kencang.

"Ikuti saja jalan ini lalu belok kiri." katamu dengan suara lebih kencang.

"Ehm." Min Hyung sedikit gusar karena sesuatu dan dia sedikit menggeliatkan badannya.

Kau pun tersadar saat ternyata dadamu menempel punggung Min Hyung dan membuat pria itu gugup. Kau sedikit menjauh, tapi tetap memeluk pria itu.











A/n : gimana gais? Maafin gak bisa update tiap hari😭 soalnya yang request sedikit;v *alasan apa ini:""

nct • imagine✔️Where stories live. Discover now