BAB 42 | His kindness

24.4K 1.3K 12
                                    

REVISI : 8 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Fino membawakan lembar kerja fisika teman sekelasnya ke majelis guru. Ia meletakkan buku itu diatas meja guru fisikanya.

"Fin, sehat?" Sapa guru olahraga.

"Sehat, pak." jawabnya.

"Tangan kamu gimana?" Tanya guru olahraga itu sambil memperhatikan pergelangan tangan fino.

"Sehat pak."

"Siap untuk futsal?" Pertanyaan itu menggelitiknya.

Fino tampak murung. "Sepertinya tahun ini saya gak ikut, pak."

Guru olahraga tampak kaget. "Kenapa?"

"Emm... saya gak ada panggilan buat main."

Guru olahraga tampak menerawang sesuatu. "Oh, sayang kalau gitu. Padahal syaratnya sudah dirubah loh."

Fino tidak begitu menanggapi dan ia berlalu pergi.

***

Saat di depan kantin, fino melihat kinan turun dari lantai atas. Keisengan fino muncul. Ia sengaja duduk di salah satu bangku panjang di kantin diantara cewek-cewek lain yang sedang makan disana.

"Numpang sebentar," ucapnya. Cewek-cewek itu hanya mengangguk.

Kinan tidak melihat keberadaan fino. Dengan santai ia lewat didepan fino. Dan dengan sengaja fino menjulurkan kakinya agar mengenai kinan yang sedang berjalan.

Seketika kinan terjatuh dengan kedua telapak tangan mencium lantai terlebih dahulu dan kedua lututnya menekuk lantai.

"Oops!" Seru fino. Ia berdiri. Suara riuh beberapa orang yang tertawa nelihat kejadian itu mulai terdengar.

Kinan masih meringis di lantai dan berusaha berdiri. Dewi yang berada disana membantu kinan berdiri. Kinan menepuk kedua telapak tangannya.
Sayangnya, telapak tangan sebelah kiri berdarah karena ada goresan terkena kotoran dan beberapa pasir dilantai itu. Kinan berusaha mengelap darahnya dengan mengusap dirok hitamnya.

"Mau lo apa sih?" Kinan tampak kesal.

Fino masih tertawa kecil walau uratnya sudah mengendor saat melihat tangan kinan terluka. Di hati kecilnya ia ingin sekali meminta maaf pada gadis itu karena luka itu namun di sisinya yang lain ia merasa puas. Kinan pergi dari pandangan fino lalu menuju warung.

"Mau ke UKS?" Tanya dewi khawatir.

"Gak usah. Sedikit aja kok." Kinan berusaha menyembunyikan tangannya yang tergores.

Fino melepas kepergian kinan yang tampak cuek dengannya. Di ujung meja disana tampak megan yang memperhatikan tingkah laku fino sedari tadi. Ada sedikit rasa senang dan kesal saat melihat fino menatap kinan.

***

Bel istirahat berbunyi dan murid berhamburan keluar. Kinan dan dewi hanya duduk di kelas. Tak lama, datang ana dan yuli yang ikut nimbrung.
Doni dan dani juga tidak keluar dari kelas dan sibuk memainkan hp masing-masing.

Wiji masuk ke dalam kelas dengan wajah bahagia. "Pengumuman futsal udah keluar." Ucapnya. setengah teriak di depan kelas.

Spontan semua orang menoleh termasuk kinan.

"Terus gimana?" Tanya doni tidak sabar.

"Apa isinya?" Sahut dani ikut penasaran.

"Tahun ini anggota timnya bebas." Seru wiji setengah berteriak.

Kinan's Life Story (SELESAI)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum