BAB 67 | This is how family look-alike

26.5K 1.2K 20
                                    

REVISI : 10 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!


Megan terkena usus buntu. Ia harus segera dioperasi. Ardina sudah di perjalanan pulang menuju rumah sakit. Gunawan bahkan meninggalkan kelasnya lebih cepat. Megan sudah diimpus dan tertidur di ruang IGD rumah sakit. Ia sudah di beri obat penenang agar bisa tidur sejenak karena sakit yang terus menyerang.

Kinan dan keluarganya sudah berkumpul semua dikamar inap Megan. Ardina bahkan tak henti-hentinya mengeluh kenapa ia tidak pernah tahu kalau Megan menyimpan penyakit yang sudah lama ia simoan sendiri. Kemal hanya bisa menenangkan mamanya. Sedangkan didi tetap di sana menemani kinan yang juga tampak sedih. Gunawan sibuk mengurus beberapa surat dan berjumpa dokter mengenai usus buntu megan.

Kinan tak lepas berdiri dari samping megan menemani adiknya yang kesakitan. Megan masih ketiduran karena obat bius yang tersisa ditubuhnya sehabis operasi. Gunawan dan yang lain pulang sedangkan Ardina menemani megan. Awalnya kinan meminta untuk tinggal tapi besok ia harus sekolah makanya ia mengalah.

Keesokannya berita soal megan masuk rumah sakit sudah tersebar satu sekolah. Sama hebohnya dengan berita Lisa mengurung kinan di gudang belakang. Bahkan Lisa harus diperingatkan oleh wali kelasnya agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Semua karena fino. Ia melapor kepada wali kelasnya secara langsung dan melaporkan apa yang sudah lisa lakukan pada kinan.

Sepulang sekolah, teman-teman kinan meminta untuk ikut menemui megan seperti wiji , doni dan dani.

Fino dan ranu hanya ikut saja. Sedangkan Ana, Yuli dan Dewi mungkin terpaksa ikut karena tidak enak hati pada kinan. Tapi kinan yakin mereka semua baik hati. Hanya saja mereka tidak kenal megan.

Megan sadar dari tidurnya dengan lebih waras. Sejak tadi malam setelah operasi, ia bangun dan tidur kembali dalam beberapa kali. Belum lagi ia mengeluh rasa sakitnya yang semakin terasa karena efek samping obat anti nyeri yang mulai menghilang. Ia juga baru bisa meneguk air putih pertamanya setelah buang angin tadi. Tubuhnya lebih ringan.

"Kinan mana, ma?" Tanya megan pertama kali.

"Sekolah," jawab Ardina. Ia bahkan cuti dari sekolah hari itu.

"Belom pulang?" Megan tampak khawatir.

"Belom. Kan ada kelas tambahan."

"Ma, telepon kinan tanyain lagi dimana? Dengan siapa?" Megan panik.

"Megan kenapa? Gak biasa-biasanya kamu begini." Ardina bingung.

"Mereka kan udah baikan, ma." Sahut Kemal sedang duduk disamping tempat tidur Megan.

Ardina tersenyum. "Sebentar lagi juga dia datang."

"Ma telepon. Megan gak tenang kalo gak tahu kinan dimana." Megan memaksa.

"Iya, iya ini mama telpon." Ardina mengambil hp nya. Pintu kamar terbuka. Kinan muncul.

"KINAAAAAAN!!! Lo kemana aja. Gue baru mau marah sama lo pakai telpon mama." Gerutunya. Tangannya menjulur ke depan untuk meraih Kinan.

"Kenapa ma?" Kinan malah bingung. Ia berjalan mendekati megan.

"Sepertinya sekarang dia bakal manja sama kamu daripada sama mama." Ejek Ardina menjauh. Ia memberikan ruang pada kedua putrinya.

Kinan memeluk megan dengan lembut. Megan membalas pelukan itu. Mereka benar-benar mengisi satu sama lain. Megan mengelus punggung Kinan dengan lembut. Ia sayang sekali dengan Kinan. Entah sejak kapan rasa itu datang. Seingatnya, saat ia sadar dari operasi, hanya Kinan yang dicari dan diingatnya.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang