BAB 40 | This is so embarassing

23K 1.3K 13
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!


Ranu melihat wajah ana yang murung. Ia juga melihat yuli yang tak jauh berdiri dari depan pintu. Tiba-tiba ia teringat kinan.

"Ada satu jaket nganggur. Kalian mau?" Tawar ranu.

Ana berbalik cepat.

Ranu berjalan ke arah mejanya. Ia mengambil sesuatu dari dalam laci meja fino. Ia berjalan mendekati ana dengan sebelah tangannya membawa jaket bewarna cokelat tua yang terlipat rapi.

"Ini pakai aja," ranu memberikannya.

"Ini punya siapa?" Tanya ana.

"Punya fino. Tadi dia ketinggalan di kursi. Terus gue simpen di laci. Pakai aja."

"Enggak ah. Ran. Nanti fino tahu dia marah lagi."

"Emang buat siapa? Kalian?" Tanya ranu mulai penasaran.

"Bukan, buat kinan." Sahut yuli.

"Kinan kenapa?" Ranu tampak khawatir.

"Biasalah perempuan," jawab ana pelan.

"Hah?" Ranu tak paham.

Yuli mengambil cepat jaket itu, "Ya udah gak apa-apa. Pinjem dulu ya ran. Tolong bilangin sama fino. Nanti dibalikkin." Yuli setengah berlari menuju kelas kinan diikuti ana.

Ranu bingung dalam diam.

"Hah! Nanti kalo fino lihat gimana?" Tanya kinan panik saat ana mulai melingkarkan jaket itu di pinggangnya.

"Yang penting sekarang lo bisa balik pakai jaket ini." Ana mengikatkan jaket itu di pinggang kinan dan menutupi warna merah di belakang rok temannnya itu. "Jam segini paling dia udah pulang." Tambahnya.

"Ranu tahu?" Tanya kinan malu.

"Dia tahu pun gak mungkin dia bilang ke orang-orang." Jawab ana.

"Gue malu," wajah kinan sudah tampak tak ceria lagi.

"Hal kayak gini udah biasa buat anak sekolah. Lo gak usah malu." Seru yuli.

"Yuk!" Ajak ana untuk pulang. Mereka berjalan bersama menuju gerbang sekolah.

Dari depan kelas Ranu mengintip dengan pelan ke arah kelas IPA5 dan melihat kinan dan teman-temannya keluar. Tampak kinan dengan jaket dipinggang dan berjalan sedikit pelan.

Ranu senyum sungging. Ia mengerti kenapa ana dan yuli menginginkan jaket itu. Senyum ranu merekah dan ia kembali menyelesaikan piketnya dengan cepat.

Kinan dan teman-temannya berdiri di depan gerbang sekolah seperti menunggu seseorang.

"Lo mau naik apa?" Tanya dewi.

"Naik taksi aja." Sahut yuli.

"Gila lo! Jangan lah. Taksi kan kursinya kain. Bisa-bisa nembus di kursi taksinya." Sambar ana.

Kinan mengangguk.

"Naik ojek aja biar cepat. Lo siapin tissue basah, nih." Ana memberikan sebungkus tissue basah yang tampak menipis. "Nanti lo turun, lo bersihin dikit-dikit tempat duduknya. Jangan sampe kelihatan abangnya." Sambungnya.

Kinan mengangguk.

"Darimana lo dapat jaket itu?" Tanya seseorang dari samping.

Kinan dan teman-temannya menoleh. Fino berdiri dengan wajah meneliti jaket di pinggang kinan bersama teman-temannya. Kinan tampak paling kaget dari yang lain.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang