BAB 14 | She only has her father

26.7K 1.5K 5
                                    

REVISI : 7 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Saat jam istirahat kedua, Ranu dan Wiji hanya duduk di kelas sambil memainkan hp masing-masing. Ranu teringat sesuatu dan meletakkan hp nya.

"Wiji, hari ini sekolah kita ada murid baru gak?" Tanya Ranu berbisik pada teman sebangkunya itu.

"Enggak, kenapa?" Jawab Wiji tanpa menoleh.

"Lo yakin gak ada?" Ranu tampak ragu.

"Yakin gue gak ada. Masa gue gak update sih?" Wiji mulai kesal diragukan oleh teman sebangkunya.

Ranu yakin kalau Wiji gak mugkin salah. Karena Wiji adalah salah satu sumber informasinya tentang apapun.

"Ji, Megan ada sodara perempuan lain gak?" Suaranya makin pelan.

Wiji menoleh cepat. Wajahnya penuh ejekan. Senyumnya mulai merekah. Dengan cepat Ranu menendang pelan kaki Wiji dan berkata, "Pelan-pelan aja jawabnya."

"Ngapain lo tanya soal itu?" Wiji menelaah.

"Salah gue tanya?" Ranu mulai malu.

"Gak salah sih, aneh aja. Sejak kapan lo peduli Megan ada sodara atau enggak."

"Ada gak?" Ranu mulai tidak sabar.

"Setahu gue sih enggak. Dia memang tiga adik-beradik aja. Kalo ada masa waktu kita datang rumahnya kemarin gak kelihatan? Lagian lo liat sendiri gambar keluarganya cuma mereka aja." Jelas wiji panjang lebar.

"Iya sih," Ranu membenarkan pernyataan Wiji.

Ranu mencoba percaya pada apa yang sudah terbukti. Walau ia yakin kalau gadis yang dilihatnya kemarin pasti berhubungan dengan megan. Ranu menghiraukannya dan kembali sibuk dengan hp nya.

***

Kinan sedang bermain dengan laptopnya di meja makan sambil menyantap eskrim rasa vanila yang dia ambil dari dalam kulkas.

"Siapa suruh lo makan eskrim gue?" Suara Megan terdengar pelan tapi tajam dan penuh amarah.

Kinan kaget dan bergegas berdiri. "Sorry, aku gak tahu ini punya kamu. Tadi aku lihat terus aku makan aja." Kinan mengelap ujung bibirnya. Ini pertama kalinya ia berbicara dengan bahasa indonesia selain dengan Rowan, Jena dan Rian. Dan ini juga pertama kalinya ia berbicara dengan Megan dalam situasi genting.

"Menurut lo, kalo lo lihat barang di kulkas bisa lo makan gitu aja? Lo pikir lo siapa?"

Kinan menunduk dengan rasa bersalah.

"Gak ada yang berani makan eskrim atau cemilan gue. Kemal sama didi aja gak berani." Megan terdengar marah.

"Sorry, Megan. Nanti aku ganti."

"Gak perlu. Gue gak mau hutang budi sama lo." Megan melihat laptop Kinan diatas meja. Kinan memiliki laptop mahal yang diincarnya. Sedangkan ia baru memiliki hp terbaru belum lama.

"Sorry, ya." Kinan masih berusaha berbaikan.

"Berisik lo!" Megan mendorong tubuh kecil Kinan hingga terhuyung pelan.

Megan menuju kulkas dan mengambil eskrim yang sama. Ia kembali berdiri di depan Kinan.
"Besok lo pergi sekolah dengan papa. Biar gue dengan mama. Gue gak mau satu sekolah tau kalo kita sodara."

"Kalau mereka tahu kenapa?" Kinan mengernyitkan dahinya.

"Menurut lo, gue mau gitu ditanya sama orang-orang kenapa tiba-tiba sodara gue datang. Kembaran pula." Megan melirik Kinan tidak suka.
"Gue bersyukur muka gue sama lo gak mirip."

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now