BAB 43 | The opening game

24.2K 1.2K 8
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Ranu masuk ke dalam ruang bimbel dengan wajah girang karena ia sudah menunggu hari ini tiba. Karena hanya hari ini ia bisa dekat dengan kinan.

Namun kegirangannya hilang ketika lima menit kelas berjalan kinan tidak kunjung tiba. Bahkan fino juga tidak datang.

***

Kinan memeriksa email nya. Mencari apakah ada pesan penting yang muncul dilayar laptopnya. Beberapa kali ia bolak-balik mengecek dan hasilnya nihil.

Padahal ia menunggu Rian mengirimkan pesan padanya. Namun cowok itu seolah lupa padanya dan menghilangkan jejak. Kinan bisa saja memulai terlebih dahulu dan mengirimkan email pada rian. Namun ia bingung harus memulai dari mana setelah beberapa bulan tidak bertemu.

***

Kinan berjalan menuju ruang majelis guru untuk menemani dewi menemui wali kelas mereka. Namun kinan malah berpapasan dengan ranu disana. Tidak ada senyum di wajah kinan untuk ranu. Namun cowok itu tak pantang menyerah. Ia memberikan senyuman termanisnya diwajah oval itu.

"Kamu gak bimbel lagi?" Tanya ranu pelan dan dipastikan hanya kinan saja yang bisa mendengar.

"Enggak," jawab kinan cuek.

"Kenapa?"

"Aku gak cocok sama sistem belajarnya." Jawab kinan asal.

"Alasan kamu bagus. Kamu pasti pinter kalau disuruh mengarang bebas." Ranu senyum kembali. "Fino juga gak datang tadi malam."

"Kenapa?" Kinan menoleh.

"Perlu aku tanyakan sama orangnya langsung?" Tanya ranu serius.

"Eh, jangan. Gak usah." Kinan pergi dari hadapan ranu.

***

Kinan tersadar dari tidur sorenya. Sepulang sekolah tadi ia langsung menghambur diatas tempat tidur masih dengan baju sekolahnya. Suara di luar kamar membangunkannya. Ia sempoyongan mengumpulkan tenaga untuk berjalan menuju pintu.

Kinan membuka pintunya dan melihat ke arah sumber suara dan ia melihat keluarganya sedang duduk di meja makan sambil tertawa.

"Kinan sini, sayang," panggil ardina.

Kinan mencoba membuka matanya karena kaget.

"Kak sini," panggil didi sambil melambai.

"Dia capek banget kayaknya," sahut kemal penuh tawa.

Kinan masih di depan pintu kamarnya. Termangu. Megan berjalan ke arah kinan lalu menarik tangan kinan mengikutinya.

"Sini duduk sebelah aku." Ucap megan penuh hangat.

"Kalian mirip lama-lama." Ucap Gunawan sambil tertawa.

"Masa sih, pa? Megan dengan kakak kan bukan kembar identik." Megan menoleh ke arah kinan dengan penuh senyum.

Kinan masih terkejut dengan keadaannya. Kinan melihat segelas air di depannya. Ia meraih gelas itu lalu ia mencoba meminumnya karena dahaga yang tiba-tiba saja muncul melihat kebahagiaan keluarganya. Air itu tumpah.

Kinan membuka matanya dan melihat dirinya masih dikamar berbaring diatas tempat tidur dengan posisi melintang dan masih dengan seragam olahraga.

Terdengar suara bising dari arah luar. Kinan bangun dan membuka pintunya. Kinan melihat kalau megan, mamanya dan didi sedang ada di meja makan tengah mengobrol dengan beberapa bungkus makanan didepan mereka. Kinan teringat mimpinya yang barusan ia alami.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang