Chapter 58

29.1K 1K 20
                                    

KEMBALI ke realita, dimana Anna yang tinggal di rumah, Cameron yang kembali berkerja. soal hari terakhir di Bali, apa perlu di ceritakan? Hanya di mana hari, waktu terakhir mereka disana. Hanya mengemas barang, membeli beberapa barang yang sama, makan siang terakhir, bertemu Anneta untuk pamit dan meminum sebentar, bermain di pantai menikmati Sunset dan ke Bandara. Hari yang tidak banyak cerita seru, malah Anna sedih ingin berlama disana.

Cameron sudah berangkat kerja, meninggalkan Anna sibuk di rumah membersihkan beberapa ruangan. Hari ini Lovita dan Angga akan berkunjung dan menginap beberapa hari sebelum kembali ke rumah yang jaraknya cukup jauh dari rumah Anna dan Cameron sekarang. Sebuah panggilan masuk mendapati nama Shenna disana.

Sambungan di awali suara bayi menangis dan tidak lama di susul suara Shenna. Gadis itu tampak ceria menanyakan soal Anna. "Hello, Mrs. Anna? Asikk udah sah nih, maksudnya udah beneran sah. Ihiyy, pengantin baru," goda gadis di seberang sana.

Senyum Anna melebar mendengar suara Shenna, "Ihiyy, Ibu mudaa sombong sekarang sibuk urus Junior Aldo,"

"Sori ya, gue mau telpon lo cuma inget pengantin baru jadi nggak mau ganggu,"

"Iri bilang aja, deh lo!"

"Haha, enggak-enggak serius, nih. Gimana honeymoon nya? Ada ronde nggak? Atau gimana, nih?"

"Sibuk berduaan, aja sih. Kayak asik-asikan nggak mikir kesana karena mau nikmatin waktu berdua gitu,"

"Cerita lo sama Cam laris kali, ya kalau di buat film atau novel. Gue aja enggak kebayang kalau inget zaman SMA gimana,"

Anna tertawa, dirinya juga heran karena pemikiran nya melenceng. "Gimana Junior Aldo? Sehat? Kok tadi nangis?"

"Iyaa, lagi rewel-rewel nya. Gue sama Aldo beneran hampir enggak tidur karena rewel,"

"Asik, dong? Gue jadi pengen tau rasanya di sibukin sama anak. Ahh, pengen cepat-cepat cuma mikir juga gue masih mau berduaan sama Cameron,"

"Oh, ya. Na, lo enggak ada niatan kontrol? Gue tau kalian pasti pernah berhubungan, apa lo nggak kepikiran ternyata lo ngisi apa?"

Pemikiran itu sempat terlintas jujur, hanya saja ia pikir kehamilan selalu memberi tanda. Apa sekarang sudah beda? "Seram tau, ternyata udah ngisi tapi enggak tau. Kasihan juga baby nya, kalau hamil udah mulai harus was-was soalnya, Na,"

"Tapi gue nggak pernah ngerasa mual, menstruasi gue juga lancar aja,"

"Mau gue temanin kontrol? Yang penting mastiin aja,"

Anna tampak berpikir, apa mungkin saat nya?

Rasanya sangat sekali ingin tau, bagaimana keadaanya. Bila di hitung, seharusnya ia sudah mengisi bukan? Entahlah. "Boleh, lo bisa jam berapa?"

"Nyokap Aldo mau ajak anak gue ke acara reuni mereka, gue izin temenin lo pasti bolehin,"

"Jadi repotin gini, beneran lo?"

"Suut, udah, lo mandi sana. Entar gue kabarin."

🌈🌈🌈

Suasana siang di Rumah Sakit cukup ramai, Anna dan Shenna tengah menunggu panggilan untuk mengecek kabar Anna. Sebenarnya rasa untuk membawa Cameron sangatlah besar, hanya saja Cameron baru saja masuk dia tidak mungkin menganggu jam kerja Cameron. Jantung nya berdegup kencang di tambah keringat keluar dari telapak tangannya membuat dirinya semakin takut. "Santai aja, Anna."

Anna menoleh mendapati Shenna tersenyum menatapnya. "Gue cuma takut kalau gue enggak bisa kasih Cameron keturunan,"

"Semisal emang lo nggak bisa, lo mau apa?"

Married EnemyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz