Chapter 23

36.7K 1.5K 27
                                    

🚫 sebelum nya author mau bilang bahwa ME akan di private acak beberapa part ke depan karena sebelum nya ada yang mengcoppy part ME. jadi, di mohon untuk memfollow akun author agar bisa membaca, terimakasih!
semoga mengerti 🚫

🌻🌻🌻

LAGI-lagi keadaan canggung menyelimuti kedua pasangan tersebut di kamar dengan kedipan lampu pohon natal yang sengaja Anna taruh di beberapa foto gantung. Entah sudah pukul berapa, tapi Anna kembali tidak bisa tertidur. Setelah Cameron pulang, ia benar-benar dalam amarah. Bagaimana tidak marah, Cameron memancing nya. Padahal keadaan sedang serius. Anna kesal.

Anna menatap punggung itu. Menatap nya kosong. "Anna ... Apa lo udah tidur?"

Anna langsung saja menutup mata, ketika sebuah gerakan yang di lakukan Cameron. Sepertinya lelaki itu akan menghadap nya. Untung saja lampu di biarkan mati, jadi mata Anna tidak terlihat berkedip dengan mata tertutup, tidak kelihatan banget pura-pura nya. "Udah tidur, ya? Gapapa sih, jadi gue bisa curhat. Abis kalo gue curhat keadaan lo bangun, lo nyahut nya nyebelin banget, rasa nya pen gue bekap mulut bawel itu." Umpat dia kesal.

"Na, masa kantor Papa mertua parah banget. Asisten gue sama Serketaris gue pakaian minim semua, heran aja gue mereka mau nongki atau kerja. Kalo di tanya, gue senang apa gak liat pemandangan itu. Enggak sih, Na. Kayak nya nafsu gue pindah ke lo aja, bukan nafsu aneh-aneh maksudnya. Terus gue suruh ganti aja itu Serketaris."

"Terus, ada lagi namanya Yuni. Dia Asisten gue, sopan sih tapi bawel banget kayak lo dulu. Lebih nyebelin lo sih, hanya aja dia lebih ngerti. Si Yuni ini bawel bukan perkejaan, bawel nanya-nanya gue. Risih banget, mungkin faktor wajah ganteng ini kali ya, haha."

"Segitu aja, Na. Nanti lo kebangun lagi. Gue bobo dulu, ya. Pasti lo lagi mimpiin gue telanjang, sampe tidur lo pules, haha. Iya kan, Na? Yaudah, gue mimpiin lo aja biar sama pules kayak lo."

Cameron merubah posisi, tidak lagi menghadap Anna. Lalu keadaan mulai sunyi, dan Anna masih belum tertidur. Gadis itu tersenyum, walau agak kesal di bilang mimpiin Cameron telanjang. Yang ada mimp buruk, please deh.

Anna mulai menguap, ia menggeser tubuh nya mendekati Cameron, dan memeluk nya. Membenamkan wajah nya di dada bidang milik Cameron. "Benar. Hati ini udah memilih lo, Cam." Gumam nya dalam hati.

×××

Cameron sudah berangkat. Sekarang Anna yang akan berangkat pergi bersama Alma, Mama Cameron. Alma mengajak Anna mencari kebutuhan rumah, dan Anna mau saja. Di rumah dia hanya tidur, menonton TV, makan, bosan sekali. Sementara Hanna lagi sibuk-sibuk nya mau UTS, dan Shenna?

Entahlah, Anna belum siap bertemu Shenna. Lagi pula, sepertinya Shenna menikmati waktunya bersama teman baru.

"Anna sayang, kita bawa mobil, ya. Kamu bisa bawa mobil, kan?" Anna menoleh, membuyarkan lamunan nya.

Anna mengangguk cepat. "Iya, Mah. Mau ke mall mana, Mama?? Sahut Anna lembut.

Alma memberi senyum. "Terdekat aja, Mama juga lagi malas jauh-jauh. Oh, iya, kamu sama Cameron gak ada masalah, kan?"

"Enggak, Mah,"

"Sip, kita berangkat." Anna mengangguk, mengambil kunci mobil Alma yang di sodori wanita paruh baya tersebut.

Anna menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Sementara Alma sibuk memakai lipstik. "Mah, kayak nya Mama punya cucu akan lama," ujar Anna tiba-tiba. "gapapa, kan, Mah?" Anna menoleh pada Alma.

Married EnemyWhere stories live. Discover now