BAB 46 | He told Megan

24.9K 1.2K 24
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Mata dani tertuju lurus pada kinan yang menggunakan baju rumah. Kinan menoleh ke arah meja makan lalu wajahnya pucat, mulutnya menganga melihat dani ada didepannya.

"Kata mama kamu, kalian sekelas. Sama-sama IPA5." Komentar ardina menatap dani dan kinan bergiliran.

Kinan masih termangu. Dani juga terdiam. Kinan merasa setengah dunianya hancur. Benteng yang ia bangun saat itu luluh lantak. Besok jurang tinggi akan memakannya di sekolah.

Kinan terpaksa ikut bergabung di meja makan mengingat mamanya yang ada disana.

"Ini nih kakak gue yang kemarin gue ceritain." Seru didi penuh senyum pada teman sebangkunya itu.

"Beneran kakak lo?" Tanya adik didi masih tak percaya.

"Iya," jawab didi yakin.

"Kakak sodara?"

Ardina tertawa.

"Bukan, kakak gue nomor dua." Jawab didi.

"Terus kak megan nomor berapa?" Adik didi mulai bingung.

"Mereka itu kembar," sahut ardina. "Kinan duluan yang lahir baru megan." Jelasnya.

"Kok gak mirip tante?" Tanya adik dani.

"Kembar kan gak selalu mirip. Ada juga kembar yang gak sama persis." Ardina menjelaskan dengan seksama.

Kinan menunduk dan menarik napas dalam mendengar mamanya menjelaskan semuanya di depan dani.

"Abang, yuk," ajak adik dani setelah ia mendapatkan catatan yang dia inginkan.

"Pulang dulu ya tante." Dani berjalan menuju pintu depan. Mereka pamit. Beberapa saat kinan dan dani saling berpandangan dalam pikiran masing-masing. Mereka bahkan tidak saling menukar senyum apalagi berbicara

***

Kinan sudah duduk di mejanya menunggu kedatangan dani pagi ini. Tadi malam ia tidak bisa tidur nyenyak. Begitu banyak kemungkinan yang muncul dikepalanya. Banyak hal yang ia takuti akan terjadi di sekolah.

Dani masuk ke kelas dan matanya langsung tertuju pada meja kinan yang sudah diisi oleh penunggunya. Ia bisa melihat wajah kinan yang kusut. Ia meletakkan tasnya diatas meja. Diujung matanya ia bisa merasakan kalau kinan menatapnya dan menunggu saat yang tepat untuk memulai.

Dani menoleh ke arah kinan, memberikan senyuman.

"Lo, emm...." kinan tampak ragu.

"Tenang aja, gue janji gak bakal kasi tahu siapa-siapa soal lo. Termasuk fino." Ia berkata tegas dan yakin.

"Tapi kan kalian temenan." Kinan masih ragu.

"Gue tahu batas. Selama ini gue juga udah mulai nebak-nebak sebenarnya lo ada hubungan apa dengan megan. Kalo bukan karena adik gue, gue gak tahu apa-apa." Dani membetulkan duduknya. "Gue boleh tanya sama lo?"

"Apa?"

"Kenapa kalian gak bersikap biasa aja layaknya adik kakak. Gak ada yang tahu ternyata lo kembarannya megan." Pertanyaan itu sudah mengisi pikirannya sejak tadi malam.

"Sedikit yang tahu lebih baik. Gak ada yang tahu aja fino udah ngerjain gue habis-habisan apalagi kalo dia tahu." Jawab kinan. Jawabannya ada benarnya.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang