Chapter 7 ( SMA STORY )

49.6K 1.6K 33
                                    

Anna POV

Semenjak gue di antar pulang sama Kakak cogan yang punya perasaan daripada si tengil Cameron, gue makin senang berangkat ke sekolah karena bisa liat Aldo yang selalu bermain bola saat istirahat ke dua dan juga setiap hari Rabu lelaki itu latihan bermain futsal, ya walau kadang ada pemandangan yang nggak enak di liat si Cameron kambing.

Seperti sekarang ini gue tengah berjalan di koridor ingin memasuki kelas. Di kelas sudah ada Shenna yang duduk di atas meja, mengobrol dengan teman sekelas yang bernama Audi. Gue menaruh tas di bangku gue dan duduk di salah satu meja dekat Shenna dan Audi tengah mengobrol.

"Iya, terus juga gue kan lagi jalan sama teman gue si Bianca dan lo tau nggak?! Kak Cameron lagi jalan sama cewek lain dan kalau nggak salah namanya Kak Angel. Lo bayangin nggak tuh playboy nya Kak Cameron gimana?! Ih gila woy!" Seru Audi yang seperti nya sedang berbicara tentang Cameron. Terus apa tadi dia bilang? Kak? Astaga cowok barbar kayak Cameron di panggil Kak? Nggak cocok banget, gak level dia di panggil Kak.

"Najis banget lo manggil Cameron 'Kak'," sahut gue tidak mengikuti arah pembicaraan.

Keduanya sontak menoleh menatap Anna. "Apaan? Emang iya kan? Cowok nggak patut di contoh masa di panggil Kak?"

Shenna geleng-geleng kepala. "Jangan gitu, Na, gitu-gitu lo sempat dekat sama Cameron,"

Anna membulat mata, dekat? Oh Tuhan yang ada Cameron yang mendekati dirinya, eh bukan deketin, tapi jadiin gue babu!

"Iya! Lo gimana sih kok bisa dekat sama Kak Cameron? Sampai nyuapin segala lagi, satu angkatan kaget tau," Sahut Audi penuh antusias.

Astaga selama ini dirinya di cap sebagai cewek yang dekat dengan Cameron toh, menjijikan juga ya. "HEH! NAJIS TRALALA TRILILI BENER GUE DEKET SAMA DIA! Gue ini di jadiin babu sama dia gara-gara ketawan cabut kelas, lagi pula cabut nya pas free class tuh orang ngapa sih," Ketus gue saat mengingat kejadian pahit itu.

Audi terkekeh geli, emang sompret dia ya nggak ngerti banget aura nya lagi panas. "Kak Cameron ngincar lo kali, Na. Ya lo kan cantik, badan lo juga oke," Ujar Audi seakan tau sekali sifat sosok Cameron.

"Stalker lu ya? Nggak mungkin, Dy. Cameron jadiin babu habis itu udah," Jawab gue keukeuh. Emang iya kan? Emang bener-bener kambing tuh cowok.

"Bukan stalker, emang rumor nya Kak Cameron cowok yang pemilih. Tapi bukannya sempat pulang bareng? Malah agak sering,"

Shenna menyengir seakan pembicaraan Audi dan gue seperti acara TV gosip dan komedi. Padahal Shenna tau betul semua yang gue bicarakan, tapi dia nggak buka suara sama sekali, memang nyata nya punya teman kayak Shenna buat gue pengen dorong ke jurang ya. "Iyaa intinya gue nggak dekat dan bukan siapa siapa Cameron, jijik juga gue. Oke? Udah ya, jangan gosipin gue nggak benar lagi nyesek hayati,"

Audi mengangguk paham. "Na, jangan terlalu benci, entar suka," Ujar Shenna tiba-tiba. Gue memutar bola mata, "Masih percaya aja lo begituan. Lo kata kisah gue ini kisah novel yang di toko buku? Nggak amat," Sewot gue.

"Iya deh, yaudah ah gue mau jalan-jalan, masih setengah jam lagi bel," Ujar Shenna yang sudah turun dari meja kelas.

"Emak sama bapak lo jarang ngajak piknik ya, Shen sampe sekolah lo jadiin bahan jalan-jalan?"

"Kambing lo, Na,"

"Lah?"

"Hahaha, yaudah gue ke kantin dulu ya beli minum, dadah!" Ujar Audi yang sudah melenggang pergi dari kelas.

"Mau ikut gak lo?" Tanya Shenna

"Iya deng, kelas masih sepi," Jawab gue.

"Ye lo juga ketawan kurang piknik kan!"

Married EnemyWhere stories live. Discover now