Chapter 8

52.9K 2K 84
                                    

"ANNAAA BANGUNN!" Sudah keberapa kali nya Cameron menggedor pintu Anna. Anna masih saja belum bangun dari ranjang nya, dan juga si Anna tak menyahut sedari tadi. Hari ini adalah hari pertama Anna dan Cameron masuk kuliah saat menikah. Lalu, jam menunjukan bahwa kelas Cameron akan segera di mulai.

"Gue tinggal nih?!" Cameron pun mengetuk kembali lalu kembali berbicara. "Oke gue jalan, bye!"

💛💛💛

Anna mengucak mata nya, menatap sekeliling ruangan. Tampak matahari sudah sangat terang dari atas sana. Anna menguap lalu menyambar ponsel nya. Dan betapa terkejutnya Anna melihat jam berapa saat ini. Anna pun cepat-cepat menuju ke lantai bawah dan terlihat tak ada siapapun yang tanda nya Cameron meninggalkan nya.

"Hm, bagus ya, si kampret itu ninggalin gue. Biarin aja gue aduin ke Mama mertua biar mampus,"

Anna pun bangkit dari tidur nya, berjalan dengan langkah besar kesana kemari agar waltu nya terkejar. Beberapa jam kemudian Anna mencari Cameron di lingkungan kampus nya, Anna pun menoleh ke salah satu teman yang Anna kenal, Darrel. Teman yang satu kampus dengan Cameron dari SMA. "Rel, liat si Cameron?" Tanya Anna dengan nada naik membuat Darrel tersentak.

"Lah? Kan elo ist--"

"Diem! Di bilang jangan ngomong gitu di kampus!" Pekik Anna.

Anna dan Cameron merahasiakan status mereka di kampus karena mereka tau keduanya sudah punya pasangan dan sudah sangat serius. Anna dan Cameron pun sama di anggap rival di kampus. Jadi bila mereka tau Anna dan Cameron mempunyai status pasti akan menjadi gempar di sekolah.

"Lah? Yaudah deh. Gue gak tau Cam di mana, tadi pagi doang ketemu dia. Coba aja liat di kantin, biasanya lo kan tau, pea,"

Anna menepuk kening nya, "Ehe lupa, makasi Darrel!"

Dan ternyata benar, disana ada Cameron yang tengah makan dengan santai. Tak menunggu lama Anna pun berlari dan menjewer kuping Cameron, ia menyeret Cameron dari kantin.

"EH SAKIT BEGO! GILA LO YA DATENG-DATENG JEWER KUPING ORANG! MAHAL NIH KUPING!"

Anna melepas kasar jeweran nya, sekarang ia menatap Cameron seperti daging segar. "ENAK BENER LO YA NYANTAI DI KANTIN TANPA PEDULI GUE DI RUMAH KAYAK APAAN TAU LARI SANA SINI KARENA TELAT NGAMPUS! OTAK LO DIMANA HAH?!"

"Ya di kepala gue lah, ipa lo berapa sih?"

"Gak, Cam. Ini serius, gak lucu tau!"

Cameron memutar bola mata. Gak sadar ya di teriakin pagi-pagi sampe pita suara Cameron mau putus. Terus dateng-dateng jewer kuping nya. Yang salah siapa, ya?

"Eh woy, lo tuh udah gue bangunin! Lo nya aja gak sadar, lo nyahut aja boro-boro!"

"Ya setidak nya lo lewat mana kek biar gue bangun!"

"Lah? Kok jadi gue yang susah, derita lo lah kalo gitu. Udah ah gue mau makan, tadi pagi gak sempet. Bye!"

"CAMEROON! BIARIN GUE BILANGIN MAMA!"
.
"Yaudah, gak peduli. Dasar tukang ngadu!"

"Dasar egois!"

"Cih, nyebelin,"

"Kalian satu rumah?" Dengan wajah pucat kedua pasangan tersebut menoleh ke kiri, mendapatkan sosok gadis dengan wajah yang tak familiar. Anna menepuk lengan gadis itu kencang membuat yang di tepuk meringis.

"Sial lo, Shen! Gue kira siapa!" Teriak Anna kesal sedangkan Shenna terkikik geli.

Kedua sohib itu lagi-lagi satu sekolah, hanya saja kadang-kadang saja satu kelas. Anna mendengus kesal. "Ihh pagi-pagi udah berantem aja lo dua, nggak capek apa itu pita suara?" Celutuk Shenna.

Married EnemyWhere stories live. Discover now