Chapter 27

37K 1.7K 75
                                    

karena kemarin vote udah 100, jadi up di percepat hehe. so, buat next lagi can i get 150 vote with 50 comments? :)

🌙🌙🌙

PANDANGAN nya sangat fokus ke arah depan. Menatap setiap baju yang berada di lemari. Sudah beberapa jam Anna berdiri memilih baju yang akan ia pakai, sudah ada beberapa baju juga yang ia asal buang.

Hari tepat tanggal pernikahan Shenna dan juga Aldo. Rasa sedih itu .... Entahlah, sudah tak kunjung datang. Mungkin hati Anna sudah benar terbuka lebar untuk Cameron. Anna tak mau mengingat hal yang seharusnya ia lupakan lama, dia tak mau membuang waktu lama untuk hal yang baru dan lebih baik.

Sebenarnya dari kemarin mogok makan Anna masih berlanjut karena memikirkan keadaan Angga dan juga baju untuk pernikahan Shenna dan Aldo. Tapi Cameron selalu mengagalkan aksi nya. Cara nya begitu lucu dan sederhana, tetapi untuk Anna cukup membuat getaran indah di hati.

Beberapa minggu ini juga Cameron selalu sibuk ngegym dan masih pulang larut malam. Tapi Anna tak memusingkan dirinya di lupakan sesaat, lagi pula untuk kebaikan mereka. Dan juga, Cameron jadi sering shirtless di rumah. Oh Tuhan, Anna sampai gigit bibir tiap melihat roti sobek yang mulai tampak lagi di perut lelaki itu. Entah maksud Cameron melakukan itu apa, tapi Anna sangat menikmati pemandangan gratis tersebut.

Oke, balik ke topik.

Anna menghela frustasi. Ia bingung memakai pakaian apa, secara semua pakaian nya sudah ia pakai tiap ngedate bersama Aldo dulu. Masa iya pakai baju itu lagi? Ntar Aldo flashback, Anna flashback tidak jadi move on lagi.

Anna menggaruk kepala tak gatal. Tinggal 6 jam lagi acara di mulai.

"Mampus abis gue." Umpatnya.

Anna pun berjalan keluar kamar. Ia menuruni anak tangga rumah nya, mendapati Cameron yang tengah push up dengan TV menyala. Lagi-lagi pemandangan gratis.

"Cam?"

Cameron mendongak singkat. Tak menanggapi panggilan Anna, ia masih melakukan kegiatan nya.

Sementara Anna mendengus.

"Di panggil nyahut kek." Cibir nya.

Cameron masih diam.

Anna menghentakkan kaki, ia berjalan dan mendaratkan bokong nya kasar ke sofa.

Setelah menunggu lama Cameron pun bangkit berdiri dan berjalan ke arah Anna. "Ada apa? Maaf tadi kan gue lagi push up," ujar nya memberi tau.

"Iya, iya,"

"Ada apa? Rindu?"

Anna menjotos perut berbentuk Cameron. "Apaansih!"

Cameron tertawa. "Jangan main jotos perut gue dong. Udah mulai berbentuk lagi nih, entar masuk lagi ke dalam," celutuk nya bercanda.

"Sebodo amat,"

"Anna, ada apa?" Cameron membeo.

Ia pun duduk di samping Anna. Ia menarik dagu Anna ke arah nya. "Kenapa kamu?"

Yap, lagi-lagi perdana Cameron mengucapkan 'kamu' kepada Anna.

Akhir-akhir ini Cameron selalu memanggil Anna 'sayang' dan baru ini 'kamu', tapi tak lama ia kembali tengil.

Anna mengulum senyum. "Woylah, di tanya diem doang. Jadi patung lo ya?" Kesal Cameron, melepaskan dagu Anna.

"Ini gue baru mau jawab, kampret!"

Cameron menyengir. "Oh iya, kenape?"

"Lo ada baju buat ke pernikahan Aldo?"

Tampak Cameron mengernyitkan alis. "Hah, emang hari ini, ya?"

Married EnemyWhere stories live. Discover now