BAB 47 | She never wanna be here

22.9K 1.2K 9
                                    

REVISI : 8 OCT 2018.


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Megan masuk ke dalam rumah lalu langsung menuju kamar kinan. Ia membuka pintu kamar itu namun terkunci. Ia mengetuk dengan kuat hingga beberapa kali. Masih tidak ada jawaban.

"Megan kenapa ribut sekali?" Tanya Ardina yang turun dari lantai dua.

"Kinan mana, ma?" Suaranya mulai mengendur.

"Mungkin sudah tidur."

Megan semakin kesal.

"Sudah kamu tidur juga. Papa kamu sudah tidur ini. Besok pagi-pagi mau ke bogor." Perintah Ardina.

Megan mengiyakan mamanya lalu mengurungkan niatnya untuk marah malam ini. Besok adalah kesempatannya. Mama, papa dan didi akan pergi ke bogor untuk acara pernikahan kolega dan kemal selalu ada kegiatan kampus dipagi hari.

"Liat aja besok lo." Kata megan pelan lalu pergi.

Didalam kamar kinan ketiduran sambil membaca buku dengan headset ditelinganya.

***

Pagi itu langit tampak berawan. Gunawan, ardina dan didi sejak pukul 7 pagi sudah berangkat dari rumah. Kepergian mereka di antar oleh kinan di depan rumah. Tak lama kemal juga ikut pergi meninggalkan rumah. Tinggal dirinya dengan megan dirumah.

Kinan masuk lalu mengunci pintu. Ia bergerak menuju kamar mandi untuk mandi pagi itu. Ia mencuci rambutnya dan membersihkan tubuhnya dengan sangat teliti. Hari minggu adalah hari dimana ia bisa memanjakan tubuhnya sedikit lebih baik dari hari biasa.

Selesai mandi kinan menyantap nasi uduk yang papanya beli tadi pagi di depan komplek. Wangi nasi uduk bercampur bawang goreng itu sangat menggugah selera.

Ia mengambil satu bakwan dan telor mata sapi lalu mengaduk nasi uduknya menjadi satu kesatuan dengan sambal. Selesai sarapan kinan menghabiskan teh hangat manisnya. Lalu ia kembali ke kamar dan membuka laptopnya.

Sekitar pukul 11 siang, megan turun dari kamarnya dalam keadaan sudah mandi dan rapi. Ia mengenakan baju yang cukup cantik karena ia mau ke mal bersama temannya. Ia membuka kulkas lalu mengambil minuman kotaknya dan memasukkan sedotan ke dalam mulut air kotak itu kemudian menghirupnya perlahan.

Megan berjalan menuju kamar kinan lalu membuka pintu kamar itu kemudian membantingnya. Kinan kaget. Ia langsung menutup laptopnya lalu berdiri menghadap megan.

"Lo kenapa?" Tanya kinan sedikit takut.

Megan meletakkan air kotaknya diatas meja belajar kinan. Ia mendekat lalu mentoyor kepala kinan dengan kuat hingga kinan terhuyung ke samping.

"LO KENAPA?" teriak kinan histeris.

"Lo tukang bohong. Lo saudara yang gak bisa diuntung. Lo penipu. Lo malu-maluin gue di depan orang. Lo buat gue kayak orang bego didepan semua orang." Megan menendang tulang kering di kaki kinan.

"Arrgh!?!" Kinan menjerit. "Lo kenapa sih megan? Apa salah gue?"

"Gue tanya sama lo. Jawab sejujurnya." Megan melipat tangan didepan dada. "Lo satu kelas di bimbel dengan ranu?"

Kinan kaget. Ia heran bagaimana megan tahu hal itu. Namun pikirannya langsung tertuju pada Fino yang menjadi satu-satunya orang yang bisa melakukan apa saja.

"SIALAN LO, JAWAB!?!"

Kinan mencoba duduk. "Iya." Ia diam sesaat. "Tapi itu dulu. Setelah itu gue gak ikut lagi. Sumpah!?!"

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now