Chapter 29

35K 1.4K 16
                                    

CAMERON menatap ke arah depan, menatap wanita yang baru beberapa minggu kenal. Hari ini libur, Cameron di telpon oleh wanita di depan nya untuk bertemu, dia bilang ia ingin bicara sesuatu. Anna juga sibuk pergi dengan Shenna, jadi Cameron pikir ia akan bertemu dengan wanita tersebut sebentar tak apalah, siapatau juga penting.

Wanita itu tampak kikuk. Cameron sampai capek menunggu wanita itu membuka suara. "Bisa langsung aja ngomong nggak?"

"Maaf,"

Cameron diam.

"Gini, saya mau minta maaf sama Bapak. Saya sangat lancang bertindak sesuka saya minggu lalu. Mentang-mentang Bapak junior saya melakukan hal yang menyebalkan. Saya minta maaf, saya sangat lancang," ujar Sarah. Ia menunduk, tak menatap Cameron.

Cameron mengangguk. "Apa alasan nya hanya saya junior kamu?"

"Ya, Pak."

"Kenapa kelihatan nya kamu pengen deketin saya, ya?"

Sarah diam. "Bukan, Pak,"

"Yaudah, saya maafin. Saya duluan ya, ada perlu. Sampai ketemu di kantor, dan jangan lupa kirim email yang saya suruh, belum kekirim dari kemarin," ujar Cameron tegas.

"Ya, Pak."

Cameron pun beranjak. Meninggalkan Sarah yang merutuki diri nya sendiri. Ia merasa bertindak hal bodoh.

×××

Anna menyuapkan es krim ke dalam mulut sambil menyengir akan lawakan Shenna. Anna terlihat lebih baik saat itu, hubungan nya kembali harmonis dengan Shenna begitupun Aldo. Ternyata mengikhlaskan tak terlalu berat yang di pikirkan. Malah Anna terlihat tidak ada berat hati berbagi informasi tentang Aldo pada Shenna. Dari makanan kesukaan Aldo, makanan yang buat Aldo alergi, dan hal yang membuat Aldo sensitif. Saat itu ada hal yang terlintas di benak nya, coba saja Ivana mau berbagi informasi tentang Cameron padanya.

Tapi sepertinya tidak bisa.

"Dan asli muka Aldo datar gitu. Ternyata dia nggak suka film romantis toh," celoteh Shenna.

Anna terkekeh. Aldo tidak suka film romantis. Ia benci film seperti itu, seakan harga diri sebagai cowok di jatuhkan karena gadis yang menonton lebih merasa terbang saat lelaki di film tersebut mengucapkan atau melakukan hal romantis. "Iya, dia paling benci. Kalo mau, nonton film action tapi ada romance nya, Shen. Kayak Divergent, Hunger Games gitu-gitu. Pasti dia suka deh, karena nggak setiap alur mereka melakukan hal romantis," jelas Anna pada Shenna.

"Oke, oke. Kita berhenti tentang gue. Sekarang tentang lo. Cameron gimana?"

Anna menggidik bahu. "Dia udah kerja, waktu nya ada pas lagi libur aja. Tiap pulang kantor juga dia kadang larut malam, atau kalo agak cepat kayak suka ngurung di ruang kerja dia sampe malam banget. Dia aja sampe lupa makan, apalagi gue?" Ujar Anna.

Cameron kembali ke realita. Entah Anna harus senang atau sedih.

Shenna memberikan mimik wajah sedih. Ia usap lengan Anna, memberikan support. "Don't be, dia melakukan itu untuk kebaikan lo dan juga masa depan kalian. Dia pasti bisa ngatur waktu kok, tapi mungkin waktu yang dia luangkan buat lo bisa kapan aja, sementara perkerjaan harus di waktu yang pas dan tepat,"

"Ya, Shen. I know, tapi kapan? Nunggu tuh nggak enak,"

"Yaampun, nunggu yang pasti aja lo kayak gini. Gimana yang nggak pasti? Dulu waktu lo kejar Aldo kayak nya lo nggak ada patah semangat nya sama sekali deh, selalu ambisius buat kejar dia. Kok sekarang lo lenjeh, ya? Padahal dulu lo nggak kenal sakit atau jatuh. Kalau pun lo jatuh pasti lo berusaha tetap berdiri dan mengejar,"

Married Enemyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें