BAB 23 | Her punishment

23.3K 1.4K 26
                                    

REVISI : 8 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Malam itu Kinan masih menemani nananya dirumah sakit. Rencana pemulangan Jena semalam dibatalakan karena tiba-tiba wanita itu mengalami sesak napas.

Malam itu Kinan membasuh tubuh Jena dengan mengelapkan kain hangat ditubuh wanita itu.

"Are you sick?" Tanya Jena pada cucunya yang sedang membersihkan tubuhnya.

"No, why?" Jawab Kinan dengan senyumnya.

"Don't lie to me. Then why you always wearing your jacket?"

"No, i'm serious. It's just fashion." Alasan Kinan.

"Then what happened with your forehead?"

"Oh, tadi Kinan kena pintu gara-gara buru-buru ke kamar mandi." Alasannya lagi.

"Are you sure?"

"Trust me."

Jena mengelus pelan kepala cucunya. Kinan mengehela napas lega. Nananya memang tidak bisa dibohongi. Padahal ia sudah menutup benjolan di dahinya dengan concealer hingga tersamarkan.

Tapi mata wanita itu masih sehat dan bisa melihatnya. Dibalik senyumnya yang memberikan kasih sayang dan cinta pada Jena, Kinan menahan rasa sakit di kakinya yang ia paksa menggunakan sepatu agar tidak terlihat plaster di jempolnya.

Cubitan dilengannya juga masih menyisakkan sakit yang amat sangat. Belum lagi pusingnya. Kinan hanya tidak ingin nananya tahu apa yang sedang terjadi. Ia tidak ingin membebankan pikiran wanita itu.

***

"Kamu sudah mau pergi sekolah?" Tanya Jena saat melihat cucunya sudah rapi dengan seragam sekolah.

"Iya, papa udah jalan dari rumah. Papa bilang dia gak sempat naik ke atas. Tapi nanti jam makan siang papa mampir."

"Iya gak apa-apa." Jena mengangguk pelan seperti kehabisan tenaga.

Kinan menyalam tangan nananya lalu mencium pipi wanita itu.

"We love you so much," ucap Jena.

"We?" Kinan bingung.

"Me and owen." Seru Jena lembut. Matanya seperti merawang saat menatap cucunya. Kinan diam sesaat. Ia tersenyum lalu memeluk nananya sekali lagi. Kinan pamit.

***

Kinan turun dari mobil lalu berjalan menuju gerbang sekolah. Demi mengurangi rasa sakit dikakinya, ia berjalan pincang. Kinan menghamparkan matanya ke seluruh penjuru sekolah untuk melihat situasi pagi itu.

Namun matanya terhenti pada seseorang yang sedang duduk di tangga menuju kelasnya. Fino. Ia melihat cowok itu sedang duduk sambil memainkan sesuatu di hp nya.

Kinan tidak ada pilihan lain selain hanya melewati tangga itu. Jarak beberapa langkah dari tangga, Fino menyadari kehadiran Kinan. Pandanganya langsung menatap Kinan dengan lekat. Gadis itu mencoba menutupi pincang dikakinya. Kinan hanya menunduk tanpa menoleh lalu menaiki tangga.

Fino tidak berkomentar dan hanya melirik Kinan yang lewat disampingnya. Tatapannya menyipit ketika ia melihat ada sedikit benjolan di kepala kinan yang gadis itu coba tutupi dengan rambutnya. Mata fino yang tajam bisa melihatnya. Hingga kinan tiba di tangga atas pun, fino terus melihatnya dan tampak kinan sedikit menyeret kakinya saat berjalan.

Kinan, Ana dan Yuli duduk dikelas sambil menunggu bel masuk berbunyi sesaat lagi. Fino masuk ke dalam kelas bersama Doni. Ana memberikan kode pada Kinan. Mereka diam sesaat.

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now