BAB 44 | She talked with Riki

23.9K 1.2K 8
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Terdengar suara langkah kaki menyerbu keluar kelas. Kinan dan dewi memasukan buku tulis mereka. Ana dan yuli datang menyusul mereka.

"Gue mau ke toilet dulu, ya." Ucap kinan.

"Iya sama,"sahut yuli.

Mereka berjalan menuju toilet yang ternyata dipenuhi oleh murid lainnya yang juga mengantri. Megan keluar dari toilet itu dengan salah seorang cewek yang kinan ketahui sebagai teman sebangku megan di kelas.

Beberapa saat mereka bertatapan. Kinan tidak memberikan senyum atau apapun. Ia hanya memandangi. Sedangkan megan melirik sekilas lalu pergi dari sana.

Selama mereka satu sekolah, baru kali ini mereka berpapasan satu sama lain. Tidak pernah ada kesempatan untuk saling bertemu selama ini, selain saling menghindar satu sama lain.

Kinan dan temannya yang lain berjalan menuju gedung olahraga. Namun mereka berpapasan dengan fino dan timnya di depan pintu masuk yang sedang nongkrong. Pertandingan mereka akan dimulai besok melawan tim yang terdiri dari anak kelas 10.

Mereka semua hanya saling tegur sapa dan tersenyum satu sama lain. Lalu kinan masuk ke dalam gedung yang sudah dipenuhi oleh murid SMA Nusa Jaya.

"Rame banget," seru kinan.

"Emang. Ini acara yang paling ditunggu semua orang." Sahut ana.

"Cuma disini lo bisa ngeliatin cowok keren sekolah dengan puas." Sahut yuli.

Kinan tertawa mendengar kalimat yuli.

Pluit berbunyi dan pertandingan pertama dimulai. Terdengar suara riuh pecah para penonton. Ada suara decit sepatu berlari dan tendangan bola yang melayang dilantai gedung itu dan tak lupa teriakan pemain yang saling menyahut.

Kinan memang tidak menyukai olahraga dan ia juga tidak pernah menonton acara olahraga baik itu basket sekalipun. Dan permainan futsal diluar pemikirannya. Ia tidak tahu cara dan aturan bermain.

Yang ia tahu hanya mereka merebut bola dan membuat gol di gawang lawang. Kinan hanya memperhatikan orang-orang berlari yang membuatnya pusing. Ana, yuli dan dewi tampak serius memperhatikan pertandingan dengan sesekali berteriak dan bersorak.

Kinan hanya menopang dagunya menonton acara itu. Dari jauh tampak fino dan timnya masuk gedung olahraga. Kinan memperhatikan.

Melihat fino dengan timnya naik tribun lebih seru daripada menonton futsal, benaknya.

Fino terus menaiki tribun yang berlawanan dengan kinan lalu mengambil tempat yang paling atas.

Ada megan. Fino duduk tepat di sebelah megan dan Rita. Sedangkan ranu memilih duduk paling ujung dari mereka. Fino dan megan tampak akrab. Mereka bercakap dan sesekali tertawa. Kinan menghela napas.

"Seru gak?" Tanya fino sesaat ia duduk di sebelah megan yang sedang topang dagu menonton futsal.

"Biasa aja," jawabnya sambil melirik ranu yang duduk jauh darinya.

Fino tahu apa yang megan lakukan barusan. "Besok dia turun main. Lo duduk paling bawah teriak paling kencang."

Megan tertawa, "Sial lo!?!"

Fino melihat sekelilingnya. Kepalanya tampak celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Tangan lo gimana?" Tanya megan.

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now