BAB 9 | Her present

27.9K 1.5K 11
                                    

REVISI: 7 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Kinan keluar dari kamar dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Wajahnya hari ini begitu ceria sekali. Ia menuju meja makan dan sudah ada nasi uduk lengkap dengan telur dadar, orek tempe dan teh manis hangat.

Kinan duduk dikursi yang ia biasa tempati. Ia mengaup semua makanan ke dalam piringnya. Cuaca dingin sangat pas untuk di jejali nasi uduk.

Rowan memberikan sebuah kotak berukuran sedang pada Kinan. "Cuma ini yang bisa Owen berikan untuk kamu. Semoga kamu suka. Selamat ulang tahun my litte pony." Rowan bangkit dan mencium ubun-ubun Kinan.

Senyumnya merekah. "Thank you so much Oweeeen." Ia membalas pelukan owennya itu.

Kinan membuka kotak tersebut dan melihat sebuah lampu meja berukan kecil. Namun yang membuatnya berbeda adalah penutup lampu tersebut yang merupakan kertas kanvas dan digambar oleh Rowan dengan tangannya sendiri. Gambar-gambar itu abstrak dan tidak beraturan namun terlihat indah.

"Ini hadiah dari nana." Jena memberikan sebuah kotak kecil.

Kinan menerimanya, "Thank you, nana." Ia membukanya. Sebuah jam tangan kulit bewarna cokelat tua. Kinan langsung memakainya saat itu.

Mereka lalu melanjutkan sarapan. Rowan menatap kinan lekat. Ada relung di dalam hatinya yang sedih. Tapi kebersamaan ini membuatnya bisa sedikit menyimpan kenangan.

"Nanti pulang sekolah langsung pulang ya bantuin nana masak untuk makan malam. Kita akan undang keluarga Rian malam ini untuk makan bersama." Ujar Jena.

Kinan tersenyum sungging, "Okay."

***

Kinan mondar-mandir di dapur membantu Jena memasak dan mempersiapkan meja makan. Hari ini Jena akan memasak masakan indonesia andalannya yang banyak disukai oleh siapapun yang pernah merasakannya.

Tok. Tok. Tok. Pintu depan diketuk.

"Excuse me, you got package." Teriak petugas pos. (Permisi, ada paket!)

Kinan membuka pintu. Ia mengambil paket itu dari petugas pos lalu melihat nama yang tertera di pengirim. Gunawan Adi. Wajahnya penuh bahagia.

Kinan kembali masuk ke dalam rumah dan membuka bungkusan paket itu di atas meja makan. Ia melihat sebuah sepatu Nike keluaran terbaru bewarna biru tua tanpa tali dan hanya stripe busa tempel tiga garis, persis kesukaannya. Kinan terseyum gembira. Ia senang mendapatkan hadiah dari papanya. Walaupun hanya sebuah sepatu.

Terlepas dari itu semua, ia senang karena papanya tahu seperti apa seleranya. Kinan menang menyukai sepatu simple tanpa tali seperti itu.

"Tahun ini papa kamu kirim sepatu?" Tanya Jena dari dapur.

"Yeah!" Kinan beranjak menuju kamarnya lalu mengambil handphone dan menelepon papanya. Namun belum sempat nada dering tersambung, Kinan sudah lebih dulu mematikannya. Ia melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul lima petang.

Di sana sekarang jam lima pagi, papa pasti lagi tidur, ucapnya pada diri sendiri. Nanti saja teleponnya, serunya lagi. Kinan meletakkan hp nya dan kembali ke dapur setelah ia melepaskan sepatunya dan di biarkan tergelatak di lantai kamar.

***

Acara makan malam sudah selesai dan mereka mulai melakukan hal masing-masing. Rowan, jena dan orang tua Rian mulai membicarakan hal orang dewasa di ruang tengah dengan alunan musik pop indonesia pada jaman mereka. Adik Rian sibuk dengan hp nya di antara para orang tua. Sedangkan  Kinan dan Rian duduk di meja kecil di dekat dapur sembari menikmati snack after dinner.

Kinan's Life Story (SELESAI)Место, где живут истории. Откройте их для себя