Chapter 39

32.5K 1.4K 37
                                    

                 mulmed:

  anna derulia

can i get 100 vote and 100 comments for this chapter?

💭💭💭

WAJAH gadis itu pucat, tubuh nya bergetar, mata nya sayu. Cameron menggendong Anna ke dalam rumah, wajahnya panik seakan baru melihat hantu dengan wajah yang menyeramkan. Cameron menatap seluruh ruangan, dia memutuskan meneriaki Athala dengan sangat terpaksa. Athala turun dengan umpatan, tapi saat ia melihat Anna terbaring lemah gadis itu menyampiri Cameron. Wajahnya tidak kalah panik seperti Cameron.

"Ih, abang apain anak orang?!" Teriak Athala panik.

"Aduh, udah itu nanti aja. Sekarang cepetan ambilin selimut dua sama baskom isi air anget. Jangan lupa sama sapu tangan kecil buat kompres, cepet dek!" Athala mengangguk. Dia segera melakukan perkerjaan yang Cameron suruh dengan kilat.

Cemeron memeluk Anna, setidaknya membuat tubuh Anna anget walau memang tidak terlalu berpengaruh. "Anna, kamu kenapa, sih? Kok bisa gini?" Tanya Cameron lembut. Sebenarnya tidak ada guna nya juga bertanya, Anna sangat lemas.
Cameron berdiri, mengambil minyak oles untuk membangunkan Anna. Di dekatkan minyak oles tersebut ke alat perciuman Anna. Anna mengerjap mata, walau tidak langsung sadar. Cameron menghelus lembut rambut Anna, sambil sesekali dia kecup kening Anna. "Jangan kayak gini, aku sedih,"

Athala datang dengan semua yang Cameron pinta. Segera Cameron kompres kening Anna, sedangkan Athala membantu menyelimuti Anna. "Kak Anna pucet banget, bang. Badan nya kok gemeteran, ya?"

Cameron mendongak sekilas agar menatap Athala. "Iya, dia kehujanan,"

"Ooh, kirain abang apain,"

"Gila lo, ya. Jahat banget gue sampe buat kayak gini,"

Athala menyengir kuda. Dia ikut duduk di sebelah Cameron, tangan nya tidak tinggal diam. Athala menghelus telapak tangan Anna yang sangat dingin. "Kak, bangun, kak,"

Cameron menghelus kepala Anna, "Kamu tau dia kemana, Tha? Jawab jujur,"

Athala meringis takut. Saat Athala memberi alamat apartemen Ivana, Anna bilang bahwa Athala tidak boleh bilang pada Cameron. Kalau begini, apa pesan dari Anna harus Athala rahasiakan? Athala di buat dilema, dia juga merasa bahwa Abang nya Cameron perlu tau karena Anna sakit dan Cameron butuh penjelasan.

Cameron menyikut Athala, membuyarkan lamunan Athala. "Napa sih lo? Lo tau nggak?"

Athala terlihat ragu, "Eengg- eeeh .... ituu, apa ... emm ... "

Cameron mengernyit. Seketika Athala berbicara bahasa asing. "Yee, lo kalo mentang-mentang tau bahasa alien jangan ngomong ke gue juga pake bahasa alien. Gue serius nanya ini, malah di jawab pake bahasa lain,"

Athala mengigit bibir bawah erat. Apa yang harus Athala lakukan? Berbohong? Jujur? Bila jujur nanti, Anna pasti kecewa karena tidak bisa menjaga rahasia. Tapi ... kalau Athala berbohong, Athala tidak enak pada Cameron. Cameron pantas tau masalahnya.

"Tha, ish, jawab, liat apaan sih?" Cameron menyikut Athala lagi.

Athala menghela berat. Keputusan nya sudah bulat, dia tidak peduli Anna marah padanya.

Married EnemyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora