BAB 5 | It starts here

31.9K 1.7K 17
                                    

REVISI : 5 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

TUJUH BELAS TAHUN KEMUDIAN.

"Kinan hurry up!" teriak Rowan dari ruang makan yang menyatu dengan dapur. (Kinan, cepetan!)

"I'm coming." jawab Kinan menuruni tangga dengan tergopoh-gopoh. Aku datang  kata Kinan. (Iya, sebentar)

Pria paruh baya itu sedang membaca koran pagi ini. Tubuh tingginya yang sedikit berisi dan tegap membuatnya tampak tegas dan berwibawa. Kacamata tebalnya sudah menggantung sejak pagi diatas hidungnya yang mancung.

"Look! She's only wearing a jacket." omel Rowan pada cucu kesayangan sekaligus nyawa hidupnya sejak tujuh belas tahun terakhir. Ia menegakkan kacamatanya. (Lihat! Dia hanya menggunakan jaket)

"It's a thick jacket, owen!" Jawab Kinan. Owen adalah panggilan Kinan untuk kakeknya itu. Rowan yang menyuruhnya memanggil dengan sebutan itu. (Ini jaket tebal, Owen!)

Rowan hanya geleng-gelengkan kepala mendengar jawaban cucunya. "That's not enough. It's gonna be cold outside. Ten degrees then you need a coat." (Itu tidak cukup, cuaca diluar sepuluh derajat celsius dan kamu perlu mantel)

"Okay, enough honey, i'll get it for her." Sambung Jena. Ia masuk ke ruang kecil dibawah tangga dan memberikan sebuah coat tebal bewarna hitam kepada cucunya. (Oke cukup sayang. Biar aku yang ambilkan)

Kinan meraihnya dengan sedikit cemberut dan bibir maju ke depan.

"Look at your face! That's not a good face to your nana." Rowan semakin tegas. (Lihat wajahnya, itu bukan ekspresi berterima kasih untuk nana)

Kinan membuang wajah cemberutnya dan memberikan senyuman lebarnya pada Jena, "Thank you nana."

"That's my girl." Seru Rowan puas hati.

"Can we stop?" Jena ikut marah. "Jangan perpanjang lagi." Tambahnya.

Rowan mengalihkan pandangannya pada koran didepannya. Ia tidak menjawab jika istrinya itu sudah membela kinan.

"Okay, it's 9 o'clock. We have to go." Rowan bangkit dari tempat duduknya dan melipat korannya. Ia mengambil jaket tebalnya dan membawa tas serta korannya bersama.

Kinan pamit pada Jena dan memakai coat tebalnya. Jena dengan penuh perhatian membantu cucunya. "Don't get cold at school. Go to clinic when you feel dizzy." Pesannya. Jangan sampai kedinginan di sekolah. (Pergi ke klinik kalau kamu merasa pusing)

"Okay," kinan merapikan rambut panjangnya yang bewarna Light dark brown dan memakai topi yang sudah menjadi kebiasannya sejak duduk di bangku sekolah.

"Where's your inhaler?" Teriak Rowan dari dalam mobil.

"In my bag." Sahut Kinan. "Bye, nana." Ia melambai pada wanita itu.

"Bye." Jena membalas lambaian cucunya dari depan pintu.

Kinan dan rowan pergi meninggalkan rumah mereka yang terletak di area Summer Hill, Toronto.

***

Rowan mengantarkan cucunya tepat di depan sekolah. Kinan bersekolah di Urban International School, Toronto. Alasan Rowan memasukkan cucunya ke sana adalah karena kepala sekolahnya merupakan teman baiknya.

Kinan memberi salam pada Rowan.

"Go to my office after school." Pesan Rowan pada cucunya.

"Okay," kinan mengambil tasnya dan membuka pintu. Ia melambai dan masuk ke dalam sekolahnya.

Kinan's Life Story (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora