Chapter 3

68.5K 2.7K 42
                                    

ANNA & ALDO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANNA & ALDO

* Tolong baca author note ya!*

Happy Reading! 💖

💓💓💓

ALDO membuka jendela apartemen nya. Lalu, lelaki itu menatap sendu ke arah langit yang tengah mendung. Ia mengusap wajah nya, tatapan nya berpindah pada seorang gadis yang tengah tidur membelakangi nya. Aldo tersenyum samar. Gadis itu memberi warna di hidupnya 2 tahun terakhir ini, ia selalu memberi kebahagiaan di hidup Aldo. Sekarang ini dirinya merasa bahwa Anna bukan lagi bagian hidupnya, karena separuh dari bagian hidup Anna ada di lelaki yang perempuan itu benci, Cameron. Anna mungkin benci sama Cameron saat ini, tetapi di lain waktu, apa rasa benci itu masih berlaku? Aldo sudah yakin ini akan terjadi dan sebenarnya sakit. Tapi jati dirinya ini adalah seorang lelaki, ia tak pantas galau gak jelas seperti ini. Mungkin, terlalu sakit?

Aldo bangkit dari duduk nya, berlalu ke dapur membuat cokelat hangat. Setelah selesai membuat cokelat hangat, ia berjalan ke kamarnya. Semalam ia satu ranjang dengan Anna, tenang saja, mereka tak melakukan hal aneh. Aldo juga tak mau merusak masa depan Anna, karena ia tak akan tau apa Anna akan selamanya dalam pelukannya atau Anna akan jatuh pada pelukan Cameron. Aldo mencium kening Anna seraya mengguncang tubuh Anna lembut. "Woi, bangun, kebo banget lo cantik-cantik," Celutuk Aldo sesambil terkekeh pelan.

Anna mengerang, tetapi kembali tertidur. Aldo memutar bola mata, "Wake up, sleeping beauty."

Anna mengucak mata, "Berisik ish,"

"Bangun, Bo. Gue udah bu-eh, aku udah buatin cokelat hangat, nanti keburu dingin."

"Nggak kamu, nggak Bunda selalu ganggu aku tidur," Gerutu Anna lalu berlalu ke kamar mandi, mencuci muka dan mengosok giginya.

"Tidur kelamaan itu gak baik. Nanti lo cepet mati gimana?"

"Ngaco! Mana ada teori kayak gitu,"

"Ada, kan gua yang buat,"

"Ck, makin somplak nih, kurangin pacaran sama TV makanya!" Anna berjalan menuju dapur setelah selesai mencuci muka dan sikat gigi. Ia menyambar gelas di sebelah Aldo dan meneguk perlahan. "Jadi selama ini gue pacaran sama TV toh, bukan sama Anna,"

Anna melirik Aldo, "Emang,"

"Yaudah ntar gue nikah sama TV ajalah," Tuturnya. Anna menaikan alis, bibirnya sedikit melengkung ke atas. "Jadi kamu mau nikahin aku?"

"Tadinya ... tapi katanya gue pacaran sama TV, jadi yaudah nikahin TV ajalah, bukan sama Anna," Aldo menyeruput cokelat hangatnya, matanya setia melirik Anna yang mengerucutkan bibir. Aldo dibuat gemas dengan gadis di depannya ini. Anna selalu mencuri perhatiannya, entah mengapa. Selalu saja ada yang membuat Aldo gemas dengan perilaku Anna.

Married EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang