Chapter 19

37.9K 1.6K 50
                                    

GREEN Lake Kafe adalah Kafe yang sering di kunjungi oleh para mahasiswa di kampus nya dulu. Kafe itu terkenal oleh makanan yang unik, dan cangkir, gelas yang bermacam bentuk dan juga bentuk sedotan yang lucu sekali. Anna duduk di salah satu bangku di Kafe tersebut, ia membawa laptop agar tak bosan menunggu Hanna yang ternyata ada kelas tambahan.

Suasana Kafe disana sudah sangat ramai, beberapa mahasiswa disana ada yang menyapa dirinya dan di balas sekedar senyum dari yang di sapa. Anna menatap sekeliling Kafe, banyak sekali orang yang tengah tertawa lepas. Anna rindu bisa tertawa lepas seperti itu, sekarang dia lebih sering menyengir dan terdiam saja.

Anna menatap jam arloji nya, sudah pukul 12.02 siang. Anna kembali menatap laptop di dekat nya, lalu tatapan nya tak sengaja jatuh pada gadis yang tengah berjalan menuju meja yang agak jauh darinya. Gadis itu memakai celana panjang dan kaos oblong bertulisan 'No Bra' di sisi tengah kaos abu-abu tersebut. Rambut nya di ikat kepang ke samping, dengan make up tipis membuat kesan simple.

Anna tersenyum menatap gadis itu, apalagi tatapan nya jatuh pada perut yang agak besar di sana. Tersenyum kecut Anna menatap nya. Gadis itu duduk, di depan nya ada dua orang gadis yang seperti nya teman nya. Mereka saling bersapa, kemudian saling bercerita. Anna menatap nya sendu, ia rindu teman nya. Ya, itu Shenna. Shenna tampak santai dengan keadaanya, untung juga Shenna mempunyai teman di kampus, jadi Anna tak terlalu khawatir.

Shenna menatap sekeliling ruangan Kafe, Anna buru-buru menutupi wajah nya dengan buku menu delat laptop miliknya. "Jangan sampe ketawan, mampus dah gue," umpat nya.

"Hey, Na! Udah lama?" Anna mendongak sedikit, dihembus nya nafas lega. Hanna sudah datang.

Gadis itu duduk memberi senyum. "Eh? Iya, lumayan lah," ujar Anna sesekali menatap Shenna yang sudah kembali dengan lawan bicara.

"Gue pesan minum sama makan dulu, ya, lapar banget, gak sempat," ucap Hanna memberi tau.

Anna mengangguk. Ia mentup laptop nya dan memasuki nya kedalam tas. Setelah Hanna memesan, ia menaruh ponsel nya untuk menatap Anna. "Eh, lo liat Shenna tadi bareng Wilna sama Nasya?" Tanya Hanna membuka suara.

"Oh, iya liat. Baru aja datang, untung gak liat gue,"

Hanna terkekeh. "Iya, mereka lagi ngomongin soal pernikahan nya Shenna sama pacar lo Aldo,"

Anna membelalak. Oh Tuhan, secepat itukah? "Maaf, Han, Aldo udah mantan. Gila aja gue masih anggap dia pacar, secara udah nyakitin gue abis." ujar Anna sedikit sewot.

"Haha, lupaa!"

"Jadi, lo mau ngomong soal Shenna dan Aldo?"

Anna berjanji pada dirinya, ia akan membuka hati lebar untuk Cameron, dan dia siap untuk mendengar semuanya soal Aldo.

"Ya, gapapa kan?"

Anna mengangguk, memperbolehkan Shenna untuk bercerita. "Shenna akhir-akhir ini lagi sedih gitu, kata si Nasya sih, si Shenna harus nikah paksa sama Aldo. Ya secara dia udah hamil, kan, ya? Lalu, beberapa kali Aldo ke kampus sempat nyari lo. Dia nanya ke beberapa anak buat nanyain alamat lo, tapi dari kita semua nggak ada yang tau, kan. Terus sering banget Aldo berantem sama Shenna di kampus, besar banget, Na asli! Sampe sekuriti di kampus misahin mereka,"

Anna memberi senyum. Ia masih terdiam untuk mendengar cerita selanjutnya. "Shenna suka datang ke kampus dengan kondisi mata yang bengkak, ya kita semua simpulin dia nangis semalaman. Entah karena apa, awalnya kita agak gimana sama Shenna. Tapi akhirnya Nasya dan Wilna meluluhkan hati untuk mau jadi teman Shenna lagi. Tenang kok, Na, mereka gak fake. Mereka benar-benar mau jadi teman Shenna karena mereka tau Shenna butuh seseorang di sebelahnha untuk mendukung dirinya. Lalu, gue dengar lagi Shenna sabtu ini mau prewed sama Aldo di Spanyol, karena Shenna suka Spanyol. Dia juga keluar dari kampus minggu depan, jadi dia udah gak kuliah lagi. Makanya Nasya sama Wilna terakhir ketemu sama Shenna."

Married EnemyWhere stories live. Discover now