Epilog

68.7K 1.5K 601
                                    

SETAHUN berlalu, Anna masih sebagai Anna saat satu tahun yang lalu. Masih menunggu kabar Cameron yang belum kunjung ada kabar. Satu tahun berlalu tanpa kontak satu sama lain, sepertinya Cameron mengganti nomornya. Walau begitu, Anna masih berhubungan dengan Sarah, wanita itu dengan tulus memberi kabar soal Cameron. Beberapa bulan lalu Anna mendengar Cameron sukses membuat perusahaan Ayahnya Angga menjadi perusahan nomor 1 yang berhubungan baik dengan pihak Australia. Soal Cameron yang memutuskan hubungan sepihak, Alma cukup marah dan sangat membantu Anna selama setahun ini.

Alma juga tidak ada kontak dengan Cameron, Lovita dan Angga juga memberi pilihan untuk Anna. Gadis itu tetap milih Cameron sebagai pasangan nya, dia tidak akan mencari orang ketiga lagi. Anna sudah berjanji juga untuk tidak meninggalkan orang ya ia sayangi untuk kedua kali nya, biar kali ini Anna yang mengejar Cameron walau hanya sepihak. Ben, Darrel, Rafel juga setia untuk membuat Anna ceria.

Anna tidak lagi tinggal di rumah Cameron, dia pindah kembali kerumah Lovita dan Angga dan tiap minggu menginap dirumah Cameron menjaga rumah besar itu di bantu oleh Shenna, Aldo, Hanna dan kekasihnya. Anna bersyukur mempunyai orang yang setia disaat dirinya sedang jatuh. Hari ini Anna dapat kabar bahwa Cameron akan pulang besok untuk mengurus perusahaan di Indonesia. Anna sudah menyiapkan semuanya, Anna harap Cameron sudah melupakan masalah tahun lalu. Anna juga sempat mendapatkan isu bahwa Cameron sedang berhubungan khusus dengan seseorang di sana, untung saja di tolak mentah kabar itu.

"Sumpah, gue cuma takut dia nolak gue," Ujar Anna mengingat kejadian lalu dan lamanya mereka tidak bertemu.

Shenna menjitak kepala Anna gemas, "Mana semangat lo? Kok mundur gitu, lo udah nahan semua rasa sakit selama ini, waktu lo untuk bertindak. Jangan lemah, Anna yang kenal kuat!" Kata Shenna mengembalikan nyali Anna yang menciut.

Anna mengangguk penuh semangat, "Betul, gue harus tahan banting!"

Shenna memberi jari jempolnya mantap. "Ayo, Na makan dulu entar dingin,"

🌻🌻🌻

Langit masih gelap, tetapi jam sudah menunjukan pukul 05.20 Anna sudah membersihkan dirinya, dan sekarang tengah merias wajahnya. Ia memutar lagu Lemonade yang di nyanyikan Jeremy Passion, lagu yang Cameron gambarkan bagaimana penting nya Anna dalam hidup Cameron. Senyum nya tidak luntur, bibir mungil Anna bergerak menyanyikan lagu itu. Bila mendengar lagu ini, ia merasakan suasana hangatnya makan malam terakhir yang Cameron sempatkan sebelum pergi meninggalkan nya.

"She's exactly what i need ... " Anna menyanyikan bait terakhir lagu tersebut.

Selesai ia merias wajah, segera ia telpon Shenna dan Hanna. Nada sambung cukup lama lalu di angkat, "Apaan, Na?" Sahut Hanna seberang sana.

"Lo pada belum bangun, ya? Ayo cepetan bantuin gue, nih kue nya harus di ambil jam enam,"

"Iyaa, gue lagi make lip tint," sahut Shenna terdengar suara berisik dari seberang sana diikuti suara tangisan anak kecil.

"Aduh, gue lagi cari baju sebentar ya, ketemuan aja di rumah Shenna," Ujar Hanna.

"Oke! Btw, Shenna gapapa kan lo tinggalin anak lo sebentar?"

"Its okay, ada Aldo kok,"

"I love you both so fucking much!"

Jam menunjukan pukul 09.30 pagi, semuanya sudah siap. Rumah Cameron sudah di dekor oleh teman-teman Cameron, siapa lagi kalau bukan Darrel, Rafel dan Ben. Sekarang mobil Anna sudah di parkiran Bandara Soekarno Hatta dimana pesawat Cameron take off pukul sepuluh. Jantung Anna berdetak kencang, "Gilaa! Gue takutt, huaaa!" Anna meringis disana.

Married EnemyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora