Chapter 45

34K 1.2K 28
                                    

"LO mau sampe kapan?"

"Apa?"

"Sampe kapan?"

"Apanya?"

"Cuekin gue?"

"Emang gue cuekin lo?"

"Menurut lo?"

"Menurut gue? Lo cuekin gue."

"Gue nggak,"

Gadis itu memijit batang hidung seraya menghela berat. Detik ke 2 ia mengangguk, "Oke kalo itu mau lo. Gue minta maaf kalau emang gue nyakitiin lo, gue .... gue capek kayak gini,"

"Ooh,"

Anna mengigit bibir keras. "Apa yang buat lo begini? Kasih gue penjelasan."

Cameron terdiam sebentar lalu berjalan mendekat ke arah Anna yang terduduk. Ia mendekatkan wajah pada Anna, "Lo mau tau?"

Anna mengangguk cepat, "Lo mabuk, lo nggak dengar kata gue, lo hampir di perkosa orang, dan lo muntah-muntah sepanjang malam. Gue nggak masalah soal lo muntah, gue suami lo itu perkerjaan gue buat ngurusin lo. Tapi yang buat kecewa, lo hampir di perkosa. Bayangin aja, dan lo mau aja lagi. Bodoh." Lalu lelaki meleggang pergi entah kemana.

Mulut Anna berbentuk O, dia terkejut mendengar pernyataan itu. Ia menelan ludah susan payah, pantes saja Cameron seperti itu. Seharusnya Anna tidak mengiyakan permintaan Ivana untuk ke club saat itu, Anna sudah masuk jurang terdalam. Sekarang ia susah untuk kembali ke atas. Dia terjebak di jurang yang dalam.

Anna meringis. Dia berlari ke lantai 2, ke kamar karena Cameron seperti nya ke kamar. Anna membuka pintu, mendapatkan Cameron tengah membuka baju nya. Anna mendekat, "Gue minta maaf, gu-gue janji nggak ke club lagi. Maaf kalo mabuk gue parah banget,"

Cameron masih diam. Sekarang dia membuka celana nya, membiarkan dirinya hanya memakai celana boxer berwarna hitamnya. "Cam, jangan gini. Jawab, gue minta maaf. Gue kangen sama lo, gue butuh lo."

Cameron diam, dia berjalan ke arah ranjang hendak tidur. Anna berdecak, ia segera membuka baju nya dan juga celana nya menyisihkan dirinya hanya memakai pakaian dalam. Ia berjalan ke ranjang, "Cam?"

"Lo ngapain pake gituan aja?"

"Lo juga kenapa pake boxer doang?"

"Biasanya juga gini,"

"Yaudah, gue mau kayak gini aja,"

Cameron geleng-geleng kepala, ia pun memunggungi Anna. Meninggalkan Anna tidur. Anna mengigit bibirnya lagi, hanya satu cara yang ia punya. Walau memang terdengar sangat gila dan memaksakan, Anna tidak peduli. Kalau hanya itu satu caranya, ia akan lakukan.

Anna menelan ludah lagi. Ia merangkak ke arah Cameron. Dia tarik Cameron agat telentang, lalu ia duduk di atas Cameron. Sungguh Cameron membulat mata kaget. Hendak ingin protes, Anna langsung saja memasukan lidah ke dalam mulutnya, mengulum Cameron. Awal nya Cameron menikmatinya, hanya saja dia sadar bahwa Anna memaksakan keadaan. Ia menarik bibir nya, "STOP!"

Anna pun diam. "Kalo ini cara lo buat dapetin maaf dari gue, maaf, lo salah. Gue nggak akan maafin lo kalo kayak gini juga."

Married EnemyWhere stories live. Discover now