BAB 70 | After all .....

43K 1.8K 214
                                    

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Ting! Ting! Ting!

Kinan mendongak. Fino didepannya sedang memegang sendok dan garpu. Cowok itu sengaja membunyikannya. Kinan mengerutkan kening. Fino memberikan senyuman manisnya.

"Senyum dong. Dari tadi gue lihat lo murung mulu. Mikirin gue ya " terka Fino. Ia sengaja membuat gadis itu tersenyum. Bukan hanya Kinan yang bersedih tapi dirinya juga. Sekuat tenaga ia menahannya sejak pagi. Andaikan ia mampu mengungkapkan perasaanya untuk menahan Kinan supaya jangan pergi, maka ia sudah melakukannya.
"Ge-er banget sih lo." Kinan mencoba melebur.

Fino menatap wajah Kinan dalam. "Besok kita jalan ya." Ajak fino.

Kinan kaget. Ia diam sesaat, "Fin..."

"Gak ada kata tidak. Setiap gue ajak jalan, lo gak pernah nolak. Jadi besok juga. Gue mau ajak lo nonton film baru terus makan burger sampe lo kenyang. Besok gue jemput." Ucapnya yakin. Fino melirik sekelilingnya. "Gue ambil air dulu." Ia bangkit dan meninggalkan kinan sendiri. Ia sengaja melakukan hal itu. Seperti itu perpisahan yang ia buat untuk Kinan.

"Fin..." kinan berusaha membantah.

Megan mendekat, "Pulang yuk. Udah jam delapan." Ajaknya.

Kinan menghela napas dalam dan berat. Ia bangkit. Ia mulai memeluk teman-temannya satu persatu. Fino ada dihalaman belakang memandangi kinan melalui jendela besar yang transparan. Ia enggan berhadapan dengan Kinan. Ia tidak sanggup. Fino berbalik dan menahan rasa sedihnya.

Melihat kinan yang pamit pulang, Ana, Yuli, Dewi, dan Riki juga ikut pulang. Kinan melihat Fino yang membelakanginya di halaman belakang rumah Dani. Saatnya ia pergi.

Ana, Yuli, Dewi dan Riki mengantar Kinan hingga didepan rumah gadis itu. Mereka juga mengucapkan kalimat perpisahan.

***

Kinan dan Megan tiba dirumah. Mamanya sedang sibuk membungkuskan makanan untuknya. Didi dan kemal sedang menonton tv. Sedangkan gunawan masih di ruang kerjanya. Kinan masuk kamar dan melanjutkan packing nya yang masih tersisa.

Kinan keluar dari kamar mandi dan merapikan pakaiannya sekali lagi. Ia sudah mengganti pakaiannya dengan sedikit lebih tebal untuk di pesawat nanti. Hp kinan berdering. Fino meneleponnya.

"Halo," sapanya berat.

"Lo lagi apa?" Tanya Fino tenang.

"Hmm, lagi..." Kinan tidak ingin mengatakan kalau dirinya tengah bersiap untuk ke bandara.

"Gue ada di depan rumah lo. Bisa keluar sebentar?" Pinta Fino.

"Iya," Kinan setengah berlari menuju pintu depan.

Kinan muncul dari dalam rumah dengan hp yang masih menempel di telinganya. Ia melihat fino yang sudah berdiri di depan halamannya sambil menenteng jaket hijau tua yang ia pinjam tadi.

Fino terlihat berusaha menendang debu halaman rumah kinan yang bersih itu seolah membunuh waktu. Kinan mendekat.

"Kenapa," Langkah Kinan terasa berat sekali.

Fino menatapnya sendu dari atas sampai bawah. "Lo udah mau tidur, ya?" Tanyanya basa-basi. Padahal dengan jelas baju yang kinan pakai sekarang berbeda dengan sebelumnya. Pakaian ini lengan panjang dan lebih tebal, jauh dari tampilan pijama tidur.

Kinan mencoba untuk menjawab tapi mulutnya seolah terkunci.

"Ini," fino melepaskan jaket yang dipinjamnya tadi. "Gue mau kembalikan jaket lo." Ia tidak mengatur semuanya. Tapi saat pertanyaan itu keluar dari mulut Megan, terlintas apa yang ingin ia lakukan.

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now