Chapter 55

33.3K 1.2K 21
                                    

"ANNA tolong taruh ini ke kamar Cameron, deh,"

"Iya, Mah,"

Hari ini Anna berkunjung ke rumah Alma, Mama Cameron untuk membantu beberapa perkerjaan rumah Alma. Sudah seminggu dari Alma pulang rumah sakit Anna masih sedikit khawatir akan kesehatan Alma. Anna menutup pintu kamar Cameron dan kembali turun ke ruang tengah. Alma sedang membersihkan rumah, sudah tiga jam mereka membersihkan rumah. "Mama enggak ada niatan ambil pembantu gitu, Mah? Kan lumayan juga beresin rumah begini, terus sepi juga kalau Mama doang disini," usul Anna yang sudah duduk di sebelah Alma.

Mereka sudah selesai berberes, sekarang memilih bersantai di sofa ruang tengah. "Udah kok, ada orang dari teman Mama nanti bakalan kerja disini," jawab Alma.

Anna mengangguk lega. Alma menghelus kepala Anna lembut, "Gimana Cameron? Acara nya lancar?"

"Cameron baik, kok. Acara nya berjalan lancar, walau kaget sedikit Cameron tiba-tiba datang,"

Alma tertawa mendendengar ucapan Anna. Memang Alma yang meminta anak nya itu menghadiri acara tersebut. "Abis waktu di rumah sakit Mama dengar percakapan mereka seakan-akan Cameron belum ada hubungan apa-apa. Enak aja, Mama nggak mau. Mama juga dengar, ada perempuan ngomong ke Mama kayak akrab padahal Mama enggak kenal jadi Mama simpulin dia suka sama Cam,"

Anna menyengir mengerti arah ucapan Alma. "Sekarang udah tau kok kalau sekarang Cameron udah punya Istri," kata Anna di akhiri tawa.

"Dari kamu kecil Mama senang sama kamu. Kamu itu senyum terus, murah senyum. Tapi kalau marah ngambek nya ... tapi Mama gemes sama kamu. Anna lucu, sayang dulu Mama nggak kepikiran kenalin kamu sama Cam, tapi taunya satu sekolah pas SMA," Alma mendesah lega sebelum melanjutkan ucapanya, "pas Mama ngambil rapot Cameron Mama ketemu Bundamu. Kebetulan emang Papa Cam sama Ayahmu dekat karena perkerjaan jadi Mama masih berhubungan dekat sama Bundamu. Pas ketemu Lovita kamu minta pulang bareng teman kamu Mama enggak tau kamu sadar atau nggak ada Mama,"

"Mama liat kamu, sudah besar dan cantik. Sayang kamu enggak sapa Mama karena kamu buru-buru kayaknya, tapi Mama senang liat kamu bertumbuh cantik. Senyum kamu tambah manis, dan sopan sama Lovita. Dari situ Mama berniat mau dekatin kamu sama Cameron."  Lanjutnya bercerita bagaimana Alma menjodohkan Anna dan Cameron.

Anna tersipu malu dengan komentar baik dari Alma. "Anna senang punya Mama kedua kayak Mama Alma," Anna memeluk Alma erat. Sungguh nyaman dekapan Alma, walau begitu tetap saja pelukan seorang Ibu menjadi tempat paling nyaman. Anna rindu Bunda, Lovita.

Alma menghelus kepala Anna lagi-lagi, mencium puncak kepala Anna. "Mama lebih senang punya menantu kayak Anna. Coba liat, gimana enggak gemas sama kamu kalau meluk begini kayak anak kecil?" Anna mengulum senyum.

"Katanya Cameron mau ajak Dinner kamu? Ada baju?"

"Kok Mama tau?"

"Apa, sih yang Mama enggak tau?"

Anna tersenyum, detik berikutnya menggeleng pelan. "Anna belum mikirin baju. Paling nanti Anna pergi sebentar cari baju ke mall,"

Alma mengibas tantannya ke udara, "Ih, ngapain? Punya Mama Alma aja. Kebetulan Mama punya baju banyak zaman masih sekamu badannya,"

Anna menyengir. Alma menarik tangan Anna ke ruangan dimana tempat baju Alma yang sudah tidak terpakai dan masih di pakai tergantung disana. "Hari ini Mama yang dandanin kamu pokoknya!"

🔸🔸🔸

Jam menunjukan pukul 19.05 malam dimana Cameron sudah memarkirkan mobil di garasi rumahnya dulu. Sementara Anna? Dirinya sudah siap dengan pakaian dan riasan wajahnya. Cameron mengetuk pintu rumah dan di buka oleh Anna. Alis Cameron terangkat melihat Anna yang cukup menawan. "Wow ... ini Anna Derulia Istri nya Cameron?"

Married EnemyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora