Chapter 42

31.6K 1.1K 14
                                    

- mohon kebijakan nya dalam membaca chapter ini. terdapat beberapa kata kasar dan sebagai nya, jadi mohon maaf bila tidak nyaman -

***

Just because i let you go, doesn't mean i wanted too.

💫💫💫

SUARA dentuman musik memekan ke seluruh penjuru ruangan. Bau alkohol, asap rokok semuanya tercium oleh hidung Anna maupun Cameron. Anna meringis, telinga Anna sangat tidak biasa mendengar lagu sekeras itu, di tambah lagi bau alkohol yang semerbak dan juga asap rokok dimana-mana. Anna mendongak menatap Cameron, "Ini kan yang lo mau?"

"Gue nggak bilang mau ke diskotik, Na," Cameron menekan pembicaraan nya.

Anna menanggapi malas. "Itu ada sekuriti, tanya aja sama mereka," tunjuk Anna pada pria berpakaian serba hitam.

Mereka mendekat, Anna semakin meringis saat bunyi suara semakin terdengar keras. Kalau bukan karena Cameron yang ingin membuat Ivana bahagia, Anna enggan ikut ke tempat yang sempat membuat hubungan Anna, Shenna dan Aldo pecah.

Percayalah, Anna benci tempat laknat itu.

"Oh gitu, oke terimakasih," Sekuriti tersebut memberi senyum simpul.

Anna menyolek lengan Cameron, bertanya apa yang Cameron dapatkan. "Ini diskotik di sewa full night sama teman Ivana. Jadi kita tinggal cari Ivana aja,"

Anna mengangguk, mengikuti arah Cameron berjalan masuk. Benar-benar telinga Anna seperti ingin lepas, mungkin Anna akan tidak bisa mendengar lagi setelah keluar dari tempat itu. Sungguh Anna heran mengapa orang memilih ke tempat berisik seperti ini di banding pergi belanja atau berdiam diri menonton film drama. Anna mengibaskan tangan saat asap rokok menyapa nya persis. Anna tau tidak ada guna nya, tapi tetap saja ia lakukan.

"Itu Vana," tunjuk Cameron pada gadis yang memakasi dress ketat berwarna putih. Rambut nya di ikat setengah, membiarkan anak rambut dan poni nya tertampang.

Sesekali salah satu orang di dalam sana menatap Anna heran melihat busana yang Anna pakai. Anna hanya memakai celana panjang hitam dengan sweater crop bertulisan'lol ur not Dylan O' Brien' di sisi tengah sweater dengan warna navy, sementara warna tulisan berwarna putih.

Memang tidak terlihat crop, tapi bila Anna mengangkat tangan nya sedikit saja perut rata nan mulus nya terlihat jelas.

Walau begitu tetap saja, ini diskotik dan juga perayaan ulang tahun. Seharusnya Anna memakai pakaian lebih formal. Soal Cameron, lelaki itu hanya memakai celana panjang cokelat muda dan kaos hitam. Lelaki memakai busana apa saja tampak cocok saja, berbeda dengan perempuan yang selalu repot.

Mereka mendekat ke arah Ivana. Gadis itu tampak sedang tertawa lepas. Di tangan nya ada botol besar ia pegang, sesekali ia teguk dan kembali tertawa.

Ivana mendongak kaget saat di liat Cameron dan Anna berdiri persis di hadapannya. Ivana berdiri, menyapa Cameron dan Anna. "Haii!"

Anna memberi senyum pada Ivana. Mereka bertukar senyum. Sedangkan Cameron hanya menatap Ivana datar. "Engg, kenalin dulu temen-temen gue!"

Ivana duduk, tangan nya ke arah seorang gadis berambut panjang dengan make up tipis. "Ini Wanda, teman gue," Anna melempar senyum, di balas sama persis yang Anna lakukan pada gadis itu.

Married EnemyWhere stories live. Discover now